Dua Puluh Tujuh

4.7K 546 25
                                    

Lalalilisa

Lalalilisa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Disukai oleh MoysTous dan 30

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Disukai oleh MoysTous dan 30.388 lainnya

Lalalilisa Big thanks and sorry to you😁🌼

Lihat semua 6.991 komentar

1 hari yang lalu.





Sudah tiga puluh menit ia meneliti foto yang terpampang apik di ponselnya itu, tapi cowok bersweater hitam itu masih saja tak berniat beranjak ataupun hanya sekedar menggulirkan layar beranda aplikasi berwarna perpaduan ungu dan merah itu agar bisa memperbarui berandanya dengan postingan yang lain.

Jarinya terus bergerak, memperbesar.. memperkecil.. Dibagian wajahnya, beralih ke buket bunga yang ia belikan kemarin, bahkan sampai ke wajah kucing yang berada di foto itu pun sempat ia zoom beberapa kali. Entah apa faedahnya, ia juga tak tau. Yang ia tau hanyalah karena ia ingin melakukannya.

Dan jika diteliti lagi, Lisa memang sangat cocok dengan rambut hitam seperti itu.

Perpaduan rambut hitamnya, dengan kaos putih lengan pendek, topi hitam juga. Ya Tuhan, Jungkook sangat menyukainya. Apalagi ketika dengan polosnya Lisa berkata jika ia sengaja memakai kaos itu agar tampak bagus saat berdampingan dengan dirinya.

'Kaos item panjang sama kaos putih pendek, bukannya saling melengkapi ya?' ujar Lisa waktu itu. Bahkan kalimatnya saja masih terngiang ngiang di kepalanya. Sungguh candu.

Ditatapnya lagi lekat-lekat foto cewek yang masih setia tersenyum manis itu. Disentuhnya wajah Lisa di sana lalu turun menuju rambutnya.

Rambut hitamnya yang halus? Ahh.. Jungkook sangat menyukainya. Walaupun ia tak menampik jika kemarin Lisa memang sangat menjengkelkan.

"Banggg!!!!!"

Mulai lagi, batinnya.

Klekk!

"Anjir! Pake dikunci segala. Lagi ngapain lo di kamar sendirian? Jangan-jangan lo.. " Cowok yang masih menggerak gerakan gagang pintu kamar abangnya itu sengaja menggantungkan kalimatnya, menunggu reaksi sang empunya ruangan yang jarang rapi itu.

Lili Closet Film ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang