Chapter selingan 2: Garis keturunan penyihir

56 3 2
                                    

By kuewallensus_ dan kambingmalesmandi

Catatan: Penjelasan pembedaan garis keturunan dalam chapter ini bukan berdasarkan yang ada di novel atau film Harry Potter, melainkan sudah author ubah sedikit karena jujur author merasa kurang suka dengan penjelasan soal asal-usul Muggle-born di novel aslinya. Jadi mohon jangan bully author ya kalo ga sesuai dengan yang di cerita aslinya.

Catatan 2: Author akan bikin chapter selingan kalo lagi mood dan ada ide aja ya wkwkwkw mianhae author orangnya random.

...

...

...

"Paaaaaaaaaaa!~ Kata mama makan malemnya dah siaaappp!~" kata anak semata wayangku dari ambang pintu ruang kerjaku yang lebih tepatnya bisa dibilang "berteriak". Mengapa ia harus berteriak? Hahaha tentu saja karena ia sekalian membangunkanku dari acara "molor di ruang kerja". Aku menyingkirkan buku yang sedari tadi bertengger manis menutupi mukaku, lalu bangun dari kursi kerjaku menuju kamar mandi di ruang kerjaku untuk mencuci mukaku yang ileran tentu saja.

...

"Naaahh ini diaa jagoan kita baru bangun!" teriak istriku yang sedang menyiapkan makanan di meja makan dan terlihat juga ankku yang sudah duduk manis di kursinya untuk siap menyantap makan malammya. Aku hanya cengar-cengir mendengar kalimat yang ia lontarkan, tentu saja karena aku malah tidur dan bukannya membantunya menyiapkan makan malam.

Memang agak lelah sih perjalanan Seoul ke Jeju hanya untuk pulang ke rumah, meskipun kau menggunakan portal sihir. Jelas saja, untuk menuju Jeju harus melalui lumayan banyak langkah. Yang pertama dari Mugwort ke dunia Muggle di Seoul, lalu naik taksi untuk menuju bandara Gimpo dan masuk ke portal tersembunyi yang berada di sekitar bandara itu yang terhubung ke kantor departemen sihir di Jeju. Lalu saat sampai di sana kau akan diarahkan untuk menuju portal ke dunia Muggle di Jeju yang langsung terhubung dekat sebuah halte bis dan pulang menuju rumah dengan bis Muggle tentunya.

Aku duduk di kursiku dan menunggu makan malamku disiapkan di depanku. Saat ketiga piring  sudah diisi dengan nasi, maka kami bertiga mulai menyantap makan malam. Tentu makan malam kami tidak sepi senyap layaknya keluarga Muggle yang sok penting itu. Ada sesekali gelak tawa karena masing-masing menceritakan bagaimana keadaan terkini di pekerjaan ataupun sekolah yang kadang memang selalu ada saja yang lucu. Aku menceritakan bagaimana unik-uniknya murid tahun pertama di Mugwort di tahun ajaran ini. Tentu anakku tertawa terbahak-bahak dan juga meratapi betapa membosankannya sekolah di sekolah Muggle dan ia menyesal memilih sekolah di sekolah itu bukannya Mugwort.

"Sudahlah Chan...jangan nyesel, kan kamu sendiri yang milih waktu itu..." kata istriku kepada dia lalu menyantap udang di Pad Thai buatannya yang memang selalu enak itu.

"Aaahhhh Enchan agak nyesel...pengen banget belajar pake sapu terbang yang kayak waktu itu papa ajak ke sana..." ujarnya sambil mengaduk-aduk malas mie di piringnya.

"Eh...ingat chan tujuan utamamu. Kan jadi model..."

"Ishh tapi masih harus nempuh 3 tahun SMP dulu baru bisa sekolah di sekolah mama...hueee mana dibully mulu karena kulit enchan warnanya eksotis...lagipula masih punya kesempatan jadi penyihir juga kayak Papa, kan aku Muggle-born daripada dibully mulu kayak gini"

Aku mulai agak pusing kalau mereka berdua sudah saling beradu argument seperti ini. Entah salahku atau salah istriku yang membuat anak kita menjadi seorang Muggle-born, mungkin dia selalu bilang ini salahku karena terlahir sebagai penyihir ahahahah walau aku tau itu hanya candaan saja. Bisa saja aku menikah dengan sekaumku yakni pure-blood dan tetap mempertahankan garis keturunan marga Seo. Tapi aku tidak pernah merasa ada uke ataupun perempuan dari kalangan pure-blood saat itu yang menarik perhatianku atau bahkan hatiku.

Mugwort | Harry Potter! AUWhere stories live. Discover now