Pertengahan

5 0 0
                                    

"Jadi bagaimana kesiapan kamu untuk berangkat lusa?"  tanya seorang laki-laki seusia empat puluh delapan tahunan.

"Siap yah"

"Oke bagus , Ayah sudah membelikan kamu tempat tinggal disana. Jadi nanti ketika sudah sampai ada orang suruhan Ayah yang akan nemenin kamu selama kamu belum hafal seluruh isi kota itu"

"Iya Ayah"

***

Rain yang sendari mondar-mandir mengantri untuk ke kamar mandi. Seperti sedang memasuki wc umum. Padahal ia sedang di Mall. Mendadak semua orang ingin buang air kecil sepertinya.

Rain kesal sudah hampir lima belas menit ia menahan rasa sakit di perut bagian bawahnya itu.

"Ahhh, syukurlah legaa juga" Rain menghela nafas karna bebas dari rasa sakit yang dideritanya selama lima belas menit tadi.

Ia berjalan menuju salah satu restoran yang ada di mall itu lalu duduk berhadapan dengan laki-laki itu.

"Makasih lo udah dateng"

"hemm" Rain memalingkan muka. Sepertinya ia sudah muak sekali dengan laki-laki ini. Laki-laki yang saat itu tak berdaya dan terbaring di rumah sakit dan membuat dirinya malu dihadapan semua orang. Laki-laki yang sudah ia anggap sebagai kakanya sendiri.  Tak salah lagi itu adalah Agus

"Guee mau ngomong sesuatu sama lo Ra"

"Apaa?" tanya Rain dengan nada dingin

"Gu.. Gue mau minta maaf soal kejadian kemaren-kemaren"

Rain mengangguk-angguk saja

"Lo gak apa-apa mau marah sama gue tapi ada yang mau gue jelasin sama lo"

"lo mau dengerin gue kan?"

Rain mengangguk sambil menajamkan penglihatannya ke arah luar.

"Ini tentang Dinda"

"Sebenernya gue sama Dinda gak ada hubungan apa-apa"

"Gue gak suka tuh sama Dinda, cuman papah dan mamah gue yang jodoin gue sama Dinda"

" Dan bego nya anak itu malah mau lagi dijodohin sama gue!"

"Jujur Ra, sejak awal gue emang suka sama lo doang!"

"Gue gak ada rasa apa-apa sama Dinda"

"Gue dijodohin demi bisnisnya Papah"

Kopi yang asalnya panas kini terasa dingin sekali. Hari yang terasa cerah kini redup, menghitan pekat. Tak ada angin tak ada hujan Rain tidak merespon apa yang diucapkan Agus barusan.

"Ra, lu denger gue kan?"

"Udah? Gue mau pulang nih" Rain siap-siap menggendong tas nya lalu berdiri

"Tungguu!!"

"Ra! Plis lo denger gue kaliini! Gue gak bohong!"

"Gue janji gaakan ganggu lo lagi asal lo gak pergi"

"Gue gaakan hadir lagi di hidup lo kalau emang lo udah benci banget sama gue"

Agus duduk kembali, tertunduk dan diam.

"Terus yang mau lo jelasin ke gue yang mana? Terus kenapa waktu dirumah sakit kemarin lo diem aja?" tanya Rain sambil mendecak.

"Yang mau gue jelasin ke elo, kalau gue sukanya sama lo doang! Gue gak suka dan gak cinta sama Dinda! Pliss lo ngerti kali ini"

"Gue diem aja karna gue takut Ra! Orangtua gue udah buat perjanjian dengan orangtuanya Dinda"

"Gu.. Gue gamau ngecewain Papa"

Ketika Sang Fajar Berkata [COMPLETED] ✅ Where stories live. Discover now