Rumah Duka

35 1 0
                                    

Rain menyenderkan tubuhnya di sebuah tembok minimarket, ia menghela nafas dengan tersendat-sendat, ia memukul-mukul ringan pipi manis nya itu sampai memerah.

"GUE GAK MIMPI KAN?"

"OMG"

"TADI.. TADI.. "

Rain bergunam pelan.

"Ra, lo ngapain disini?" tanya seorang laki-laki yang tak asing lagi yaitu Agus.

"Eh lo ko ada disini?"

Agus memperlihatkan kresek snack pertanda kalo ia sudah berbelanja.

"Terus lo ngapain?"

"Lo gapapa kan?"

"Kek dikejar orang gila gitu"

tanya Agus sedikit khawatir .

"Gue tadi mau kerumah sakit"

"iya iya tadi dijalan ada orang gila!" ujar Rain berbohong.

"Yaudah mau gue anterin sekalian lewat?"

Rain mengangguk pasrah.

***

Perempuan paruh baya itu masih terbaring koma diranjang rumah sakit.

Rain kali ini diam, tidak banyak yang ia ucapkan. Ia hanya mencoba ikhlas.

Kata dokter Mira itu mengalami penyakit dalam yang sudah kronis.

Rain kali ini mencoba untuk nggak menangis kalau jenguk Mira ibu kesayangannya. Rain harus tetap tersenyum. Itulah yang Agus ajarkan kepada Rain.

"Paman, Bi Sumi kemana?"

"Bi sumi cuti Ra, katanya anaknya dikampung lagi sakit"

"kenapa? Nggak usah bingung. Ada bibi mu yang cantik ini ko" ujar paman sambil melihat Lia

"Jenny, kemana jenny paman? Aku belum melihatnya!"

"Jenny bibi timggal dirumah neneknya Ra, soalnya kasian kalo disini" jawab Lia

Rain melangkah mendekati paman dan bibinya, sambil memegang kedua tangannya

"Paman, bibi. Makasih, makasih udah mau jagain Mama. Rain gak tau, gak punya siapa-siapa lagi selain kalian" tanya rain sambil berucap lirih.

Mereka sontak saling berpelukan, melepaskan cinta dan kasih sayang nya kepada Rain.

***

Agus mengajak Rain untuk keluar taman, katanya ada sesuatu yang harus diomongin

Mereka berdua duduk di kursi taman rumah sakit.

Pandangan Rain lurus menuju kedepan, tidak melirik sedikit pun ke arah Agus, yang membuat ia bingung harus memulaimya dari mana.

"Ra.." ucap Agus lirih

Rain menegok ke arah Agus, dengan mata panda dan kantung mata yang tebal.

"Gue.. Guee.. "

KRING..KRINGG.. Es krim.. Es krim..

"Lo mau eskrim?"  tanya Agus mengalihkan pembicaraan

Rain hanya mengangguk

"Jangan lupa rasa vanila toppingnya coklat!" jawab Rain dengan semangat. Akhirnya gadis itu mau membuka suara juga!!

"Oke lo tunggu disini!"

Rain sangat menikmati sekali es krim yang di belikan Agus tadi. Sampai belepotan ke pipi.

Ketika Sang Fajar Berkata [COMPLETED] ✅ Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz