Berpisah untuk Bersatu - 03

967 85 22
                                    


Lesti, Rara dan Putri pagi ini masih diam di kamar Selfi. Sepertinya Selfi sedang kurang sehat, karna itu lah ketiga saudara itu berkumpul di kamar Selfi.

Mereka bingung harus memilih siapa yang harus menjaga Selfi, jika para asisten rumah tangga yang merawat nya, Selfi tidak akan mau. Dia hanya akan mau di jaga dan di rawat oleh kakak atau adik nya.

"Jadi siapa yang mau di rumah? Kasian Ceppy kalau harus di tinggal sendiri di rumah." ucap Lesti setengah berbisik sambil menatap kedua adik bungsu nya.

"Gk akan mau juga dia." lanjut Rara dengan mata yang masih fokus menatap Selfi. "Tapi hari ini Rara ada kerjaan kak, gk bisa di tinggal sama sekali." ucap nya kemudian menatap sang kakak sulung.

"Kakak juga begitu."

Putri yang daritadi hanya memperhatikan kedua nya pun akhirnya menghela nafas nya, dia tau kedua kakak nya itu akan menyuruh nya untuk menjaga Selfi.

"Biar Putri yang disini. Kalian pergi aja." ucap Putri lalu berjalan menghampiri Selfi dan duduk di samping Selfi.

"Yakin?." ucap Rara mencoba meyakinkan adik nya ini. Putri hanya mengangguk sebagai jawaban.

"Yaudah, jaga yang bener kakak nya! Kami pergi dulu. Assalamualaikum." ucap Lesti lalu pergi bersama Rara yang juga sudah mengucap salam.

"Waalaikumsallam."

Setelah pintu kamar Selfi tertutup, barulah dia menatap Selfi yang masih memilih untuk diam tak bersuara. Putri kemudian tersenyum dan mengelus pipi Selfi.

"Kakak cepet sembuh ya!?." ucap Putri masih dengan tangan yang mengelus pipi Selfi. Selfi tersenyum lalu mengangguk pelan.

"Apa kamu gk kuliah?." tanya Selfi dengan nada lemah nya. Putri terdiam sebentar lalu menggeleng.

"Ngga kak. Hari ini kan hari libur." ucap Putri dengan senyuman yang tak pernah hilang dari bibir nya. "Harus nya hari ini aku temenin Tasya, tapi yaudah lah. Kakak aku lebih penting." batin Putri.

Hari ini, dia memang sudah ada janji dengan Tasya, kemarin lusa Tasya meminta Putri untuk menemani nya ke toko buku dan sisa waktu nya ingin dia habis kan untuk berjalan jalan dengan Putri. Tapi sepertinya rencana itu gagal karna Putri yang harus menjaga kakak nya.

Tiba tiba ponsel Putri berdering dan tertera nama Tasya disana. Setelah mendapat izin dari Selfi, Putri pun keluar dari kamar itu untuk mengangkat telepon dari Tasya.

"Assalamualaikum Sya."

"Waalaikumsallam. Putri, kamu dimana sih??!! Janji nya mau datang pagi pagi, tapi ini udah siang kok kamu belum datang juga??!!."

Putri? Hmmh.. Putri yakin Tasya sudah kesal padanya. Panggilan yang biasanya dia gunakan adalah Mput, berubah menjadi Putri.

"Maaf Sya, kayaknya aku gk bisa temenin kamu. Kak Selfi sakit dan aku harus jaga dia."

"Kan yang lain ada. Kenapa harus kamu terus sih??!! Di rumah juga pasti ada bibik."

"Sya, kamu tau kan kak Selfi itu gk bisa sama yang lain? Kakak kakak aku yang lain sibuk, jadi gk bisa jagain kak Selfi."

"Mck! Terserah kamu deh!! Kalau emang kamu gk bisa tepatin janji, gk usah janji dari awal!."

Tuut.. Tuutt..

"Bukan aku gk mau tepatin janji aku, Sya. Tapi sekarang keadaan nya lain, kak Selfi gk bisa aku tinggal, dia butuh aku sekarang. Maaf.." gumam Putri menatap layar ponsel nya.

Dia tau Tasya akan kecewa, tapi dia juga tidak mau terjadi apa apa pada Selfi nanti. Mungkin sekarang Putri harus mendiamkan Tasya dulu dan fokus pada kesembuhan kakak nya.

***

Tasya melempar pelan ponsel nya begitu saja setelah dia menelepon Putri. Dia tidak marah atau pun kecewa pada Putri, tapi dia mau Putri sadar jika kakak nya hanya akan ada di samping nya saat mereka membutuhkan Putri. Ah bukan mereka, tapi Putri yang akan selalu ada di samping mereka saat mereka butuh atau pun tidak.

Putri terlalu baik di mata Tasya, dia tau Putri ingin merawat kakak nya bukan semata mata karna kakak nya yang tidak mau di jaga oleh orang lain, tapi karna memang Putri yang menyayangi kakak nya dengan tulus. Lagipula adik mana yang tega meninggalkan kakak nya yang sedang sakit?.

Tapi jika Putri yang sakit, ketiga kakak nya itu tidak peduli pada Putri. Mereka memang memberi Putri uang untuk ke rumah sakit dan menyuruh para asisten rumah tangga nya untuk menjaga Putri, tapi Putri juga pasti menginginkan mereka yang menjaga Putri, kakak kakak nya.

"Bukan aku gk bolehin kamu rawat kakak kamu, Mput. Tapi apa kamu gk mikir? Kalau giliran kamu yang sakit apa mereka peduli sama kamu? Ngga."

***

Hari semakin siang, keadaan Selfi sedikit demi sedikit mulai membaik. Putri benar benar merawat Selfi dengan baik, tanpa campur tangan siapa pun. Bahkan untuk mengambil obat dan membuat bubur pun, Putri tidak menyuruh siapa pun untuk membantu nya.

Saat tengah asik membuat teh hangat untuk Selfi, Putri mendengar suara sedikit gaduh yang berasal dari ruang tengah. Dia terus saja menoleh sekilas ke ruang tengah yang memang tidak jauh dari dapur, dalam hati nya terus berdoa agar tidak terjadi apapun dan itu bukan apapun, harap harap itu hanya suara samar yang Putri salah dengar.

"Ya Allah, suara apa sih itu??!!." gumam Putri dalam hati. Tangan nya terus bergerak mengaduk teh yang ia buat. "Ck! Tenang Putri, itu bukan apa apa dan itu bukan siapa siapa!."

To Be Continued💕.

Berpisah untuk Bersatu ✔Where stories live. Discover now