Hari Warna Warni

36 2 0
                                    

"Kita akan teramat sedih jika orang yang kita sayangi menderita, dan kita akan teramat senang jika orang yang kita sayangi bahagia"

***

"BII!"

"MANA MAMA..!"

"Eh ka Ra i.. Ibuu..  Di dalem ka" jawab Bi Sumi gugup

"apa yang terjadi sama Mama bi?"

Tidak ada yang menjawab, semua nya hening

"Ayo jelaskann Rain mau tau Mama kenapa bii"

Tetap tidak aja jawaban, Bi Sumi hanya terdiam. Rain mencoba untuk masuk keruangan itu namun dokter mencegahnya, ia hanya bisa melihat mama dari kaca kecil.

Rain menyenderkan badan mungil nya itu ke tembok. Rambut ikal itu kini ia ikat karna sedikit menghalangi aktivitas nya.

Rain terdiam sejenak ia berusaha tidak menangis saat itu, apalagi ada laki-laki itu.

"RAIN, LO GAK BOLEH LEMAHH!!!" Ujar Rain dalam hati untuk menyemangati dirinya sendiri

Laki-laki itu menoleh ke arah Rain dengan muka datar seperti biasa

"Udah nangisnya? " tanya laki-laki itu

"Mama lo bakalan baik-baik aja, percaya deh!" ujar laki-laki itu berusaha menenangkan.

Rain mengangguk tanda mengiyakan, tangisannya kaliini seolah-olah sirna begitu saja seperti debu yang terbawa angin, ada rasa bahagia ketika laki-laki itu berusaha menenangkan dirinya

"APA"

"BARUSAN GUE NGOMONG APA"

"GA BOLEH, GUE GAK BOLEH PUNYA RASA KAYA GITU!"

Rain terus mamaki dirinya dalam hati, menyesali apa yang ia rasakan tadi.

"kalo gitu gue pulang"

"kalo lo butuh bantuann telpon super hero lo aja!"

Katanya dengan muka datar dan tidak berekspresi itu

"hah? Superhero? "

"Rain gak punya super hero"

"Emang superhero itu ada ya?"

Tanya Rain kebingungan sendiri.

Laki-laki itu berdecak pelan "Ya ada lah"

"Siapa? Perasaan Rain gapunya super hero?"

"Ya siapalah kalo bukan si Agus!! Super hero lo!"

***

Rain merebahkan badan di kasur empuk kesayangannya mengingat tadi bi Sumi memperingatkannya untuk pulang dan Beristirahat

Hujan diluar rintik-rintik namun awet. Hari yang melelahkan sekaligus menjadi hari yang paling menyedihkan baginya. Bagaimana tidak malaikat kesayangannya itu terbaring koma di rumah sakit.

"Ma.. Mama.. Rain sayang mama.. " isak tangis Rain mengetarkan ranting-ranting pohon. Di nadai oleh hujan yang tidak mau berhenti dan mengalah.

Malam semakin larut, matanya kalini sembab oleh air mata yang dikeluarkan nya sendari sore tadi.

Rain teringat kalau hari ini ia sudah janji mau kerumah Dina. Namun ia membatalkan nya lagi. Kasian gadis itu selalu merasa bersalah sama sahabatnya yang bernama Dina.

Untuk  : Dina Anatasha
Din, sorry. Gue gak jadi kerumah lo tadi sore. Mama gue masuk rumah sakit

Tidak menunggu lama ada balasan dari Dina

Ketika Sang Fajar Berkata [COMPLETED] ✅ Kde žijí příběhy. Začni objevovat