Make a Child ?

4K 274 23
                                    

Besok libur dan ada waktu senggang untuk menulis part ini. Semoga happy dengan endingnya.. so enjoy reading 💓

Karen baru saja duduk dengan tenang di salah satu kamar hotel yang menjadi tempatnya menginap malam ini. Semua acara sudah selesai dan beberapa kerabat seperti keluarga dan teman-teman dekat mereka sudah memutuskan untuk pulang, kecuali tentu saja Kenneth dengan teman-temannya.

Entahlah, Karen tidak tahu apa yang akan dilakukan oleh kelompok pria-pria dalam pertemanan Kenneth, tapi Karen tetap memberikan waktunya untuk Kenneth dapat bertukar cerita dengan mereka.

Karen melepaskan gaunnya dengan cepat dan membuka simpul di kepalanya. Membiarkan rambutnya tergerai bebas dan merasa jauh lebih nyaman.

Sebelum beranjak menuju kamar hotel, Rossie sempat mengajukan beberapa hal yang penting dilakukan saat malam pertama. Sebuah perbincangan yang terdengar konyol dan memalukan bagi Karen. Vannesha bahkan memilih menutup telinganya dan beralih dengan mengambil makanan. Cassie hanya memutar mata dengan bosan dan Anne yang tertawa sepanjang waktu mendengar petuah konyol dari Rossie.

Malam pertama ?
Karen perlu menarik nafasnya dengan panjang memikirkan hal tersebut. Ini bahkan kali pertama dalam hidupnya ia akan tidur satu ranjang dengan seorang pria.

Meski cukup lama menetap di Inggris, kehidupan Karen masih bisa dibilang sangat tradisional. Perempuan itu nampaknya masih memegang teguh budaya ketimuran Indonesia dan menjaga sekali kehormatannya selama ini.

Tak ingin berlarut-larut dengan fikiran konyol dan ide bodoh yang diucapkan oleh Rossie berkali-kali, Karen memilih untuk membersihkan tubuhnya dengan cepat.

Mungkin berendam air hangat adalah ide yang tepat untuk membuat tubuh dan fikirannya menjadi lebih rileks.

Selama hampir tiga puluh menit, Karen berendam di dalam kamar mandi dan bahkan setengah tertidur setelahnya. Perempuan itu baru terjaga ketika melihat jarum jam yang menunjukkan hampir jam 10 malam.

Karen bergegas membersihkan tubuhnya dan membalutnya dengan bathrobe yang sebelumnya sudah ia siapkan dan tergantung rapi di balik pintu.

Keluar dari kamar mandi dan beralih segera untuk mengganti pakaiannya, Karen nyaris berteriak saat membuka koper miliknya yang terletak di pojok ruangan.

Perempuan itu bahkan membuka pakaian yang tersusun rapi di dalam koper tersebut hingga lipatan paling akhir. Tapi sia-sia.

Karen nyaris tidak percaya mendapati sekoper penuh isinya hanya sebuah gaun tidur malam yang kekurangan bahan. Ia hanya bisa menghembuskan nafasnya dengan lelah saat menyadari rasanya salah sekali mempercayakan Rossie untuk hal-hal semacam ini.

Serangan panik mulai terasa. Rasanya tidak mungkin saja memulai kebiasaan baru untuk tidur dan menghabiskan waktu bersama dengan Kenneth yang sudah resmi menjadi suaminya dengan pakaian semacam itu.

Karen tahu ini hal yang lumrah dan mungkin saja banyak dilakukan oleh pasangan di luar sana. Tapi ia merasa perlu adaptasi dengan semua ini.

Memakai pakaian seperti itu membuatnya merasa seperti menjadi seorang perempuan penggoda meski pada kenyataannya tidak demikian.

Sebuah ide terbersit dengan cepat. Karen tetap harus berpakaian ! Tapi tidak dengan semua gaun malam yang disiapkan oleh Rossie hari ini.

Beranjak mengambil koper milik Kenneth, Karen melihat isi dari koper pria tersebut dan mencari apapun yang bisa digunakannya. Setidaknya lebih baik dari semua gaun malam dalam kopernya.

Baru saja hendak melihat isi dari koper milik Kenneth, si empunya datang dan berdiri di hadapan Karen dengan tatapan bingung.

"Kamu sudah mandi ?" Kenneth bertanya sambil membuka kancing paling atas dari kemeja yang digunakannya. Jas luarnya entah sudah berada dimana. Sepertinya pria itu melepaskannya sesaat sebelum berkumpul dengan teman-temannya.

Second Gift (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang