Aksi 10 : Helm Baru

Start from the beginning
                                    

"Sorry lama!"

Baru saja Arlo akan mengeluarkan ponselnya dan menelpon Casya, perempuan itu sudah muncul di hadapannya. Dahi Arlo mengernyit pelan melihat helm berwarna kuning yang dipegang Casya. Bentuknya bisa dibilang mirip minion, dan entah kenapa itu mengingatkan Arlo pada pisang.

"Tapi ini ada helm, itu buat apa?" Arlo bertanya karena heran. Meski begitu, Arlo tetap memasukkan kembali helm pink ke dalam jok motornya.

Casya meletakkan helm miliknya di atas spion dan stang motor. Kemudian Casya menyerahkan tas dan sebuah berkas berjilid yang ada ditangannya kepada Arlo. Sekarang Casya mengikat rambutnya menjadi kunciran satu.

"Sudah pernah gue bilang kalau gue nggak bisa pakai helm orang sembarangan," jelas Casya yang kemudian memakaikan helm Arlo ke kepala pria itu. "Wajah ganteng lo ini harus sering ditutup!" ucapnya sembari menurunkan kaca helm yang hanya sebatas hidung Arlo.

"Lagian punya mobil malah milih naik motor," gerutu Arlo sembari menyerahkan kembali tas mahal kepada Casya.

Sekarang gantian, Arlo yang memakaikan helm minion Casya ke kepala perempuan itu. Dia memasangkan pengaman helm dengan baik. "Baik-baik lo sama ini minion," kata Arlo seraya menepuk helm Casya.

"Lo mau gue tonjok? Lo kira ini kepala gue nggak dipakai lagi?" Casya mengomel setelah mengaduh akibat pukulan Arlo di helmnya.

Interaksi Arlo dan Casya itu sudah menjadi perhatian karyawan lainnya. Sebagian ada yang merasa interaksi keduanya lucu dan romantis, ada pula yang merasa ngeri dengan sikap perhatian Casya, dan ada yang cemburu.

♥♥♥

Casya duduk bersila di atas karpet ruang tengah, di depannya televisi menyala sedang menampilkan acara podcast dari youtube. Punggung Casya bersandar pada kaki sofa, di atas pangkuan Casya terdapat naskah milik Liona.

Sebuah pena berwarna merah terputar-putar di tangan kanan Casya, kemudian dia akan sesekali mengigit ujung pena merahnya Ketika menemukan kalimat yang kurang menurutnya. Selanjutnya pena merah itu akan menari di atas naskah Liona.

Casya tersenyum tipis saat dia sadar apa yang dilakukannya seperti dosen yang sedang memeriksa skripsi mahasiswa. Tadi sore, saat akan pulang Casya melihat kembali naskah tersebut di atas mejanya. Walaupun Casya tidak suka dengan Liona, tapi dia tetap harus professional.

"Atau gue minta bantuan Arlo saja? Tapi, dia lagi banyak kerjaan," gumam Casya sambil mengetuk-ngetuk penanya di atas naskah.

Casya memilih meletakkan naskah dan pena merah di atas meja di hadapannya. Kini Casya mengambil ponselnya, dia membuka ruang obrolan dirinya dengan Arlo. Jari panjangnya yang kukunya selalu terawat menari-nari di atas layar touch screen ponsel mahal.

Casya : Ada rekomendasi siapa yang bisa nangani satu naskah chicklit?

Tidak perlu menunggu lama, chat Casya langsung dibalas. Karena memang kebetulan status Arlo sedang online.

Arlo : Kanaya?

Casya : Lo dan Kanaya ada hubungan apa sih? Kanaya terus!

Arlo : Lempar ke Dino saja

Casya mendengus sebal, dia hampir saja melempar ponsel miliknya. "Sekali-kali perlu gue buat babak belur kayaknya ini orang!" Casya menggerutu dengan wajah sebal.

Sedikit kasar, Casya meletakkan ponselnya di atas meja. Dia kembali melangambil naskah dan pena yang ada di atas meja. Casya melanjutkan kegiatannya melihat naskah milik Liona.

Sebenarnya, di awal naskah sudah ada ringkasan keseluruhan cerita tersebut. Karena ringkasannya yang menarik, Casya memilih melanjutkan membaca naskah tersebut. Casya bahkan langsung mengoreksi kesalahan-kesalahan Liona, dia juga memberikan beberapa catatan di bagian-bagian yang perlu diberikan masukan.

Hingga sampai lewat tengah malam, Casya masih betah membaca naskah Liona. Bahkan Casya tidak menghiraukan chat masuk dari Arlo. Dia sedang malas meladeni pria menyebalkan macam Arlo.

Dari pop up yang masuk Casya tahu Arlo hanya mengatakan bahwa besok dia akan mulai mewawancarai narasumber untuk buku biografi. Jadwal besok adalah Devan Singgih, jika tebakan Casya benar, maka Arlo menawarkan basa-basi pada Casya untuk datang.

"Laper juga," gumam Casya yang merasa kelaparan.

Bangun dari duduknya, Casya naik ke atas sofa. Dia kembali melanjutkan memeriksa naskah Liona sembari tidur-tiduran. Hingga tanpa sadar Casya tertidur sendiri dengan pena merah yang masih di tangan serta naskah Liona yang terbuka.

♥♥♥

Maaf ya guys aku baru update, soalnya kemarin itu udah malam banget.
Terus tadi aku lagi hectic banget di kantor. Oh iya, dua babnya lagi setelah ini ya. Aku jeda kira-kira satu jam satu jam. Biar kalian ramaikan juga bab ini ^^

Cerita ini merupakan proyek kolaborasi dengan genre Komedi Romantis

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Cerita ini merupakan proyek kolaborasi dengan genre Komedi Romantis. Nama serinya: #BadassLove yang digawangi 3 wanita super badass, tapi penolong. Berikut judul dan penulisnya:

#1 Pop The Question oleh sephturnus

#2 Beat The Bond oleh Azizahazeha

#3 Main Squeeze oleh anothermissjo

#3 Main Squeeze oleh anothermissjo

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Beat The Bond (Sudah Terbit)Where stories live. Discover now