ORBIT

2K 406 10
                                    

Dalam fisika, suatu Orbit atau Garis edar adalah jalur yang dilalui oleh objek, di sekitar objek lainnya, di dalam pengaruh dari gaya gravitasi. Gravitasi melengkungkan ruang layaknya bola melengkungkan karet dan membuat benda di sekitarnya bergerak lurus di area lingkaran.

Pekat mengambil alih langit malam. Bintang terlihat jelas di sini. Binatang malam mulai kembali terdengar menandakan Bumi berotasi dengan baik di mana tercipta siang dan malam.

Aster menarik pandangannya dari Bumi, saat dirinya kembali datang dengan perwujudan dirinya yang baru. Dia meringkuk di dalam sleeping bag di dalam rumah salah satu warga yang mereka tinggali selama di sini.

Keenan serta Freya tak berani untuk sekedar bertanya ada apa dengan sikapnya hari ini. Mereka seperti tahu perihal gariasan masa lalu yang kembali datang.

Keenan yang sedang membereskan kamera ke dalam tas mendengar suara orang masuk.

"Istirahatlah dirumah ini, Walaupun kalian yang akan menggusur kami, tapi kami masih memiliki rasa manusiawi." Ujar sesepuh warga desa terpencil ini.

Keenan tak menanggapi, hanya memasang senyum kepada bapak yang mengantarkan mereka.Bumi pada dasarnya tidak terbiasa memulai sebuah obrolan.

"Kamu tidak masalah tidur tanpa alas apapun?" Tanya Alberto khawatir terhadap sahabatnya itu.

"Tidak apa-apa, sepatutnya ganjaran yang kita dapat begini juga kan." Ujar Bumi berusaha memejam.

Alberto membuka jasnya, menyelimuti kaki Bumi.

"Pakailah untuk dirimu sendiri kalau kamu mati kedinginan berabe." Gerutu Bumi.

Alberto mengambilnya kembali dengan berat hati. Mereka tidur terlentang mulai memejamkan matanya. Keenan tetap acuh. Dia ikut tidur di dalam sleping bag yang dibawa mereka.

Matahari belum nampak pagi ini. Suasana menuju shubuh melingkupi desa ini dengan dingin yang terasa menguliti kulit.

Aster sudah berada di luar. Di tengah desa yang hening. Pohon-pohon rapat terlihat sejauh mata memandang.

"Pohon ini akan tumbang dan digantikan oleh kubangan pertambangan setelahnya." Gumamnya.

Asap-asap dapur mulai terlihat mengepul. Sembako yang mereka bawa membuat warga bisa memasak sarapan untuk pagi hari. Aster sendirian menyambut mentari lewat cahayanya yang akan memasuki celah-celah hutan.

"Pakailah jaketmu, kenapa harus selalu diingatkan tentang hal yang satu ini." Ujar Keenan berdiri di sebelah Aster.

Keenan menyampirkan Jaket ke bahu Aster. Aster memakainya.

"Perjalanan kita yang terakhir ternyata membuahkan suatu masalah." Aster memulai.

"Kata warga, mereka memberi waktu tiga hari untuk berkemas dari desa ini. Cukup, untuk kita menyelesaikan perjalanan terakhir ini."

"Apa tidak ada yang bisa kita lakukan?" Tanya Aster.

"Ada, mungkin jika kamu bersedia memulai obrolan kepada lelaki itu."

Aster menghela, dia sudah melupakan apa yang terjadi dengan hatinya kepada Bumi jauh-jauh hari. Bumi kembali, entah mengapa ritme hatinya tetap seperti semula kembali.

Keenan meninggalkannya yang tertegun sendirian di bawah cahaya mentari yang mulai menghangat.

Anak-anak mulai mengisi halaman main desa ini. Aster menyunggingkan senyum menyapa mereka. Dari jauh terlihat Bumi baru keluar dari rumah. Tampilan yang semerawut tapi semua orang tahu lelaki ini memiliki pesona yang tidak biasa.

ASTEROIDWhere stories live. Discover now