PERMUKAAN BUMI

2.1K 391 13
                                    

(*) Permukaan bumi terdiri atas daratan dan perairan. Bagian daratan antara lain berupa pulau dan benua, sedangkan bagian perairan berupa laut dan samudra. Luas bumi sekitar 510,1 juta km2.

Buket bunga Aster terjatuh ke lantai dengan tubuh Bumi terhimpit di tembok. Kerah bajunya dicengkram kuat. Ditatap dengan tatapan penuh permusuhan oleh Keenan. Bumi mencengkram tangan Keenan, melepaskan paksa tangannya itu. Melirik sekilas Aster, berlalu tanpa mengatakan apa pun lagi.

Aster dalam posisi serba salah, saat Keenan kembali mau bersama mereka lagi.

"Dari awal, lelaki itu hanya menyebabkan masalah dalam hidupmu," ujarnya sinis.

Freya yang biasanya mengomentari apa pun tidak berani berkata saat ini karena melihat wajah serius Keenan.

"Kita kembali ke hotel! biar ini semua dibereskan sama pemilik gedung. Akan aku hubungi nanti." Keenan berujar tegas.

Semua orang yang ada di sana pun langsung berdiri, melangkah keluar ruangan. Aster pun demikian dengan raut tidak baik sama sekali. Sesampainya di hotel yang tidak jauh dari tempat acara, Keenan mengambil alih kerjaan editor untuk dia cek stok videonya dahulu.

Di kamar khusus perempuan, Aster memilih mandi. Mendinginkan pikirannya yang semerawut saat ini.

"Kamu tidak apa-apa?" tanya Vania setelah Aster beres dengan aktivitas dirinya sendiri.

"Aku tidak tahu, aku pun bingung dengan apa yang aku rasakan saat ini."

"Kak Keenan bertindak wajar, Bumi yang membuat masalah team kita sempat kacau," timpal Freya yang sedang tiduran di sofa.

"Aku yang membuat kacau. Aku sendiri yang memutuskan video itu di takedown dari youtube."

"Bukan karena dirimu sendiri kan, pasti ada andil ucapan Bumi juga kamu melakukan itu," celetuk Freya tanpa basa-basi seperti biasanya.

Vania melempar bantar ke arah Freya tiduran.

"Kamu bisa lebih memahami di saat seperti ini gak sih, Fre?" pekik Vania.

"Aku hanya mengatakan kenyataannya. Andil Bumi dalam hidup Aster dari dulu juga apa? tidak ada, kan? Keenan yang selama ini jatuh bangun membangun semua ini. Dia yang selalu men-suport Aster dalam keadaan apa pun. Bukankah begitu?" tanya Freya membuat Aster menutup matanya, menahan segala hal yang berkecamuk dalam hatinya.

"Kamu tidur deh, Fre. Kamu sepertinya cape," ujar Vania.

Freya langsung ke tempat tidur terlebih dahulu. Vania menenangkan Aster yang menimbun tangis dalam diamnya.

"Aku tidak apa-apa. Memang sepertinya aku yang tidak sadar akan kenyataan di sini," lirih Aster.

Vania pun tidak bisa berbuat banyak, dia undur untuk istirahat terlebih dahulu. Sepeninggal dua sahabatnya ada telpon masuk. Nomer baru, tapi Aster yakin itu adalah Bumi.

"Loh, belum istirahat?" tanyanya di seberang sana.

"Kamu?" tanya Aster dengan suara yang serak.

Bumi menggenggam erat handponenya, bersembunyi di balik tembok gelap lorong di Jogja. Dia menghindari semua mata yang mengarah padanya saat terlihat. Dirinya bisa menghampiri Aster tadi pun dengan usaha yang tidak main-main. Bagus kembali bekerja, setiap langkahnya Bumi was-was sendiri memikirkannya.

"Aku akan istirahat sebentar lagi." Bumi menenangkan.

Aster tersenyum, tapi air matanya membasahi pipinya. Bumi tahu sebetulnya Aster tidak baik setelah apa yang terjadi padanya saat di tempat pameran lukisnya.

ASTEROIDWhere stories live. Discover now