Jeno menambah kecepatannya hingga tampa ia sadari cahaya dari truk pengangkut besi semakin dekat ke arah mobilnya. Bising suara klakson menarik perhatian seluruh pengguna jalan di sekitar.

Suara decitan yang dihasilkan oleh ban mobil yang bergesekan dengan aspal dikala Jeno menginjakkan pedal rem membuat mobilnya berbalik arah dan menubruk tiang listrik hingga menimbulkan suara dentuman keras. Samar-samar ia mendengar langkah kaki mendekat dan melihat siluet seseorang yang membuka pintu mobilnya dari kanan.

"She .... rin?"

"Astaghfirullah, tolong ada kecelakaan."

"Pak tolong ada orang di dalam sana. Bantu pak."

"Telepon ambulan cepat."





• Mask •




"Bang gimana keadaan Jeno?" Hyunjin segera berdiri dikala adiknya datang diikuti dua orang laki-laki di belakangnya, Jungwoo dan Haaechan.

"Dokter masih di dalam." Renjun mengulum bibirnya mendengar jawaban Hyunjin, lalu menatap Haechan yang terlihat sama khawatirnya dengan keadaan Jeno. 

Selama beberapa menit, suasana hening. Tidak ada yang memulai obrolan. Renjun sedari tadi menghubungi Zahra dan teman-temannya. Tapi masih belum ada jawaban. Bahkan akun sosial media Zahra terlihat online beberapa menit lalu tapi gadis itu belum juga membalas pesannya. Niat hati ingin menelepon gadis itu, tapi Renjun masih belum siap mendengar suara gadis itu lagi.

"Gimana bisa Jeno kecelakaan?" tanya Haechan.

"Gue juga gak tahu Chan. Tadi waktu gue mau ke kantin Rumah Sakit gue lihat Jeno di bawa masuk UGD sama dua orang bapak-bapak," jelas Hyunjin, "kata mereka Jeno kecelakaan di dekat SHS."

Bertepatan dengan itu, pintu UGD terbuka menampilkan seorang dokter yang berjalan mendekat ke arah mereka. "Temannya Jeno?" tanya dokter itu.

"Iya, dok. Bagaimana kabar teman saya?" Renjun berdiri diikuti lainnya.

"Alhamdulillah tidak ada luka serius pada tubuh Jeno. Hanya saja dia masih belum sadar," jelasnya.

"Apa kita boleh masuk, dok?" tanya Jungwoo.

"Setelah pasien di pindahkan ke kamar rawatnya kalian boleh menjenguk. Kalau begitu saya permisi."

Keempat laki-laki itu mengangguk bersamaan dengan dokter yang menangani Jeno itu pergi.





• Mask •



Sang mentari bergerak menuju barat. Membuat cahaya oranye semakin terang menyinari. Sepasang kekasih yang tengah menikmati indahnya senja terlihat sangat romantis. Berbanding terbalik dengan keadaan sebenarnya.

Laki-laki pemilik mata indah itu cemas menunggu kekasihnya berbicara. Satu jam yang lalu dirinya mendapatkan pesan dari gadis itu untuk datang ke tempat ini. Tempat dimana dirinya menyatakan cinta pada gadisnya.

"Jen," panggilnya.

Jeno menatap gadisnya yang terlihat gugup. Gadis itu sering kali menunduk menatap tangannya yang bertautan dia atas pahanya.

"Aku gak bisa lanjutin hubungan ini," lirihnya.

"Maksud kamu apa?"

"Aku mau kita sampai sini aja."

Mencoba memberanikan diri, gadis itu mengangkat kepalanya menatap Jeno dengan air mata yang sudah jatuh di pipinya.

"Tapi kita udah 3 tahun, Rin," ujar Jeno.

"Iya aku tahu, tapi aku gak bisa lanjutin hubungan ini Jen."

Jeno meraih kedua tangan Sheerin, menangkupnya hingga membuat tubuh Sheerin menghadap dirinya. Cairan bening turun dari ujung mata Sheerin, gadis itu menatap Jeno dengan bibirnya yang terus mengucapkan kata maaf.

