#27 "Mulai menjadi detektif"

58 14 0
                                    

Eunha pulang kembali ke rumah dalam keadaan yang anehnya tidak dapat dijelaskan. Eunha merasa ada sesuatu menyakitkan yang terhapus dalam dirinya. Sebenarnya bagian apa yang terhapus dalam ingatannya.

Tanpa sadar, Eunha memegang bagian perutnya. Tiba-tiba saja sekelebat bayangan muncul di kepalanya.

"Gue hamil, Na. Anak-"

"Lo bajingan, Jungkook!! Lo punya anak-"

"Kamu itu cacat. Ceraikan anak-"

Drrtt...

Nada dering ponsel membuat bayangan itu seketika menghilang. Eunha merasa sakit dihatinya yang anehnya Eunha sendiri tidak tau kenapa. Tanpa peduli dengan bayangan dan sakit hatinya, Eunha mengambil ponselnya dan mengangkat sebuah panggilan yang ternyata dari asistennya. Ah! Eunha lupa hari ini dia ada jadwal ke kafe miliknya.

"Gue on the way, Eunseo. Tadi ada tragedi kecil, jadi gue lupa." Ucap Eunha langsung berjalan ke luar rumah.

"Hah? Tragedi apaan, tapi lo gapapa kan, Kak?" Ucap Eunseo dibalik telpon itu khawatir. Eunha tersenyum lucu melihat kekhwatiran Eunseo.

"Aman. Udah dulu ya. Gue belum pesan taksi lagi. Dadah manis." Ucap Eunha lalu memberikan ciuman bersuara kepada Eunseo. Dan dapat Eunha dengar Eunseo mengeluarkan suara muntahan. Seketika Eunha tertawa.

"Yaudah hati-hati lo, Kak." Ucap Eunseo dan panggilan terputus.

Eunha selanjutnya memesan taksi online dan akhirnya berangkat ke tujuan awalnya. Dalam perjalanannya, Eunha mencoba mengalihkan pikirannya tentang sesuatu yang sebelumnya sempat mengganggu pikirannya. Entah mengapa Eunha merasa harus melupakan bagian yang mengganggu itu.

Akhirnya Eunha sampai ke kafe miliknya. Eunha baru ingat, kafe ini Eunha dapat tiba-tiba setelah dirinya sadarkan diri dari rumah sakit. Mengapa Eunha baru menyadari semua yang kebetulan itu ya?

Mengapa tiba-tiba dirinya sadarkan diri di rumah sakit? Padahal Eunha ingat bahwa sebelumnya, dirinya sedang baik-baik saja.

"Na! Buset ya lo. Turun-turun dari taxi, langsung ngelamun aja lo di depan kafe. Kenapa lo? Sehat?" Tanya Eunseo menepuk pundak Eunha lalu meletakkan punggung tangannya di dahi Eunha.

"Gue masih waras ye." Ucap Eunha melepaskan tangan Eunseo yang berada di dahinya.

"Yaudah ayyo masuk ke dalem. Diluar panas nih. Berpawang gini kita masih harus jaga penampilan tau. Engga lucu kan kita diselingkuhin karena berubah jadi dekil." Ucap Eunseo bawel.

Eunha seketika merasa sebuah petir menyambarnya. "Diselingkuhin?"

"Eh?" Kaget Eunseo.

Eunha menatap Eunseo curiga. Mengapa Eunseo seperti kaget begitu ketika dirinya mengucapkan kalimat 'diselingkuhi'.

"Maksud gue disemir cuy! Elo pendengarannya jelek banget deh sampai denger kalimat gue aja typo. Gue anter lo ke tempat cuci mulut deh, Na." Bawel Eunseo sambil nyengir.

"Apaan anjir yang cuci mulut. Kalau salah pendengaran ya ke tempat mandi lah." Balas Eunha makin ngawur.

"Lo pas ngelamun kena sambet apa gimana anjir, Na! Ke tempat mandi buat apaan." Tanya Eunseo menanggapi kalimat ngawur dari Eunha.

"Kalau lo salah pendengaran ya lo ke tempat mandi aja. Lo masukin air ke telinga lo, terus lo goyangin telinga lu. Terus lo-"

"Iya-iya gimana lo aja, Na. Pusing gue dengernya." Ucap Eunseo langsung memutuskan kalimat aneh Eunha.

Eunseo langsung mengajar Eunha ke dalam kafe. Eunseo bahkan baru sadar jika mereka berdebat di pinggir jalan begini. Seketika malu Eunseo datang ke permukaan.

Iya {JK-EH} END' Where stories live. Discover now