Berpisah untuk Bersatu - 17

868 96 22
                                    

Seperti biasa, setiap pagi Lesti selalu terlihat sibuk dengan segala urusan nya, setelah dia rasa semuanya telah siap, dia segera keluar dari kamar nya dan menuruni tangga dengan langkah cepat, tapi wajah nya melunak saat mata nya tak sengaja melihat ke arah meja makan. Biasanya jika pagi pagi seperti ini, adik adik nya sudah duduk manis disana, dengan wajah ceria mereka menyambut kakak nya, tapi tidak dengan sekarang, tak ada satu orang pun yang duduk disana. Lesti yang tadi nya sudah terburu-buru untuk pergi ke resto nya tiba tiba tidak bersemangat, dia malah berjalan ke arah meja makan dan duduk disana.

"Sepi banget rasanya." gumam nya menatap satu persatu kursi yang biasa diduduki adik adik nya.

Bik Minah tiba tiba datang.

"Non, mau sarapan? Mau makan apa? Biar bibik masakin."

Lesti tersenyum tipis mendengar pertanyaan bik Minah, dia kemudian menggeleng.

"Saya sarapan roti aja, bik." ucap Lesti.

"Hmm.. Maaf ya non bibik gk masak, bibik kira non Lesti mau langsung berangkat dan sarapan di resto."

"Gapapa bik, tadi nya juga emang mau langsung berangkat, tapi tiba tiba saya ingat sama mereka."

Wajah Lesti kembali terlihat murung, namun perlahan dia menyunggingkan senyum nya.

"Ini benar benar hukuman untuk saya, saya tersiksa dengan keadaan seperti ini bik, kenapa mereka ngelakuin ini?." ucap Lesti tanpa mau menatap bik Minah. Bik Minah hanya bisa menenangkan Lesti dengan mengelus punggung Lesti.

"Non sabar ya, bibik yakin dibalik semua yang terjadi di kehidupan kita ini pasti ada hikmah yang bisa di ambil, ada pelajaran untuk kita."

Sejenak Lesti mengatur nafas nya, dia memejamkan mata nya, siapa tau dengan ini dia bisa lebih tenang.

Setelah merasa lebih tenang dia mendongak dan tersenyum ke arah bik Minah.

"Bik, bisa tolong buatin nasi goreng sosis gk? Saya mau sarapan itu. Makanan kesukaan saya dan adik adik saya."

Bik Minah tersenyum. "Baik non, bibik buat kan dulu ya." ucap bik Minah hendak pergi.

"Emh bibik buat nya dua porsi ya, nanti bibik makan sama saya disini."

"Gk usah non, bibik mah makan di belakang aja seperti biasa." bik Minah menggeleng sambil terus tersenyum.

"Bibik makan disini aja, semenjak bik Sari gk disini lagi, bibik pasti makan sendiri dan kesepian, disini aja ya?!."

"Ngga non, masa bibik makan sama non."

"Memang nya kenapa? Apa ada larangan bibik makan sama saya? Ngga kan? Udah lah, bibik buat kan nasi goreng nya sekarang, ini perintah dari saya." ucap Lesti kembali dengan nada tegas nya, bik Minah akhirnya hanya bisa pasrah dan menuruti kemauan Lesti.

"Gimana kabar kalian? Apa kalian baik baik aja diluar sana? Maafkan kakak kalian yang baru sadar akan semua kesalahan nya ini, andai kakak bisa lebih cepat mengerti apa yang kalian mau, mungkin ini gk akan terjadi, dan kalian gk mungkin pergi." gumam Lesti di dalam hati nya, mata nya menatap lurus ke depan, sekilas dia melihat bayangan adik adik nya yang tengah tersenyum, dia ikut tersenyum. "Semoga kalian baik baik aja."

Setelah beberapa menit akhirnya bik Minah kembali dengan dua piring nasi goreng di tangan nya, dia menyimpan satu piring nasi goreng itu di hadapan Lesti dan dia hanya berdiri saja memegang piring nya.

