2

13 5 2
                                    

                  Happy reading!

keesokan harinya ia berangkat dengan frey seperti biasa tapi mereka berangkat sedikit siang karna allena telat bangun.

Sesampai di sekolah mereka di guncang oleh seorang siswa baru yang akan pindah di kelas 9 dan siswa itu terkenal karna cuek dan wajahnya yang tampan.

"Allennaaa,all sinii gua punya hot news nih masih angett bangett" ucap ziva teriak

"Masih pagi ziva astaga" sahutnya mengeleng kepala

"Bodoo,sumpah sih sumpah parah masa ada.." belum selesai ngomong eh di potong

"Cowo baru dari smp dyrton?gantengkan?" Ucapnya

"Wah anjirr tumben lu tau biasanya kudet kalau ada hot newss" ujarnya meledek

"Aelah udh jadi pembicaraan satu sekolah kali ga baca grup tu anak" sahutnya lalu kembali duduk

Allena memasang headset di kedua telinganya sinar matahari pagi menyinari wajah yang imut dan cantik ia menatap ke luar sekolah.

Ia bertatapan dengan seorang lelaki yang tidak begitu asing baginya.
Ia mengingat surat kemarin yang ada di laci orang tuanya,lalu mengalihkan pandangan.

Ia mendengarkan lagu perfect-ed sheeran lagu favoritnya entahlah apa yang ia pikirkan sekarang ia menutup matanya lalu menarik nafasnya.

bu diva pun masuk ke kelas,Bu diva adalah wali kelas 9-2.

"Anak-anak hari ini kita kedatangan murid baru,sini masuk" ucap Bu diva tersenyum

"Gua felix marghata kalian bisa panggil gua felix" ujarnya

"Ada lagi ga na felix" ucap Bu diva

"Semoga kita berteman dengan baik" lalu felix di suruh duduk di sebelah allena karna hanya bangku itu yang kosong.

Allena tidak peduli jadi ia masih memasang headset atau lebih tepatnya airpods dan di halangi oleh rambutnya pandangan masih ke jendela.

Felix hanya melirik ke arah allena lalu ia mengalihkan pandangannya.
Allena melirik Felix ia tidak asing dengan pria yang satu ini.

Flashback on

Allena duduk di taman sendiri,ia melihat seseorang bermain basket dengan penuh amarah dan kesal sepertinya sedang ada masalah.

Allena membuka kantung belanjaan tadi lalu mengambil sebotol air entah kenapa hatinya menyuruh untuk memberikan lelaki itu minum.

"Kau siapa?" Tanya lelaki itu allena hanya berjalan tanpa memperdulikan pertanyaan itu.

Flashback off.

Bel istirahat berbunyi seperti biasa murid murid keluar kelas untuk pergi ke kantin dan begitupun dengan allena dan ziva

"Allenaa" sapa seorang lelaki dari luar kelas,yap siapa lagi kalau bukan frey

"Heh frey gaada bosen bosennya apa goda si allena" ucapnya kesal

"Allena nya aja diem yee iri lu" ledek frey

Mereka bertiga berjalan menuju kantin dan allena menyumpal satu telinganya dengan headset bisa di bilang airpods.

Murid baru itu tidak di kantin melainkan di perpustakaan ia sepertinya seorang kutu buku atau sedikit nerd.

"Allena tau ga pas jam pelajaran felix liatin lu terus tau lirik-lirik lah lebih tepatnya" ujar ziva

"Hem" sahutnya

"Wah parah tu nak baru minta di kasih pelaja..." Belum selesai frey ngomong allena langsung meliriknya dengan tajam lalu frey tersenyum.

kelas.

seperti biasa allena duduk dengan kedua headsetnya dan pandangan menuju ke jendela ia melihat keaadaan luar sekolah.

Sinar matahari selalu bersinar ke arah kelas dan sela-sela ventilasi udara angin yang lembut membuat ia semakin rindu masa lalunya.

Allena memejamkan matanya beberapa saat lalu menarik nafasnya ia masih tidak percaya dengan surat yang ada di album.

Felix duduk dan terdiam allena hanya membaca buku dan memasang lagu favoritnya ia tersenyum pada Felix tapi malah di abaikan.

Ia menyimpan buku itu lalu pandangan kembali ke arah jendela entah kenapa ia ingin sekali menikmati angin itu.

Guru dateng dengan 3 buku di pelukan tangan kirinya dan tangan kanan memegang tas yang lumayan besar.

mereka belajar seperti biasa lalu beberapa menit kemudian..

"Allena" sapa ketua osis di luar pintu

"Allena ada orang tua mu di luar" ucapnya setelah allena mengangguk lalu meninggalkan kelas itu.

Allena kaget sejadi jadinya karna ia belum bertemu orang tuanya selama beberapa tahun terakhir saat ia masuk smp saja orang tuanya tidak hadir.

Allena bangkit dari tempat duduknya berjalan menuju orang tuanya.ternyata hanya ada ibunya seorang.

"Allena bagaimana kabarmu?" Ucap ibunya.

"Hm baik,tumben?" Ucapnya kembali karna tidak biasanya ibunya menanyakan kabar.

"Ayahmu lagi banyak sekali pekerjaan jadi tidak bisa jenguk kamu ya?" ujarnya

"Hm aku udah terbiasa,kirain aku kalian udah gainget kalau punya anak di sini" ujarnya kembali.

"ALLENAA!!" Bentaknya lalu menarik tanganya ke parkiran yang kosong.

Ibunya menampar allena hingga sedikit berdarah ia diam Menahan air mata agar tidak jatuh mengalir di pipinya.

"Dasar anak gatau di untung,udah di kasih uang ga tau diri ya!" Bentaknya kasar

"Uang?apakah di kasih kalau aku ga minta!' ucapnya sedikit teriak

Allena pergi meninggalkan ibunya,ia bolos sekolah dan pergi entah kemana langit mulai mendung ribuan hujan mulai turun menyerbu bumi.

Ia hanya memakai kaos seragam memeluk tubuhnya karna kedinginan hujan mulai sedikit berhenti ia berjalan menuju atap.

Ia sangat suka pemandangan dari atap entah kenapa rasanya semua masalah hilang pergi ke langit ia benar-benar kedinginan.

Bel pulang sekolah vige berbunyi semua orang pulang kerumahnya masing-masing seperti biasa frey menghampiri kelas allena.

"Allenaaaaa cayyy" ucapnya tapi tidak ada allena di kelas.

"Zivvaaaaa allena kemana dia duluan?dia marah?" Ujarnya panik

"Tadi ada orang tuanya trus di suruh keluar tapi ga balik lagi dia" jelas ziva membuat frey lari mencarinya.

Allena pulang ke apartemennya lalu membersihkan diri dan mengganti baju itu membuatnya lebih nyaman dari sebelumnya.

Ia mengambil sebuah surat dari lacinya dan membuka suratnya.hp nya mati sendari tadi ia hujan-hujanan.

Dear orang tua asuh allena
Jagain allena dengan baik ya,allena anak yang baik dan mandiri.ia sangat ramah pada semua orang jangan buat dia nangis karena itu beresiko tinggi untuk traumanya dan ia memeiliki depresi ringan.ia butuh kasih sayang kalau allena sudah berumur 18 tahun tolong beritahu bahwa orang tuanya sangat menyayanginya dan kita akan bertemu di syurga nanti,jadi jangan sedih kami tahu kau anak yang kuat.
(Reno-Rina)

Ia tidak menyangka bahwa ia bukan lah anak kandung mereka.ia menangis sejadi jadinya lalu mengambil handphone yg di cas.

Allena melihat banyak sekali pesan dari frey tapi ia mengabaikannya ia merebahkan tubuhnya dengan sahabatnya.

Ia terus kepikiran hingga traumanya datang kembali tiba-tiba ia teriak layaknya orang gila, beberapa menit kemudian,ada yang mengetuk pintu..

                    Update soon!

AllenaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang