Lunch Box.

1K 61 10
                                    

Dari banyaknya ruang kelas serta jumlah murid lelaki yang tidak sedikit, ia selalu bertanya, mengapa harus dihadapkan pada sesosok siswa yang statusnya duduk di bangku bagian tengah kelas yang tidak banyak bicara itu. Tak ada rasa benci, juga tak ada rasa keberatan untuk mengakrabkan diri dengan manusia yang— baiklah manusia itu memang sedikit membuatnya kesal atau sejujurnya mengusik suasana hatinya? Mari kita lihat.

Pagi hari di sekolah khusus laki-laki ini dilalui seperti hal nya hari-hari lain. Gedung bertingkat dengan cat merah bata diluar namun hijau disetiap ruang kelas beserta cat putih disudut penting, lapangan basket yang tidak pernah absen oleh beberapa siswa meski sekadar digunakan oleh pertandingan antar satu lawan satu, lapangan sepak bola yang memiliki alas rumput hijau segar, kantin yang menyediakan banyak kudapan, ruang perpustakaan, ruang kesehatan, serta masih banyak harta lainnya mengenai sekolah ini hingga salah satu ruang kelas 3 yang semula terdengar gaduh mendadak senyap saat wali kelas dengan tongkat mengajar itu mengetuk meja yang berada pada muka ruang kelas.

"Perhatian seluruhnya, menindaklanjuti hasil dari diadakan nya rapat koordinasi dengan kepala sekolah beserta seluruh wali kelas 1-3, maka telah diputuskan bahwa mulai besok hingga 30 hari ke depan siswa kelas 3 akan menjadi percontohan untuk program bekal sehat gizi seimbang mengingat kalian yang mulai memasuki masa ujian dengan jadwal yang semakin padat sehingga kebutuhan gizi tentu menjadi perhatian utamanya," jelas Mrs. Choi yang sungguh, suaranya terdengar tegas terutama ketika mata itu memicing memerhatikan ekspresi kedua puluh lima siswa didalam ruang kelas ini.

"Setiap siswa akan mendapatkan jurnal yang nantinya digunakan untuk mengisi menu makan apa saja yang dibawa maupun didapatkan termasuk minuman yang dikonsumsi sebagai laporan harian yang akan diperiksa oleh wali kelas serta monitoring dari tim kesehatan setiap jam pelajaran berakhir," Mrs. Choi yang tengah serius menyampaikan informasi tersebut mendapatkan interupsi dari salah seorang siswa berkacamata yang dengan tidak sabarannya meminta ijin kemudian berlalu untuk segera bertemu dengan ruang bernama kamar mandi, ya, atau kalian bisa menyebutnya sebagai ijin ke toilet.

"Untuk hari pertama, diwajibkan bagi seluruh siswa membawa bekal dan mengkonsumsinya nya sendiri namun, hari selanjutnya sampai masa percontohan berakhir kalian akan saling bertukar bekal dengan acak setiap harinya."

Gaduh.

Ruang kelas mendadak gaduh.

Lipatan pada dahi menandakan banyak ekspresi.

Tentu saja, siapa yang tak terkejut mendengar sistem bertukar bekal yang artinya kau tidak akan tahu bekal dengan isian apa yang akan didapatkan, sebersih apa peralatan makan yang digunakan— baiklah untuk yang satu ini bisa dihapus dari pikiran terburuk sebab ada kemungkinan mereka masih bisa menggunakan peralatan makannya sendiri, atau jenis minuman dengan rasa apa yang akan menjadi penutup makan nantinya. Bagi mereka yang memang rutin mendapatkan asupan maupun bekal sehat tentu merasakan panik luar biasa sebab terbiasa dibekali dengan menu makan sehat dan lengkap, juga adanya kekhawatiran akan dimasukkannya sesuatu yang buruk juga terasa seperti ancaman bagi mereka saat ini.

"Tunggu Mrs. Choi, untuk apa kami membawa menu makanan yang mungkin saja sudah cukup baik kemudian ditukar seperti itu? Mujur, jika kami mendapatkan menu makan yang tak beda jauh atau mungkin lebih baik, tapi jika tidak? Tentu saja merugikan kami," siswa dengan name tag bermarga Kim itu mulai bersuara, siswa yang sudah dikenal memiliki kehidupan sehat luar biasa terlihat dari isi bekal yang ia bawa setiap hari. Komposisi 50% sayur dan buah, serta 50% makanan pokok dan lauk pauk, serta air putih dalam botol yang tak pernah absen dari kegiatannya cukup menegaskan bahwa asupan gizi yang ia terima sangat baik.

"Itu dia. Program ini diadakan bukan tanpa tujuan, siswa Kim. Bertukar bekal dengan acak akan membuat mu mendapatkan menu yang tentu berbeda kualitas gizi nya setiap hari. Hal itu juga sebagai salah satu bentuk pantauan dari program ini, sebab itu jurnal yang kalian dapatkan harus diisi dengan sedetail mungkin. Bekal kalian akan dikumpulkan setiap pagi disamping meja saya dengan eco bag yang difasilitasi dari sekolah termasuk peralatan makan serta kotak bekal yang ada didalamnya."

YOUR(S) [ NAMJIN ] ✔Where stories live. Discover now