Chapter 11 | 150.000.000 Kilometer

3.7K 532 78
                                    

Selamat sore,

Gimana kabarnya? Sehat terus, bahagia terus ya, oke?

Masih suka ARKANO?
Aku selalu suka baca komen kalian yang panjang-panjang dan nyepam, hehe. Thankyou buat yang selalu ninggalin jejak ya!💜

Kamu bisa follow akun-akun di bawah ini ya, buat liat keseruan mereka!

FOLLOW INSTAGRAM :
deepandoyo
wattpadee_
gorgeoustrouvaillx
alexis.86_
ardanarkano
baraalvero
alexanaaa_
pratamaadavin
im_urleon
anggavardana
adigunavero
gorgeousaldrich_
alettasyarafina
xxvaneshaxx_
gardaemeraldo
axeliobrandon_
orlandogavana
antariksabuana_

Uwu-uwu dulu oke? Sebelum update BARA :p

• A R K A N O •

       Ini adalah hari kedua Dee menjalankan misi rahasianya demi kepentingan mulia negara, hari masih pagi dan perempuan itu sudah berada di sekolah, meskipun tadinya Dee masih mengantuk karena semalaman tidak bisa tidur.

Akhir-akhir ini kepalanya dipenuhi tentang bagaimana cara menyeret Ardan ke pelaminan, Dee berpikir keras untuk itu.

"Non Dee, bangun." itu tadi adalah suara dari Bi Ina yang mulai kemarin Dee berikan tugas penting untuk membangunkannya lebih cepat di pagi hari.

"Duh, Bi .... Dee masih ngantuk tauk!" perempuan itu bergulingan di atas kasur, sambil menarik selimut tebalnya serapat mungkin, Dee yang memakai piyama tudung dengan telinga besar di kepalanya itu bergumam tidak jelas

"Katanya mau menjalankan misi untuk jodohnya Non Dee?" Bi Ina setengah tersenyum saat mengatakannya, anak ini menggemaskan sekali.

Lebih menyerupai seorang anak lima tahun daripada gadis berumur tujuh belas.

Mendengar kata jodoh Dee, perempuan itu langsung terduduk, matanya mengerjap beberapa kali sebelum berseru, "Oh, iya! Bi Ina benar! Dee harus menjalankan tugas menyeret Ardan ke pelaminan!"

Bi Ina tertawa mendengarnya, "Bukan itu, Non. Yang kemarin Non Dee bilang itu loh,"

Dee manggut-manggut dengan bibir manyun, "Padahal niatnya mau nyeret Ardan aja sekalian, kelamaan." ocehnya sebal

"Ya udah, mandi atuh biar seger, yang cantik, yang wangi. Biar jodohnya cepet dateng, itu senjata tempurnya udah Bibi taruh di atas meja makan, ya?"

Yang dimaksud senjata tempur, adalah kotak makan rutin untuk Ardan.

Dee manggut-manggut lagi, wajahnya masih mengantuk dengan mata setengah terpejam, perempuan itu ndelosor lagi di atas kasur hingga terguling ke pinggiran dan sukses mencium lantai dengan cantiknya.

"Dasar lantai jahanam!" Dee mengoceh tidak sadar, lalu ia ndelosor lagi di atas lantai yang ternyata dingin sekali

Jadi di sinilah Dee sekarang, mengendap-endap mendekati loker Ardan setelah memastikan sekolah masih sangat sepi.

Iyalah, orang baru jam enam lewat.

Perempuan itu sudah mengulurkan tangannya ke depan loker, ketika insting kangurunya bekerja dengan dua telinga menangkap sesuatu, "Hayo, mau ngapain?"

[#ADWS2] ARKANO - [Proses Revisi]Where stories live. Discover now