Lima

880 162 4
                                    

Acara workshop public speaking yang dihadiri Gemintang di kampusnya dulu masih berlangsung. Tisha berkali-kali melihat arlojinya memastikan bahwa dia masih ada waktu untuk shalat dan cari cemilan. Nasib jadi kacung ya begini, ga dapet jatah makan, jadinya kudu nyari sendiri.

Oke, masih ada waktu dua jam sebelum acara selesai, jadi Tisha memutuskan untuk shalat dulu di masjid kampus.

Setelah shalat dzuhur, Tisha duduk di pendopo depan masjid. Hanya ada beberapa orang yang duduk bahkan tiduran di sana. Angin yang berhembus membuat Tisha sedikit merapikan rambutnya.

"Tisha."

Tisha melihat orang yang sedang berjalan menghampirinya. Ternyata Galaksi yang memanggil Tisha barusan.

"Eh, Kak, mau jemput ya? Acaranya belum selesai, nih."

"Gak apa-apa. Aku kecepetan aja ke sininya."

"Ooh..."

"Kamu udah makan?"

Tisha menggelengkan kepalanya.

"Ini sekarang mau cari makan, kok."

"Tunggu di sini, ya. Aku sholat sebentar."

Galaksi kemudian setengah berlari menuju ke masjid meninggalkan Tisha yang masih butuh penjelasan.

Sambil menunggu Galaksi selesai shalat, dia menelepon ibunya. Sudah hampir 4 bulan Tisha belum bisa pulang ke Surabaya karena jadwal magang dan juga kegiatan di kampusnya. Mungkin nanti dia bisa minta izin Gemintang untuk off beberapa hari.

"Iya, Bu, pokoknya Ibu besok kalau masih sakit ke dokter aja, ya. Mbak minta tolong Bulek buat anterin Ibu."

"Gak usah, Mbak, Bulek-mu juga repot ngurusin tokonya. Ibu minum obat yang biasa aja, istirahat sebentar juga sehat lagi."

"Mbak minta Nana pulang ya, biar nemenin Ibu di rumah. Toh dari rumah ke kampusnya Nana gak sampai satu jam."

"Gak apa-apa, Mbak. Nana sebentar lagi UAS, biar fokus belajar di kostannya."

Tisha menghela napas. Ibunya memang tipe orang tua yang gak mau merepotkan anaknya.

"Ya sudah, ibu baik-baik ya di sana. Kalau ada apa-apa, cepat kabari Mbak atau Nana." Tisha terlihat sangat khawatir.

"Iya, Mbak. Mbak juga jaga kesehatan, yang baik kerja sama Mbak Gemintang."

"Iya, Bu. Emmm, nanti Tisha kirim uang, ya, buat Ibu, buat jaga-jaga siapa tau perlu untuk ke dokter."

"Gak usah, Mbak. Uang ibu masih ada kok, simpan aja buat tabungan kamu."

"Gak apa-apa, Bu. Tisha juga baru gajian, kok."

Tisha lalu melihat ke jam tangannya, sudah 15 menit menunggu Galaksi shalat, tapi belum muncul juga. Ternyata...

Galaksi sudah ada di sebelah Tisha, sedang menalikan tali sepatunya.

"Eh, Bu, udah dulu, ya. Nanti Mbak telepon lagi. Semoga cepat sehat lagi ya, Bu. Assalamualaikum..." setelah ibunya menjawab salam, Tisha lalu menutup teleponnya.

"Udah neleponnya?" tanya Galaksi, dia pun sudah siap.

"Udah, Kak." Jawab Tisha, lalu dia membuka aplikasi m-banking di handphonenya. "Eh, sebentar ya, kak."

Agak lama Tisha melihat saldo di rekeningnya, lalu dia mengetik angka sebesar setengah gajinya untuk ditransfer ke rekening ibunya.

Tisha kemudian memasukan handphone ke dalam tas.

DilemmaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang