Aksi 10 : Helm Baru

22.6K 4.5K 336
                                    

"Lo memang nggak pernah berubah

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Lo memang nggak pernah berubah."

Casya menatap tajam perempuan yang duduk di hadapannya. Dia tersenyum sinis kemudian mendengar ucapan si perempuan. Jika ada gelar rival seumur hidup, perempuan itu akan menjadi pemilik rival seumur hidup untuk Casya.

"Liona," gumam Casya menyebut nama si perempuan dengan nada yang terdengar tidak ramah. "Lo bilang gue nggak pernah berubah? Iya, gue sudah cantik dari lahir. Tapi lo ...." Casya menatap Liona dengan tatapan yang mencela. "Kayaknya nggak perlu gue ungkapin perubahan lo gimana," pungkas Casya.

Tangan Liona terkepal erat di atas meja, dia merasa sangat kesal mendengar cemoohan Casya tersebut. Namun, Liona tidak bisa membalasnya. Apa yang dikatakan Casya benar memang. Dulu, Liona dan Casya selalu bersaing dalam penampilan. Sekarang, Liona justru bertambah bobot berat badan sangat parah, wajah yang jerawatan, serta pekerjaan yang tidak menetap.

Casya memainkan kukunya, dia meniup pelan ujung kukunya yang kini dicat berwarna ungu muda. "Mau apa lo ketemu gue?" tanya Casya kemudian.

"Gue mau mengajukan naskah untuk diterbitkan," gumam Liona pelan sembari menundukkan kepala.

Alis Casya terangkat sebelah mendengar gumaman Liona. Terlebih, saat Liona mengeluarkan sebuah kertas jilid-an yang tebal dari dalam tasnya. Casya cukup kaget dengan apa yang dilihatnya, di zaman yang sekarang bisa dengan via email, Liona justru datang dengan naskah print out.

"Lo nggak go green banget," cibir Casya sembari mengambil naskah yang diulurkan Liona. "Lo boleh keluar dari ruangan gue, nanti akan gue kabari," lanjut Casya yang mengusir Liona secara terang-terangan.

Kepala Liona terangkat, dia menatap Casya dengan perasaan yang sulit untuk diartikan. Tersinggung dengan sikap Casya? Sudah pasti. Tapi, Liona sadar dia membutuhkan bantuan Casya saat ini.

Casya berdiri dan berjalan lebih dahulu menuju pintu ruangannya. Karyawan yang lain sejak tadi memperhatikan dan mencuri pandang ke arah ruangan Casya, semuanya kemudian berpaling dan pura-pura bekerja.

"Nanti gue hubungi lo," tutur Casya sembari membuka pintu ruangannya.

Liona berdiri dari duduknya, dia menganggukkan kepala pada Casya sembari berkata, "Gue mohon bantuan lo."

Setelah Liona keluar dari ruangannya, Casya langsung menutup pintu kembali. Dia mendengus pelan sembari berjalan menuju meja kerjanya. Casya melirik naskah Liona sekilas, tetapi kemudian diletakkannya sebuah map di atas naskah tersebut.

"Sabar Sya." Casya bergumam sendiri sembari melanjutkan pekerjaannya yang lain.

♥♥♥

Arlo berdiri di depan motor scoopy-nya. Sudah tiga kali dia mengecek jam di pergelangan tangannya, tetapi Casya tidak juga muncul. Dua hari yang lalu, Casya mengatakan bahwa dia ingin diantar dan dijemput oleh Arlo.

Beat The Bond (Sudah Terbit)Where stories live. Discover now