Pt. 3

2.7K 239 5
                                    

Kini hari telah berganti, Mew seperti biasa telah bersiap dan akan segera pergi ke tempat magangnya.

Tak lupa ia mengunci pintu apartemennya. Mew tinggal di sebuah apartemen di tengah kota, apartemen sederhana yang harganya tidak begitu mahal.

Ia melangkahkan kaki nya menuju halte bis di depan rumahnya menunggu hingga bis yang akan ia tumpangi berhenti disitu.

Sementara di universitas Gulf.

Gulf kini duduk di kantin dengan beberapa temannya. Ia hanya mengobrol ringan karena Gulf orangnya tidak terlalu banyak bicara.

"Ai'Mild, apa kau sudah menemukan dia?" Tanya Gulf to the point sembari menyesap es coklat yang di belinya.

"Ohow, kamu tau aku kalo masalah ginian pasti cepet" Ucap Mild pede.

"Kalian sedang memata-matai siapa? kau mulai mencari masalah lagi Ai Gulf?" Ucap Boat teman Gulf yang sebenarnya cukup mengenal bahwa Gulf cukup nakal.

"Oi, aku tidak mencari masalah lagi, aku mencari informasi tentang bajingan itu, mantan kakakku" Ucap Gulf setengah berteriak.

"Ai'Mild kau bisa mengirimkannya lewat PDF, nanti akan ku baca di rumah, terimakasih" Gulf kembali menoleh pada Mild.

"Siap Bos" Ucap Mild semangat.

"Haish anak ini, semoga saja dia bisa berpikir dewasa dan tidak mengedepankan emosinya" Boat berbicara dalam hati.

Sementara Mew..
Kini Mew sudah berada di tempat magangnya, tak lupa ia memakai celemek bertulisan nama cafenya.

"Silahkan Tuan, dilihat dulu menunya, anda bisa memanggil saya setelah memutuskan ingin memesan apa" Ucap Mew ramah kepada pelanggan yang kini sedang membolak-balik menu yang Mew berikan.

Pelanggan itu mengangguk, Mew segera pergi ke meja lain untuk mengangkat piring-piring kotor tak lupa juga membersihkan remahan-remahan yang ada di meja agar meja tersebut dapat di duduki pelanggan baru.

"Permisi" Pelanggan tadi memanggil Mew tandanya ia akan memesan.

Mew segera menghampirinya

"Ya, silahkan tuan" Mew mengeluarkan note kecil dan juga pulpen dari dalam kantong celemek.

"Frapuccino dengan Brownies yaa" Ucap pelanggan itu seraya Mew mencatat pesanannya itu.

"Baik Tuan, ditunggu pesanannya" Mew lalu berlalu menuju pantry."

Seperti itulah pekerjaan Mew setiap hari, melayani pelanggan, membersihkan meja, tapi ia bersyukur dapat merasakan kerja yang layak dan juga hidup yang berkecukupan.

Ia memang pekerja keras, dan juga cukup perfeksionis, tubuhnya dapat dibilang seperti atlet olahraga, dengan wajah super cerah dan urat yang tercetak jelas di tangannya membuat ia menjadi pusat perhatian pelanggan di cafe.

Kini hari sudah menjelang sore.
Gulf tiba dirumah dan segera naik ke atas mengecek PDF yang sudah di kirimkan Mild tadi.

Dia membuka laptopnya dan mulai membaca dengan cermat.

"Mew Thara Suppasit, umurnya 24 tahun sekarang, ia magang di cafe lost star sejak 2 bulan lalu, ia menyewa sebuah unit apartemen kecil di pusat kota yang tidak jauh dari tempat magang ia bekerja. Membutuhkan waktu 10 menit menaiki bus. Ia tinggal sendiri, sejak 1 tahun lalu ia sudah tinggal di Thailand karena sebelumnya ia mencari pekerjaan dengan merantau di luar Thailand"

Gulf membaca cermat informasi tentang Mew yang sudah di rangkum menjadi 1 lembaran itu.

Ia memang tidak salah meminta tolong sama Mild, karena Mild mampu meringkasnya menjadi lebih jelas dan tidak berbelit-belit.

HOLE(Hate tO LovE) ✔Where stories live. Discover now