Sepuluh

730 99 15
                                    

Galaksi bangun lebih dulu, dia melihat Tisha yang tertidur sambil duduk menghadap ke arahnya.

So cute. Kata Galaksi dalam hati.

Definisi cantik yang gak neko-neko.

Tiba-tiba, pintu kamar Gemintang terbuka, Galaksi pura-pura tidur, dia gak mau diledekin kakaknya gara-gara kepergok ngelihatin Tisha.

"Buset, ni anak berdua semalem abis ngapain?" Ujar Gemintang, lalu dia menghampiri Tisha, "Tis, bangun, pindah ke kamar tidurnya, yuk."

Tisha lalu mengeliat, dia melihat Galaksi yang masih terlelap.

"Duh, aku ketiduran di sini, Kak." Sahut Tisha, dia berdiri dan sedikit melakukan gerakan stretching.

"Semalem ngerjain sampai jam berapa?" Tanya
Gemintang, kali ini dia bangunin Galaksi juga.

"Jam 11 lebih, Kak."

"Gal, bangun, Gal. Sholat subuh dulu." Gemintang menepuk kaki Galaksi agar terbangun.

Galaksi pun terbangun, pura-pura kaget.

"Romantis banget sih kalian berdua, tidur sambil saling pandang, hayo abis ngapain?" Gemintang menggoda Galaksi dan Tisha.

"Nggak ngapa-ngapain, Teh, aku ketiduran di sini abis makan." Elak Galaksi.

"Terus itu Tisha? Jahat banget masa Tisha tidur sambil duduk gitu, Gal."

"Eh, enggak, Kak, aku abis ngerjain terus liat hp ga sengaja ketiduran sambil duduk di situ."

Gemintang tertawa.

"Udah ah, sana ambil wudu terus sholat. Aku siapin sarapan, ya." Gemintang lalu meninggalkan Galaksi dan Tisha yang sedang salah tingkah.

Galaksi yang sudah duduk memerhatikan Tisha yang sedang memasukkan laptop  ke dalam tasnya.

"Ke kampus jam berapa, Tis?" Tanya Galaksi.

"Jam 7 dari sini kayaknya, soalnya dapet jadwal bimbingan pagi." Jawab Tisha, dia sekarang sibuk merapikan rambutnya yang berantakan.

Galaksi mengangguk-angguk.

"Ya udah, aku ke kamar dulu, ya." Dia pamit ke kamarnya sambil garuk-garuk kepala.

"Eh, Gal..." panggil Tisha ketika Galaksi sudah berada di depan pintu kamarnya. "Makasih tadi malam udah mau nemenin." Lanjutnya.

Galaksi terseyum.

"Anytime, Tis."

Lalu dia masuk ke kamarnya meninggalkan Tisha yang sedang menahan senyum di bibirnya.

Setelah mandi dan berpakaian, Tisha turun ke bawah untuk sarapan dengan Gemintang. Karena hari ini Tisha ada jadwal bimbingan, jadi dia gak ikut ke studio dengan Gemintang.

"Tis, sarapan dulu, ya. Aku bikinin roti panggang, cukup?" Ajak Gemintang, dia sudah duduk di kursi pantry sambil makan salad.

"Cukup, Kak. Makasih, ya." Dia kemudian duduk di sebelah Gemintang.

"Galaksi mana, Kak?" Tanya Tisha.

"Tau tuh tadi ke depan." Jawab Gemintang.

"Kak Gem gak apa-apa sendirian syutingnya? Atau abis bimbingan aku nyusul aja, ya?"

"It's okay, santai kok syuting hari ini. Habis bimbingan kamu pulang aja, atau siapa tau mau kebut lanjut skripsian biar makin cepet lulus, kan?"

Tisha tertawa, Gemintang tau kalau Tisha emang obsesi banget lulus cepat, biar ga ada lagi beban buat ibunya.

Tak lama, Galaksi masuk ke dapur, dia sudah rapi dengan polo shirt hitam dan celana jeansnya.

"Gal, sarapan dulu?" Tanya Gemintang.

"Engga, Teh. Nanti aku cari sarapan di luar aja." Jawabnya, dia hanya minum air putih yang ada di depannya.

"Mau pergi sekarang?"

"Iya, sekalian anterin Tisha ke kampus."

Tisha yang sedang mengunyah rotinya tiba-tiba tersedak, dia cukup kaget dengan pernyataan Galaksi barusan.

"Ooh, baguslah sekarang lebih inisiatif, ya, Gaaal." Gemintang melirik Tisha yang tampak salah tingkah.

"Gak apa-apa, Gal, aku naik bis aja." Tolak Tisha, dia merasa ga enak.

"Udah, aku anterin sekalian ke kantor juga." Ujar Galaksi.

"Sekalian ke kantor gimana, kampus aku di selatan, kantor kamu kan agak ke barat." Sahut Tisha.

Gemintang yang gemas melihat interaksi mereka berdua langsung melerai.

"Udaaah, rejeki jangan ditolak, Tis. Sok atuh, berangkat sekarang aja, takut macet di jalannya."

"Yuk, Tis." Galaksi berjalan duluan ke depan sambil membawakan tas Tisha yang berisi laptop dan print out hasil revisian semalam.

"Ya udah, Kak, aku pergi, ya. Makasih sarapannya, Kak Gem." Tisha pamit ke Gemintang yang masih senyum-senyum melihat kedekatan Tisha dan Galaksi.

"Ya, hati-hati kalian."

Di depan, Galaksi sudah masuk ke dalam mobilnya. Tisha pun menyusul masuk ke mobil.

Selama perjalanan, Tisha membuka kembali hasil print out revisiannya semalam sambil mencatat di notes kecilnya. Galaksi hanya diam, sengaja dia tidak ingin memecah konsentrasi Tisha.

Tisha cerita hari ini adalah bimbingan terakhirnya, kalau revisiannya di-acc oleh dosen pembimbing, minggu depan dia bisa daftar untuk ikut sidang skripsi.

"Makasih, ya, Gal." Kata Tisha begitu mereka sampai di depan kampus. Dia lalu bersiap untuk turun dari mobil.

"Sama-sama. Good luck bimbingannya."

Tisha mengangguk, dia keluar dari mobil. Dan begitu menutup pintu, Galaksi membuka kaca jendelanya.

"Kabarin aku, ya, Tis."

Lalu Galaksi pergi sambil tersenyum.

Kalimat barusan bikin Tisha oleng.

Hah? Siapa aku sampai harus ngabarin Galaksi? Ini bahaya sih, kalau sampai hilang fokus.

+++

DilemmaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang