Nice Day

3.8K 265 17
                                    

Sudah siap dengan cerita hari ini ?
Terima kasih untuk setiap dukungan dan vote yang diberikan, Happy Reading 💕

Karen seperti berjalan di atas angin ketika jemari Kenneth menggenggamnya dengan begitu erat. Seolah semua kesulitan yang nampak, akan jadi begitu mudah saat pria itu bersamanya.

Tapi tidak, Karen jelas tidak boleh berharap. Terdiam dan hanya mengikuti langkah kaki Kenneth meski di tengah hujan yang mengguyur mereka dengan deras, seperti menjadi sebuah hal sederhana yang tak ingin diakhirinya dengan cepat.

Karen hanya dapat berharap waktu akan berhenti sejenak dan membiarkannya melewati saat ini sedikit lebih lama lagi.

Seorang pria dengan setelan jas hitam yang rapi melambaikan tangannya ke arah Kenneth. Pria itu menyambutnya dengan cepat. Karen mengenalnya, Tommy yang menjadi tangan kanan Kenneth selama ini dalam melakukan pekerjaannya.

Pria itu berdiri di samping sebuah Lexus berwarna hitam. Salah satu mobil yang dimiliki oleh Kenneth. Pria itu menjemputnya dengan sebuah payung besar selain yang sedang digunakannya dengan cepat.

Kenneth mengambil alih payung tersebut dan membawa Karen bersamanya menuju ke Lexus hitam miliknya. Dia membukakan pintu dan membiarkan Karen berada di dalam mobilnya seorang diri sementar Kenneth kembali menghampiri Tommy dan tampak berbicara beberapa hal dengannya.

Sekitar tiga menit kemudian pria itu masuk dan duduk di bangku kemudinya. Ia mengambil sebuah handuk dari arah belakang kursinya dan memberikannya kepada Karen.

"Akses menuju apartemenmu tertutup. Beberapa jalan tergenang banjir cukup dalam. Kita perlu memutar arah juga untuk sampai kesana" Kenneth memberikan penjelasan dari apa yang dibicarakannya sejak tadi bersama Tommy di luar.

"Mobilku ?"

"Tommy akan mengurusnya, dia akan membawa mobilmu secepatnya" Kenneth menjawab sambil mulai melajukan mobilnya.

Ia sempat menyalakan penghangat di dalam mobil dan membuat suhu tubuh Karen sedikit lebih baik untuk saat ini.

Karen berusaha mengalihkan pembicaraan dengan kegiatannya mengeringkan rambut. Tampilannya sudah sangat berantakan dengan rambut yang basah sempurna.

Ia hampir saja melepas jas milik Kenneth jika saja tidak mengingat bahwa gaun suteranya benar-benar basah dan mencetak dengan jelas bagian-bagian tubuhnya.

"Jangan lepas jasnya, pakaianmu tidak cukup tertutup untuk saat ini. Kamu bisa menggantinya nanti saat tiba di mansionku" ujar Kenneth yang seperti tahu kegusaran yang dirasakan oleh Karen.

"Mansionmu ?"

"Jalan menuju apartemenmu tidak bisa dilewati. Aku tak ingin bertaruh dengan kemacetan berjam-jam sementara tubuh kita basah kuyup seperti ini. Setidaknya kamu bisa mengganti pakaianmu dulu sambil menunggu keadaan menjadi lebih baik. Setelahnya jika kamu ingin pulang dan jalanan sudah lebih ramah, aku akan mengantarmu ke apartemen"

Kenneth memberikan penjelasan panjangnya. Karen tahu pria itu tidak berbohong. Jarak dari hotel menuju apartemennya memang lebih jauh ketimbang jarak dari hotel menuju mansion milik Kenneth. Keadaan seperti membuat Karen tidak memiliki pilihan lain selain mengikuti apa yang dikatakan oleh Kenneth.

Pria itu tidak banyak berbicara lagi dan terlihat fokus pada kegiatannya menyetir mobil. Karen dapat melihat hampir seluruh pakaian yang dikenakan Kenneth juga basah akibat mereka berdua menerobos hujan menuju mobil. Meski akhirnya Tommy membawakan mereka payung, nyatanya hal itu tidaklah cukup membantu. Butiran air juga terlihat menetes dari rambut Kenneth yang basah.

Jalanan menuju ke mansion milik Kenneth juga ternyata mengalami kemacetan yang cukup parah. Mereka terpaksa terperangkap dalam kemacetan meskipun sudah hampir setengah jalan menuju mansion Kenneth.

Second Gift (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang