Berpisah untuk Bersatu - 21

288 52 6
                                    

"Jeng jeng.."

"Astaghfirullahaladzim, Tasya! Kaget!"

Tasya langsung mendapat omelan dari Putri saat dia tiba tiba datang dan duduk di hadapan Putri, dengan membawa dua papper bag yang isi nya adalah makanan, seperti kemarin.

"Mwehehehe.. Maaf Mput," ucap Tasya diiringi dengan cengiran khas nya yang membuat Putri menggelengkan kepala nya. "Ayo makan, aku udah beli'in kamu__"

"Aku gk mau."

Tasya yang tadi nya sibuk menyiapkan makanan itu seketika menghentikan gerakan tangan nya, dia menatap Putri.

"Kenapa? Kamu udah makan?" Tasya mengerutkan kening nya.

"Aku gk mau makan makanan itu." ucap Putri penuh penekanan, membuat Tasya semakin bingung. "Kamu beli makanan itu di resto nya kak Lesti, kan? Aku tau."

Tasya terdiam, dia tidak heran jika Putri bisa langsung mengenali rasa dari makanan itu, tapi.. Apa sekarang Putri marah pada nya? Melihat tatapan Putri yang tidak bersahabat, membuat Tasya sedikit was was.

"Buat apa kamu ngelakuin ini, Sya? Buat apa?" ucap Putri kembali dengan nada rendah nya. "Kamu kasih aku makanan ini cuma buat aku makin inget sama mereka, terutama kak Lesti. Apa sih maksud kamu? Aku udah coba buat lupa'in mereka, aku udah berusaha buat hidup benar benar sendiri tanpa ada mereka, bahkan dengan bayangan nya sekali pun, tapi kamu? Kamu malah berusaha sebaliknya, kamu malah bikin aku semakin dan semakin ingat sama mereka. Kenapa?"

Tasya menghela nafas, dia menegakkan tubuh nya dan menatap mata Putri dalam.

"Aku cuma mau kalian kembali, kembali bersatu. Itu aja, Mput."

"Siapa yang gk mau kembali bersatu, Sya? Aku juga mau, tapi aku masih kecewa sama mereka, rasa rindu aku selalu kalah oleh rasa kecewa aku."

"Tapi aku gk mau." apa yang di ucapkan Putri kepada Tasya justru berbanding terbalik dengan apa yang ia katakan dalam hati nya.

Tasya terkekeh mendengar ucapan Putri. "Yakin? Aku rasa kamu gk sungguh sungguh bilang kayak gitu."

"Bahkan kak Lesti pun berharap adik adik nya kembali."

Dahi Putri mengernyit. "Maksud kamu apa?"

"Bukan cuma kamu yang pergi dari kehidupan kak Lesti, kak Selfi dan kak Rara juga pergi, Mput. Di hari yang sama, tapi dalam waktu yang berbeda, kak Lesti kehilangan tiga adik nya sekaligus. Sekarang, dia gk punya semangat buat menjalani kehidupan nya, bahkan dia hidup pun hanya untuk kalian."

"Jadi.. Kak Lesti sendiri?"

Tasya tersenyum tipis kemudian mengangguk. "Iya."

"Kamu udah ketemu sama kakak?"

Tasya kembali tersenyum. "Apa kamu perlu tau? Rasanya ngga."

Putri mengerjapkan mata nya. "Okay, aku gk peduli." ucap nya kemudian memalingkan wajah nya.

"Hmmh.. Ayo makan." ucap Tasya mengalihkan pembicaraan nya, dia menyodorkan makanan itu ke hadapan Putri, tapi dengan cepat Putri mendorong nya kembali.

"Aku gk mau." ucap Putri kembali dengan penuh penekanan. "Kamu ini sengaja ya? Kamu mau bikin aku sedih karna terus inget sama mereka, iya? Banyak resto lain, kenapa harus disana kamu beli?"

"Resto nya kak Lesti itu umum, gk ada larangan atau pun paksaan buat yang mau beli atau ngga, jadi apa masalah nya? Makanan disana enak enak kok." ucap Tasya enteng. "Dan aku bukan mau bikin kamu sedih karna kamu inget sama mereka."

"Terus ini apa?" notasi suara Putri semakin meninggi.

Tasya menghela nafas pelan. "Aku tau kamu mau mencoba egois sekarang dengan gk mau ngalah saat ini, tapi egois kamu udah cukup, Mput, sekarang waktu nya kamu kembali, kakak kamu udah berubah, mereka akan lebih memberi waktu satu sama lain, mereka bukan kakak kakak kamu yang gila kerja lagi,"

"Mungkin." ucap Putri menyela ucapan Tasya, dia menggelengkan kepala nya. "Mungkin mereka udah berubah, tapi gk menutup kemungkinan kalau mereka tetap sama."

"Terserah dengan apapun yang kamu pikir kan, tapi aku yakin, kalau seandainya suatu hari nanti kalian kembali, hubungan kalian akan jauh lebih baik. Aku permisi."

Setelah itu Tasya pergi membawa makanan milik nya. Dia menutup ruangan Putri dan meninggalkan Putri sendirian disana.

Putri terdiam, dia mengusap wajah nya kasar kemudian menunduk, menyimpan kepala nya di lipatan tangan nya yang bertumpu pada meja.

"Aku juga mau kembali hiks.. Aku juga rindu hiks hiks.."

Putri terisak. Dia sendiri pun selalu bingung dengan apa keinginan hati nya. Rasa rindu itu selalu ada, tapi rasa kecewa juga tak kunjung reda. Hati nya masih tertutup untuk kembali memaafkan kakak kakak nya, dia masih kecewa.

"Ya Allah, apa sudah waktu nya aku kembali?"

Di balik pintu ruangan Putri, Tasya diam, dia mendengar isakan Putri yang langsung terdengar saat dia keluar dari ruangan Putri. Dia mendengar apa yang Putri ucapkan.

"Aku tau kamu rindu mereka, Mput. Buka pintu maaf kamu, dan terima mereka yang mau meminta maaf kepada kamu. Kembali lah!"

Tasya menghapus air mata nya yang tiba tiba saja jatuh, dia kemudian berjalan meninggalkan ruangan itu, biar lah sekarang Putri sendiri, dia butuh waktu untuk menenangkan diri nya, jadi Tasya akan makan sendiri saja.

Namun, saat dia berjalan sendiri di lorong rumah sakit, seseorang tiba tiba memanggil nya. Dia membalikkan badan nya dan ternyata Dinda yang memanggil nya.

"Eh, Dinda, ada apa?"

"Aku mau ngomong sama kamu, Sya."

Tasya mengerutkan kening nya. "Soal apa? Tumben."

"Duduk dulu sini."

Tasya hanya mengikuti Dinda, dia duduk di samping Dinda.

"Kamu bilang, kamu dan Putri udah kenal dari jaman kuliah, kan?"

Tasya hanya mengangguk.

"Kenal dong sama keluarga nya?"

"Mm.. Iya, kenapa emang nya?"

Dinda terlihat mengambil nafas lebih dulu kemudian membuang nya perlahan sebelum dia berbicara pada Tasya lebih lanjut.

"Jadi gini, kemarin aku minta anter sama Putri ke toko kue, nah, aku ajak dia ke toko kue langganan aku dan kakak ku, tapi pas udah di parkiran, dia malah ngajak aku pergi dari sana dengan alasan pelanggan nya rame. Tapi karna aku bujuk akhirnya dia mau turun dan masuk ke toko itu, setelah selesai beli kue, aku dan Putri mau balik lagi ke mobil, pas lagi ngobrol menuju mobil, ada orang yang panggil nama dia. Awalnya dia manggil ‘Putri’ terus ‘dek’, aku curiga kalau orang itu manggil Putri, tapi Putri bilang nama Putri itu banyak, dan gk mungkin orang itu manggil Putri."

Tasya mengernyit, heran tentu nya.

"Dan aku baru tau, ternyata orang yang manggil Putri itu pemilik toko kue itu."

Mata Tasya langsung membulat, dia yang tadi nya duduk lurus seketika memiringkan badan nya menghadap Dinda. "Pemilik toko kue itu?"

Dinda mengangguk.

"Toko kue..." Tasya mencoba mengingat-ingat nama toko kue milik Selfi. "Anastasya?"

"Ha! Iya itu! Kok tau?"

"Kak Selfi udah ketemu sama Putri? Dan aku udah ketemu sama kak Lesti, artinya mereka gk pergi jauh dari sini, satu lagi, kak Rara. Aku belum tau kabar dia."

Dinda mengerutkan kening nya saat melihat Tasya yang justru malah tersenyum tidak jelas.

"Sya,"

"Eh.. Iya?"

"Kenapa?"

"Ah hehehe.. Gapapa, makasih ya udah cerita, bermanfaat banget buat aku, makasih.."

Setelah mengucapkan itu Tasya pergi begitu saja dari hadapan Dinda, Dinda hendak menahan nya, tapi di urungkan nya saat Tasya sudah berjalan menjauh dari nya.

"Ck, aku cerita ke dia kan mau tau yang sebenarnya, aku mau tau orang itu kakak Putri atau bukan, kok Tasya malah main pergi gitu aja, gk jelas!"

Setelah puas dengan gerutuan nya Dinda juga memutuskan pergi dari sana.

- To Be Continued 💕 -

Berpisah untuk Bersatu ✔Where stories live. Discover now