NASA : ASTEROID MENDEKATI BUMI

9.3K 766 47
                                    

Gedung teater yang begitu luas penuh oleh penonton. Mereka memakai pakaian formal dengan dandanan yang begitu rapih. Panggung di depan yang terlihat bercahaya kemuning dengan satu piano di tengah dan orcestra di belakangnya.

Penonton menunggu tidak sabar saat pemain musik orcestra sudah duduk di belakang alat musiknya masing-masing. Tidak berapa lama seorang remaja tampan masuk yang disambut gemuruh tepuk tangan penonton.

Wajahnya rupawan dengan rambut coklat sedikit panjang tersisir rapi ke belakang. Jas hitam dan kemeja putih menunjang penampilannya dengan celana serta sepatu berwarna hitam senada.

Dia membungkukan tubuhnya di depan lalu duduk dikursi depan piano. Mata tajam dengan warna mata coklatnya menyapu penonton sekilas lalu menatap orcestra di belakangnya, dia menganggukan kepalanya dan alunan musik pun mengalun indah.

Lalu tidak berapa lama alunan piano terdengar begitu cepat dan teratur membawakan instrumen Bhetoven – Sonata no. 14 (Moonligh) III lalu dilanjut dengan Instrumen Mozart – K.331, III (Rondo Alla Turca) Nada yang begitu cepat yang memperlihatkan kepiawaian jemari Pianist nya, setelah itu nada berubah ke Bhetoven – Fur elise yang nadanya sering jadi backsound kotak musik.

Suara riuh tepuk tangan terdengar gaduh saat selesai menuntaskan alunan symponi indah itu. setelah itu kembali hening saat Pianist menekan tutsnya menghasilkan alunan suara instrumental hasil komposisinya yang berjudul First love, nada yang diawali dengan pelan mengiba hati, lalu beralih lembut menyihir telinga pendengarnya, dilanjut cepat seperti anak kecil yang berlarian riang bermain air dan suara hangat seperti hal dimusim semi.

Harusnya musik ini berakhir sampai di sini karena orchestra di belakangnya sudah menurunkan alat musiknya. Tapi tangan si Pianist tetap bertahan di atas tuts memainkan melodi menyayat hati, begitu pilu, perih terdengar ditelinga para penonton, penonton dibuat haru dan orang-orang musik dibuat kagum dengan komoposisi musik yang tercipta begitu tidak terduga.

Jemarinya berhenti memainkan tuts piano, berdiri dari kursinya dan membungkukan badannya lagi dan tepuk tangan riuh semakin riuh terdengar. Remaja lelaki itu meninggalkan panggung dalam artian sesungguhnya.

Si jenuius musik itu mundur dari dunia panggung yang membesarkan namanya. Berbagai penghargaan dari ajang bergengsi seperti Grammy Awards membuat para pengamat musik menyayangkan pengunduran diri tanpa sebab.

Pianist dan komponis muda itu seperti permata dengan berbagai sekolah musik bergengsi menunggu-nunggu murid jenius itu jadi bagian dari almamater mereka.

Wartawan luar tidak mengulik terlalu jauh, di mana nama BUMI JANUS GAUTAMA mereka begitu sayangkan kenapa harus meninggalkan dunia musik klasik di saat kemampuan dirinya diakui secara global.

***

Berita pagi ini disebuah rumah di atas bukit yang begitu indah, seorang remaja perempuan menekuk wajahnya saat mendengar berita.

“Asteroid besar akan mendekati bumi satu bulan mendatang dan NASA menghimbau agar tetap tenang bahwasannya Asteroid itu tidak akan membuat kerusakan dahsyat dibumi  walaupun ukurannya terbilang cukup besar lebarnya antara 17-40 KM Asteroid dengan nama 52768 (1998 OR2).”

Suara si pembawa berita nyaring dipagi hari menghancurkan mood sipemilik nama yang sama Asteroid.

“Pa, Ma. Coba jelaskan kenapa kehadiran Asteroid begitu mengancam Bumi, padahal siapa tahu dia hanya ingin say, hai kan.” Rajuknya dengan mulut penuh  nasi goreng.

Senja sang papa tersenyum sambil melirik isterinya yang duduk di sebelahnya.

“Karena Asteroid itu begitu kuat sayang, Makanya terkadang kekuatannya itulah yang membuat Bumi tidak bisa menghandle nya.”

ASTEROIDحيث تعيش القصص. اكتشف الآن