"Terima kasih ya. Kamu satu-satunya keluarga mas doni yang masih mau menerima keberadaan eunha."
"Gapapa kok bi, justru aku yang harusnya berterimakasih karna eunha."
Sari tersenyum mendengarnya tapi tiba-tiba memorinya kembali ke masa itu.
"Tapi, niatnya untuk membantu dengan cara membunuh juga salah."
"Bibi gak usah khawatir. Bapak tua waktu itu memang kuat. Saat itu memang tidak ada siapa-siapa selain aku dan eunha. Hanya saja, aku masih terlalu kaget melihat cara sadis eunha membunuh."
"Maafkan bibi hiks."
"bibi? Bibi menangis?"
Sari mencoba menahan tangisnya ketika mengingat semua tragedi itu.
"Bibi gapapa kok."
Hening menyapa.
"Emm, bi? Selama ini ada orang yang-"
"Iya, bibi tau. Tadi saat sampai, pria itu menelpon bibi."
"Pria?"
"Iya, dia-"
"Tapi bi, orang yang aku maksud sekarang adalah perempuan. Dia anak dari bapak yang waktu itu eunha bunuh."
"Benarkah? Tapi saat di pesawat tadi, yang mengancam kepada bibi itu pria."
Di sebrang sana, perempuan itu mengusap wajahnya kasar. Banyak sekali orang yang membenci eunha ternyata.
"Aku akan mencari tahu lagi siapa pria itu bi. Bibi tenang saja. Sekarang, keadaan eunha bagaimana?"
"Maaf telah merepotkan mu, nak."
"Tidak apa-apa bi."
"Eunha masih belum tahu jika penyakitnya kambuh kemarin. Bibi sudah bertemu dengan lia dan akan menjalankan perawatan kepada eunha."
"Apa eunha sudah bisa menangis?"
"Tadi, eunha jatuh dari tangga. Dari lantai atas. Tapi, ia hanya terdiam ketika lutut dan sikutnya terluka lebar. Hikss."
Sari tidak kuat untuk menahan tangisnya lagi. Ia benar-benar sedih melihat keadaan anaknya.
"Eunha tidak menangis?"
Sari menggeleng dan sadar jika orang di sebrang sana tidak bisa melihatnya.
"Bibi ingin melakukan segala cara agar eunha bisa normal kembali. Tapi tidak dengan cara melukai dirinya."
"bibi sekarang fokus saja kepada kesehatan eunha. Sebisa mungkin aku membantu dari sini."
"Terima kasih, Nak."
"Jaga kesehatan bibi, aku tutup ya."
Tuttt... Tuttt... Tuttt
Sari menghelakan nafas lelah. Dirinya meletakkan hp nya di meja sebelahnya dan beranjak menuju kamar yang eunha tempati. Tadi setelah kecelakaan, eunha tertidur di kamarnya.
Sari membuka perlahan pintu kamar eunha. Ketika masuk, sari melihat eunha masih tidur. Dengan pelan, sari duduk di samping ranjang eunha.
"Mama seneng liat kamu bahagia disini. Besok akan ada adik-adik kamu disini." ucap sari sambil mengusap lembut surai anaknya.
Sari menyudahi menatap eunha karna takut air matanya jatuh. Sari memutuskan berkeliling kamar eunha. Tak sengaja matanya menatap sesuatu mengkilap. Penasaran dan akhirnya sari membukanya. Di sana, tangis Sari kembali pecah....
STAI LEGGENDO
Iya {JK-EH} END'
Fanfiction"Na, lo gak cemburu apa? Itu si jungkook pacaran ma si kating." "Cemburu sih, tapi ya... biarin aja. Toh ujung-ujungnya gue juga yang bakal nikah sama dia." Eunha yang santuy Jungkook yang pacaran sana-sini "Na? Kita batalin aja ya acara pernikaha...