Lesti yang sudah siap menyantap nasi goreng itu kemudian menatap bik Minah.

"Bibik ngapain berdiri? Ayo duduk!?."

"Emh baik non."

Walaupun sedikit ragu akhirnya bik Minah duduk bersama Lesti disana, mereka menikmati nasi goreng itu bersama.

"Nasi goreng buatan bibik memang selalu yang terbaik." ucap Lesti setelah dia menyelesaikan sarapan nya, bik Minah hanya tersenyum.

"Hmm.. Apa mereka gk kangen ya sama masakan bibik? Apalagi Putri, dia kan paling suka masakan bibik." Lesti lagi lagi mengingat ketiga adik nya yang sekarang tidak ada di hadapan nya.

"Uhm non, bibik cuci piring nya dulu ya, permisi.." bik Minah kemudian pergi dari sana, begitu pun dengan Lesti yang pergi ke ruang tengah.

Di ruang tengah, Lesti kembali melamun sambil memandangi bingkai foto yang cukup besar, foto nya bersama ketiga adik nya saat merayakan ulang tahun nya beberapa tahun lalu, ulang tahun nya yang selalu dirayakan dengan meriah dan mewah, karna itu lah kemauan adik adik nya. Mereka bilang, di setiap ulang tahun kakak pertama nya, mereka harus merayakan nya dengan meriah, tidak boleh ada satu pun kekurangan. Lain dengan tahun ini, yang pasti nya akan terasa sepi karna tak ada satu pun adik nya yang berada disana.

Dia memutar-mutar ponsel dalam genggaman nya, tiba tiba panggilan masuk.

"Ya kenapa?." ucap Lesti saat tau siapa yang menghubungi nya, asisten nya.

"Maaf bu, apa ibu gk ke resto hari ini? Ini sudah cukup siang, tapi ibu belum datang."

"Hmm ya, saya gk ke resto hari ini."

Setelah itu dia memutuskan sambungan telfon nya secara sepihak. Tapi sejenak dia terdiam menatap ponsel nya.

"Kenapa aku gk coba telfon mereka aja? Haahh Lesti.. Lesti.. Kenapa kamu gk bisa pergunakan ponsel kamu ini dengan baik." dia hendak menekan nomer Selfi yang sudah ia cari, tapi gerakan nya terhenti saat dia mengingat betapa marah nya Selfi saat itu pada nya. Begitu pun dengan Rara dan Putri. "Emh tapi.. Apa mereka mau angkat telfon aku, setelah satu tahun aku baru hubungi mereka sekarang? Kakak macam apa aku ini?!."

Lagi, Lesti mengatai diri nya sendiri, entah sudah berapa kali dia mengatakan itu.

"Permisi non.."

"Eh, iya bik?."

"Bibik mau izin ke pasar dulu, bahan makanan sisa sedikit."

"Oh, emh ini uang buat bibik belanja ya, hati hati." ucap Lesti sambil memberikan beberapa lembar uang seratus ribuan pada bik Minah.

"Terimakasih non. Emh, non gk ke resto?." tanya bik Minah saat melihat Lesti yang bersantai santai saja, biasanya dia selalu terlihat sibuk setiap hari nya.

"Ngga bik, saya mau di rumah aja."

"Ooh.. Yasudah kalau gitu, bibik pergi dulu ya non." ucap bik Minah mendapat anggukan dari Lesti.

Lesti menghembuskan nafas nya saat bik Minah tak lagi terlihat, dia kembali memandang foto adik adik nya, hanya diam yang bisa dia lakukan sekarang, padahal dengan diam dia tidak akan bisa menyelesaikan masalah, tidak mungkin dengan hanya diam dia bisa menemui adik adik nya dan membawa mereka kembali ke rumah, dimana adik adik nya berada sekarang pun dia tidak tau. Tapi apa boleh buat, dia tidak mempunyai keberanian untuk menghubungi ketiga adik nya atau mencari dimana adik adik nya.

- To Be Continued 💕 -

Berpisah untuk Bersatu ✔Where stories live. Discover now