KELUASAN BUMI

Mulai dari awal
                                    

"Kamu tidur cukup baik, sehingga pemulihan luka dalam dirimu dan tanganmu pun mendapat progress yang baik," ujarnya dengan senyum.

Bahasa yang sangat akrab di telinganya. Sibuk dia mencerna apa yang terjadi, Alberto sahabatnya masuk dengan wajah berkaca-kaca.

"Akhirnya kamu bangun, brother,"

"Aku di mana?" tanyanya untuk pertama kali.

"Kita di Jerman. Kakek dan nenekmu sebentar lagi akan ke sini,"

"Jerman? kenapa aku ada di sini? Asteroid?" tanyanya mulai berontak.

Bumi memaksakan tubuhnya yang belum pulih bergerak, ngilu rasanya saat dirinya memaksakan hal tersebut.

"Maka aku pikir kamu harus dibuat tidur lebih lama, ini sudah dua minggu. Asteroid baik-baik saja,"

"Apa yang terjadi? kenapa aku harus ada di sini?" tanya Bumi tidak mengerti.

"Tanganmu perlu diselamatkan, hal yang kami coba lakukan agar orang yang kamu kasihi tetap berlapang hati,"

Bumi melihat tangannya yang dibebat oleh perban.

"Tangan seorang seniman itu penting," sambung Alberto lagi.

Bumi tidak ingin lagi bertanya banyak saat nenek dan kakek dari pihak ibunya datang. Senyum Mamanya tercetak di wajah neneknya yang sudah sepuh. Dipeluknya Bumi erat, ini ternytata rasanya dia pulang ke rumah.

Di belahan Bumi lain. Gautama sedang dilanda kisruh yang luar biasa. Gasendra Gautama mengadakan Press Conference untuk menyibak benang yang kusut saat Rawindra dijatuhi hukuman seumur hidup karena kesalahannya yang menjalankan bisnis secara kotor, pembunuhan serta penculikan dan percobaan pembunuhan kepada cucunya sendiri.

lelaki itu berdiri di depan kamera yang menyorot ke arahnya. Dia langsung membungkukan badannya.

"Pertama-pertama saya mohon maaf atas keributan yang terjadi akhir-akhir ini," ujarnya tulus.

Gasendra menatap semua mata wartawan yang mengarah padanya.

"Gautama tidak kotor sepenuhnya karena para karyawan tetap bekerja tulus untuk keluarga mereka. Perusahaan ini akan tetap berdiri dengan alih kepemimpinan di pimpin oleh Bagus Gautama," ujar Gasendra yang membuat wartawan bertanya-tanya.

Bagus masuk ke ruang press conference. Membungkukan badannya.

"Beliau memiliki garis keturunan yang sama. Saya rasa beliau paling berhak dengan posisi ini," ujar Gasendra lagi.

Wartawan mulai bertanya.

"lalu apa yang akan anda lakukan setelah ini?"

"Saya akan melanjutkan cita-cita sederhana saya," ujarnya.

Bagus berdiri dengan visi misi perusahaan yang baru. Menelusupkan semangat kepada para pemegam saham tentang kepercayaannya kepada mereka. Gautama tidak perlu hilang, yang perlu dibereskan adalah yang membuat rusak bisnis yang bisa dijalankan dengan benar.

"Mohon bantuan dan bimbingannya kepada semua," ujar Bagus dengan senyum bisa diandalkan.

Renata yang menonton di kediamnnya tersenyum haru, sedari awal dia menyayangi Bagus seperti putranya sendiri walaupun lahir dari perempuan selingkuhan suaminya. Diamnya ternyata membuahkan hasil, dia bisa menjaga orang-orang yang dikasihinya selama ini.

Di kediaman lain, rumah di atas bukit. Angin melambaikan dedaunan di halaman rumah. Perempuan itu duduk di balkon kamarnya mnenatap jauh dengan wajah yang sudah terlihat sehat.  Kejadian malam itu masih suka menjadi mimpi buruk dalam tidurnya, di mana dia melihat Bumi menjadi tameng dirinya yang tidak perdaya.

ASTEROIDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang