1. Agatha Veronica Lubis

111 21 6
                                    

Selamat membaca

*
*
*
*

(Part 1 : Agatha Veronica Lubis)

Seorang gadis berkuncir kuda terlihat berjalan tergopoh. Sebelah tangannya terangkat memegang sebuah ponsel yang menempel di telinga kanannya. Dia tampak kesulitan karena harus memeriksa tasnya di waktu yang bersamaan.

"Iya Ma, iya, Agatha udah bawa kok bekalnya," ujar gadis berseragam putih abu-abu itu pada lawan bicaranya di sebrang.

Sebelah tangannya masih saja sibuk tenggelam dalam tas ransel berwarna putih miliknya. Rambut panjangnya yang terikat menutupi sebagian wajahnya. Kakinya masih terus melangkah hingga tanpa sadar tubuhnya menabrak tiang bendera membuat tubuhnya terpental cukup jauh.

Tas ranselnya terjatuh begitupula dengan ponsel yang tadinya ia letakkan di himpitan telinga dan pundaknya. Semua bernasib sama yakni berakhir di paving halaman sekolah. Agatha memekik kesal dan segera memungut barang-barangnya yang berserakan. Dengan cepat, ia memasukkan semua buku-bukunya ke dalam tas ranselnya beruntung tak ada yang menyaksikan kejadian konyol itu. Kalau saja iya, ia akan malu setengah mati.

Mata Agatha mendelik kala mendapati layar ponselnya harus mengalami keretakan. Sial sekali ia hari ini. Setelah berdebat panjang dengan ibunya, kini Agatha kembali ditakdirkan bernasib buruk. Gadis itu berlari menuju kelas X Bahasa-1 namun, tak segampang itu menemukan ruang kelas tersebut. Mengingat hari ini adalah hari pertamanya ia menginjakkan kaki di sekolah itu.

"Kak, permisi kelas X Bahasa-1 di mana ya, Kak?" tanyanya lembut pada siswa lain yang ia temui di sekitar sana.

"Lo lurus ajah entar juga ketemu kok," jawab kakak kelasnya itu, dengan nada jutek.

Belum sempat mengucapkan terimakasih, kakak kelas yang ditanyainya sudah melenggang pergi.

"Huh dasar! Emang ya, yang namanya kakak kelas itu gak pernah ramah sama adek kelas barunya," racau Agatha sendirian.

Meski sempat terjadi aksi umpat-mengumpat, kini akhirnya dia Agatha Veronica Lubis gadis berambut panjang yang memiliki kecantikan di atas rata-rata itu bisa bergabung dengan teman-teman barunya di kelas yang juga baru baginya.

Yah, ini hari pertama baginya menjadi bagian dari siswa berseragam putih abu-abu. Ia meletakkan tasnya di sandaran kursi yang didudukinya. Ia merapikan sedikit poninya yang sudah berantakan. Kepalanya menoleh mengamati seisi kelas, menampilkan lekukan lehernya yang dalam.

"Gue Agatha. Lo?" ujarnya mengangkat tangan kanannya pada teman sebangkunya.

"Hai, gue Oca," jawab gadis bermata cokelat di sampingnya.

Mereka bersalaman lalu saling melempar senyum perkenalan. Hingga akhirnya kehadiran seseorang membuat jabatan tangan mereka terlepas.

Seorang wanita berpakaian rapi, dengan hiasan jepit bunga kamboja di rambutnya. Suara sepatunya menggema membuat ruang kelas itu berisik hanya karena langkah Bu Tian yang memasuki kelas. Dengan senyuman bangga ia menyapa seluruh anak didik barunya.

"Selamat pagi, selamat datang di SMA Delta," sapanya ramah. "Perkenalkan nama saya Tiani Saraswati kalian bisa panggil saya dengan sebutan Ibu Tian." Demikian perkenalan singkat dari wanita itu.

•••

Hari pertama yang cukup berkesan. Sejauh ini tidak ada yang perlu dipermasalahkan bagi Agatha. Dari arah pintu gerbang Delta, ratusan siswa berhamburan keluar. Entah itu dengan kendaraannya sendiri atau yang berdiri santai menunggu jemputan mereka datang.

AGATHA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang