Bab 10

4K 485 45
                                    

Hai jangan Lupa Vote dan Komennya ya...

Kau adalah Obatku.

_______________________________________

Pagi menjelang, Nino terbangun lebih dulu. Tetapi David menariknya hingga Nino terjerembab kedalam pelukannya. Meski David sudah mengakui perasaannya, sebisa mungkin Nino menahan rasanya kepada David, karena Nino tau David tungan Nina. Tetapi, saat wajah mereka berdekatan Nino merasakan jantungnya Ser seran.

"A-aku harus bangun dan memasak untuk kita makan, bisa kamu lepaskan aku?" ujar Nino.

"Aku tidak mau," ujar David.

"Apakah kau sakit ha? Heh, lepaskan aku. Jangan macam-macam..." ujar Nino.

"Iya aku sakit," sahut David.

Nino terdiam, lalu ia berbicara lagi. "Kalau kau sakit, minum obatmu sana."

"Tidak bisa, obat apapun tidak akan bisa mengobati sakitku. Kau obatnya, hanya kau yang bisa menyembuhkan ku. Katakan kalau kau mencintaiku, maka aku akan sembuh." ujar David.

"Ada-ada saja, dasar sinting." ujar Nino lalu merosot dan melepaskab dirinya dari David.

"Eh, kau tidak boleh pergi..." ujar David.

David menarik tangan Nino, lalu membalik tubuhnya merubah posisi David di atas Nino, lalu David membelai wajah Nino dan kemudian mencium Nino.

"David jangan, lepas..." ujar Nino.

"Aku tidak akan melepasmu. Kau milikku," ujar David.

David terus melakukan ciuaman paksa, lalu Nino menampar David. "David stop... Kau sadar kau ini milik siapa, kau tunangan Nina, tolong lepaskan aku."

David hanya tersenyum, lalu ia mulai membuka baju Nino. Nino terbelalak lebar, lalu berbicara lagi. "David..."

"Aku tidak perduli, tunanganku adalah kau..." ujar David dengan suara paraunya.

Nino semakin ngeri, lalu secara paksa terus menerus David memaksa mencium Nino. Davi bahkan berusaha menerobos pertahanan Nino, tetapi Nino cukup kuat sehingga David pun kesusahan. Nino mendorong tubuh David sehingga David terjatuh dari tempat tidur.

"Kenapa kau kasar sekali?" seru David.

"Dasar mesum..." sahut Nino.

"Aku lebih suka kau menghinaku seperti ini, dari pada diam-diam gak jelas." ujar David.

"Terserah kau saja, pergi dan pulanglah ke Indonesia, tunanganmu pasti menunggumu." ujar Nino.

David tertawa, entah apa yang lucu. Lalu Nino berbicara lagi. "Kau sudah gila? Jangan lupa minum obat."

"Gila karenamu, aku sudah bilang obatku itu kamu." ujar David.

Nino kesal, akhirnya ia pergi kekamar mandi. Ia lupa mengunci pintu, diam-diam David masuk kedalam kamar mandi tanpa menggunakan sehelai benangpun, lalu David menggosok punggung Nino yang halus dan lembut. Nino terkejut lalu berbalik melihat David. Wajah Innocent David membuat Nino deg degan, wajah Maskulin David membuat Nino tidak tau harus berkata apa.

"Kenapa kau masuk ha?" ujar Nino.

"Apa salahnya, sesama lelaki mandi bareng?" ujar David.

"Singkirkan tanganmu, haih..." ujar Nino.

"Tidak mau, dia suka disini." ujar David.

Nino memalingkan wajahnya, lalu mengabaikan David begitu saja. David memiliki seribu cara agar Nino menyukainya. "Heh, suamimu di belakangmu, kenapa kau mengabaikan aku?"

BL- The TwinsWhere stories live. Discover now