"Aku cinta kamu Rin, tolong jangan pergi ya? Aku bakalan berusaha jadi laki-laki yang baik buat kamu. Maaf kalau selama ini kamu gak bahagia sama aku ... maaf."

Lagi-lagi jawaban yang di dapatkan oleh Jeno hanya gelengan kepala. Tangan gadis itu terangkat menyentuh pipi Jeno mengusapnya pelan. Seakan ini hari terakhirnya bertemu dengan laki-laki itu.

"Maaf ... maafin aku," lirih Sheerin.

Belum sempat Jeno berucap sebuah tangan kekar menarik sebelah tangan Sheerin. Membuat gadis itu berdiri dan sedikit mundur hingga ia berada di balik tubuh seorang laki-laki berwajah tegas.

Menatap tajam mata Jeno, ia berkata, "Urusan kalian udah selesai kan? Kita pergi."

"Jadi karena Felix kamu ninggalin aku!" teriak Jeno menghentikan langkah mereka. Tatapan mata Jeno sarat akan kekecewaan.

"Sheerin, jelaskan! Bukannya kamu cinta sama aku, tapi kenapa kamu ninggalin aku demi cowok brengsek ini?" Telunjuk Jeno mengarah tepat ke arah Felix yang menatapnya nyalang.

Sheerin menghela napas, gadis itu meniup poninya dan tangan kanannya mengusap kasar bekas air mata yang ada di pipi. Menatap remeh ke arah Jeno, Sheerin kembali berkata, "Cinta? haha mana mungkin gue cinta sama lo."

Jeno menggeleng tidak percaya jika yang ada di depannya adalah Sheerin, gadis yang menjadi alasannya bahagia.

"Maksud kamu apa?"

"Gue udah sama Felix dan gak mungkin dong gue cinta sama lo," ujar Sheerin tenang sambil memainkan kuku jarinya.

"Jadi selama ini kamu selingkuh sama dia? Apa dia lebih baik dari aku Rin. Kamu anggap 3 tahun kita cuma main-main?"

"Sorry nih ya, lo tuh gak ada apa-apanya dari Felix dan ingat, Felix jauh lebih baik daripada lo," teriak Sheerin dengan matanya yang menatap tajam Jeno.

Suasana semakin memanas dikala Sheerin yang akan melangkah pergi tetapi di lengannya di tahan oleh Jeno. Felix yang melihat itu pun menghempaskan tangan Jeno hingga terlepas dari lengan Sheerin.

"Jangan sentuh calon istri gue," peringat Felix.

"Gak usah ikut campur urusan orang lain," tegas Jeno.

Senyuman remeh terbit di bibir Felix. Tangan laki-laki itu mendorong bahu Jeno.

"Seharusnya lo tuh sadar Jen. Lo gak pantes buat Sheerin. Lo tuh cuma cowok pengecut yang berlindung di bawah kekuasaan bokap lo."

Mata Jeno memerah. Mulutnya terasa keluh. Ia tidak bisa melawan. Tangannya di kedua sisi tubuhnya terkepal hingga buku-buku jarinya memutih.

"Felix udah, ayo pergi." Felix berbalik dan merangkul tubuh Sheerin. Keduanya melangkah pergi meninggalkan Jeno.

"Sheerin," panggil Jeno.

Langkah Sheerin berhenti tapi ia tidak berbalik sedikitpun. "Aku cinta sama kamu."

Terdengar dengusan di bibir Sheerin. "Bagus dong, rencana gue selama ini berhasil buat lo jatuh cinta sama gue."

"Maksud kamu?"




Note :Gimana nih sama chapter kali ini? aku gak jago buat adegan putusnya

ओह! यह छवि हमारे सामग्री दिशानिर्देशों का पालन नहीं करती है। प्रकाशन जारी रखने के लिए, कृपया इसे हटा दें या कोई भिन्न छवि अपलोड करें।

Note :
Gimana nih sama chapter kali ini? aku gak jago buat adegan putusnya. semoga suka sama chapter kali ini.

Mask | Jeno ✔️जहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें