Tiga Puluh Satu

4.3K 530 12
                                    

"Kook-ah!"

"Hm?" Jungkook menjawab, namun ia tak mengalihkan pandangannya dari deretan camilan yang berderet rapi di pantri yang berada di dapur rumahnya. Seingatnya, tadi pagi hanya ada beberapa toples camilan di sini. Tapi kenapa sekarang malah jadi penuh begini? Bunda juga sedang pergi ke luar kota, menjenguk temannya. Jadi, siapa yang mengisi pantri kesayangannya ini?

"Liat," bujuk Lisa lagi. Meminta perhatian.

"Kenapa?" kali ini Jungkook memutar sebagian tubuhnya menghadap ke arah Lisa, walaupun matanya tetap fokus ke jejeran toples kaca.

Merasa kesal, ditangkupnya wajah cowok berkemeja hitam itu kemudian Lisa tarik sekuat tenaga agar Jungkook menghadap ke arahnya.

"Liat ini," gumamnya penuh penekanan seraya menunjukkan jarinya ke arah sticky note yang tertempel rapi di pintu kulkas. Tengah bersaing dengan puluhan foto keluarga yang semuanya berukuran 1 R, membuat kesan hangat tak lepas dari keluarga kecil nan manis itu.

'Bang, itu camilan jangan lo makan yakk. Ntar malem temen-temen gue mau nginep, ngerjain tugas sekalian mau beresin dokumen osis juga.

Awas loh kalo ntar ada toples yang kosong!! KEMEJA KUNING KESAYANGAN LO GUE BAKAR!'

Itulah isi dari tulisan yang tercetak dengan rapi di sana, berisi ancaman yang sangat manis dan imut bagi Lisa. Namun berbeda dengan Jungkook, cowok itu hanya menggeleng kecil seraya mengambil salah satu toples dari sana. "Dasar genit," gumamnya pelan.

"Genit?" beo nya. Lisa tak mengerti, apa Jungkook tengah berbicara sendiri atau malah tengah membicarakan Soobin, atau justru mungkin sedang membicarakan dirinya? Karena memang Lisa yang sering genit. Ia mengakuinya :') .

"Pasti ada anak cewek yang mau mampir, makannya disiapin makanan banyak kayak gini. Biasanya juga kalo ada yang mau nginep, si Ubin biasa aja, kagak pake belanja camilan segala." tutur Jungkook, menjelaskan.

Lisa hanya ber-oh ria seraya meneliti kembali tulisan Soobin yang masih tertempel rapi di pintu kulkas.

"Bentar ya," Jungkook mengelus kepala Lisa lembut, sementara sebelah tangannya yang lain sudah membawa segenggam penuh camilan dari salah satu toples di sana.

Lisa hanya mengangguk patuh, bahkan jika ia diminta untuk menunggu Jungkook selama berjam jam pun ia tak akan protes. Rumah keluarga Jeon yang mewah nan hangat ini selalu membuatnya betah berlama lama di sini.

Cewek berbalut dress putih selutut itu masih terdiam di sana, tapi kemudian matanya menangkap salah satu foto yang menarik perhatiannya. Dan dengan semangat ia menghentikan langkah Jungkook yang baru saja melangkah menuju kamarnya, hendak mengganti pakaian.

"Kook-ah!"

Cowok yang baru saja melepas outernya itu berbalik, "Hm, kenapa?"

"Ini kok ikutan dipasang disini?" tunjuknya pada salah satu foto di sana.

Lisa ingat betul itu kapan, itu adalah hari dimana ia pertama kali menginap di sana. Saat ia tengah memakai pakaian super longgar milik Jungkook, saat ia dengan mudahnya diterima dengan baik oleh keluarganya Jungkook, dan saat itu juga bunda meminta agar Lisa dan Jungkook dipotret bersama. Bilangnya sih mau cek kamera baru, tau tau mau cek calon menantu rupanya.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Lili Closet Film ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang