Na Family

1.4K 128 29
                                    

Pagi hari semua anggota keluarga Na sudah berkumpul di meja makan guna sarapan pagi sebelum memulai kegiatan, mulai dari kepala keluarga Na Suho dan Nyonya Irene yang pagi ini bisa sarapan bersama seluruh anggota keluarganya biasanya mereka jarang sekali di rumah karen pekerjaan, ada si sulung Na Jeno dan si kembar flaternal Na Jaemin dan Na Minhee, walaupun mereka kembar tapi sikap mereka sangat berbeda jauh bahkan 180°sangat beda, Minhee yang manja dan Jaemin yang cuek seperti kakaknya Jeno dan Jaemin tidak tinggal bersama mereka ia memilih tinggal di apartemennya ketimbang di rumah besar ini alasanya karena malas tinggal kembarannya. Jeno awalnya ingin tinggal di apartemen sama seperti Jaemin tapi sang ibunda memaksa tinggal di rumah saja karena Minhee butuh teman jadilah Jeno tinggal di rumah.

"Jaemin gimana pekerjaan kamu" tanya sang kepala keluarga ke Jaemin, Jaemin dan Minhee itu beda Jaemin sudah kerja sedangkan Minhee masih kuliah kenapa karena Jaemin ikut akselerasi

"Hmm seperti biasa" jawabnya cuek mirip sekali dengan sang ibunda

Sang ayah pun hanya meng angguk anggukan kepalanya, malas bertanya dengan anaknya yang super cuek dan irit bicara itu

"Bang nanti Mini anterin ke kampus ya, lagi males bawa mobil" pintanya ke sang Abang, Mini itu panggilannya khusus buat keluarganya aja

"Abang yang mana dek, Abang kamu kan ada dua" jawab sang bunda

"Ya Bang Jeno lah bun, masa si kulkas kalo.si kulkas kan manggilnya Kakak" jawab Minhee santai tapan pengalihkan pandangannya dari rotinya ia sebenarnya takut karena sudah pasti Jaemin memplototinya toh emang Jamein kayak kulkas

"Gimana BangJen, boleh kan?" lanjutnya

"Hmm boleh, Abang juga mau ke kantor" jawab Jeno

"Sipp Abang baik deh" maksud Minhee bilang gini itu biar nyidir Jaemin tapi Jaeminya sih bodo amat gak peduli

"Kak, gimana jawabnya" tanya Suho ke Jaemin tapi Jaemin masih diam tanpa mau mengeluarkan suara dan masih sibuk menyantap rotinya

"Kak, di tanya ayah itu loh" kini giliran irene yang buka suara

"Emang Kakak kenapa bang?" tanya Minhee sambil berbisik ke Jeno, Jeno hanya mengerikan bahu tanda tidak tau

"Kalo kakak diam berarti kakak setu-" belum slesai Suho menyelesaikan kalimatnya Jaemin sudah memotong nya

"Ck! Ayah itu kenapa sih, kenapa bukan abang liat abang itu lebih tua dari aku dia lebih pantes nikah dulu" Jaemin mulai kehilangan kesabaranya ia malas sebenarnya jika bertemu orang tuanya pasti akan membahas masalah ini

"Kok Abang sih" gumam Jeno

"Tapi Jaemin abang kamu itu udah tunangan, kamu mau ya ini demi perusahaan keluarga kita" jawab Irene

"Bun bisa nggak sih sekali aja nggak usah bahas ini, kalian berdua itu sama aja lebih mentingin pekerjaan dari pada perasaan anaknya sendiri, aku nggak suka sama dia bun aku itu bukan robot yang bisa kalian mainin" sarkas Jaemin karena sudah tidak tahan lagi dengan sikap kedua orang tuanya

"JAEMIN" bentak Suho

"APA IYA KAN, KALIAN BERDUA EMANG NGGAK PERNAH MIKIRIN PERASAAN KITA, YANG ADA DI OTAK KALIAN ITU CUMA KERJA KERJA DAN KERJA!!!" setelah mengatakan itu Jaemin pergi meninggalkan rumahnya ia sudah muak dengan semuanya apa apan orang tuanya itu seenaknya saja menjodoh jodohkan Jaemin.

"Ck! sialan" gumamnya

"Gue harus batalin rencana mereka" lanjutnya

Jaemin mengendarai mobilnya menju kantornya dan sesampainya disana ia langsung berjalan menuju ruanganya. Perusahaan ini adalah hadiah ulang tahunya tahun lalu dari sang ayah atas nama Jaemin sendiri, walau ia di bilang masih muda tapi itu tidak mengurangi ketekunannya dalam bekerja dalam jangka waktu 6 bulan perusahanannya mampu menembus pasar global dan tidak kalah saing dengan perusahan yang di pimpin abanya.

Because Where stories live. Discover now