Sembilan

714 129 13
                                    

'Halo, Jkt!'

Begitu update Tisha di instastory-nya ketika dia masuk ke taksi online pesanan Gemintang.

"Tis, nginep di rumahku, kan?" Tanya Gemintang, dia baru saja memasukkan hp-nya ke dalam tas.

"Gimana, ya, kak? Besok aku ada jadwal bimbingan, belum selesai juga ngerjain revisian." Jawab Tisha.

"Ngerjain di rumah aja, besok aku antar ke kampus, deh. Sumpah, Tis, masih kebayang ada yang ketuk pintu kalau nanti tidur sendiri."

Tisha tertawa, ternyata bos-nya itu penakut, guys. Kemarin malam, ketika sampai di hotel tempat mereka menginap, Gemintang ketakutan karena sekitar jam 11 malam pintu kamar mereka diketuk orang. Begitu dibuka, gak ada siapa-siapa. Padahal itu kerjaannya Galih, yang kamarnya tepat di sebelah kamar mereka.

"Oke, Kak. Aku temenin, deh."

Gemintang pun izin untuk tidur sebentar, karena tadi di pesawat dia ga sempat tidur, sedangkan Tisha lanjut scrolling instagram-nya.

Mereka sampai di rumah Gemintang tepat habis adzan magrib. Setelah mandi, ganti baju, dan shalat magrib, Gemintang mengajak Tisha untuk makan malam.

"Kak, si mbak kemana?" Tanya Tisha, mereka sedang makan ayam bakar dari pesan antar makanan.

"Lagi pulang dulu, jadi cuma ada aku sama Galaksi doang. Kakang masih di Singapura juga. Kebayang kan, kalau tadi aku pulang sendiri?"

"Hehe. Iya, sepi banget."

"Kosan kamu rame, Tis?"

"Rame, Kak. Kalau pulang malem juga masih rame, apalagi kalau nasgor deket kosan belum tutup."

"Eh, iya, tuh. Galih yang pengen ngajakin makan di sana belum kesampaian juga."

"Masa sih? Ayo, nanti sekali-kali coba makan di sana, Kak."

Selesai makan, Tisha inisiatif untuk mencuci piring bekas makan mereka, dan Gemintang membereskan sisa makanan. Setelah itu mereka naik ke lantai 2, di mana kamar Gemintang berada.

"Kak, aku izin ngerjain revisian di sini, ya?" Tisha menunjuk pada living room di lantai 2 depan kamarnya Gemintang. Di sana ada sofa panjang, meja kecil dan TV.

"Iya, Tis, ada printer juga di ruang kerja Kakang, nanti bisa pakai aja, ya." Gemintang lalu masuk ke kamarnya. Katanya dia pengen tidur lebih cepat.

Tisha lalu mengeluarkan laptop dan beberapa kertas dari tas-nya. Dia mulai menyalakan musik dari laptopnya sebelum memulai mengerjakan revisi skripsi-nya.

Jam 9 malam, Tisha mendengar suara mobil berhenti di depan rumah. Tak lama, suara pintu di buka. Sayup-sayup, Tisha mendengar ada suara sedang berbicara.

"Iya, Mi... sabtu nanti pulang, janji... ini baru masuk rumah... iya, kayaknya udah pulang, tadi ada sepatunya... iya, iya... hmmm..."

Suaranya makin terdengar jelas naik ke lantai 2.

"Oke, aman, Mi... Eh, Hai, Tis." Ternyata Galaksi, sekarang dia sudah berada di lantai dua, dekat pintu kamarnya.

"Ada Tisha, Mi... Tis, kata mami udah makan belum?" Tanya Galaksi sambil masih bertelepon dengan Mami Wulan.

"Udah, kok." Jawab Tisha singkat.

Dia melihat penampilan Galaksi kali ini, mukanya terlihat lelah, tapi kemeja flanel motif kotak-kotak dengan celana jeans biru tua, juga tas ransel di pundaknya, gak menghilangkan aura ketampanannya.

"Udah katanya, Mi... Gampang, nanti beli nasi goreng. Iya, Mami... Udah atuh, Mi... Hmm, iya... Tis, dapat salam dari Mami."

"Waalaikum salam, Mami Wulan..." balas Tisha dari kejauhan tapi pasti bakal terdengar sampai ujung teleponnya Mami.

"Hmm, iya. Assalamu'alaikum..." Galaksi menutup teleponnya.

"Teteh mana, Tis?" Tanya Galaksi.

"Di kamar, mau tidur cepet katanya."

"Oh, aku ke kamar dulu, ya." Galaksi lalu masuk ke kamarnya.

Tisha kembali melanjutkan revisiannya yang tinggal menyelesaikan bab 4. Kalau besok dia bimbingan tanpa revisian, bisa lanjut bab 5 sambil siap-siap daftar sidang.

Setengah jam berlalu, di depan Tisha sudah ada segelas kopi latte yang baru dibikinnya. Galaksi baru keluar kamar, tercium aroma sabun mandi juga shampo khas lelaki, wanginya lembut tapi cowok banget.

Dia duduk di sofa, sedangkan Tisha lesehan di karpet sambil mengetik di laptopnya.

"Beres, Tis?"

"Belum, masih lumayan juga benerin data-data hasil wawancara lanjutan."

"Mau makan lagi? Atau ngemil apa gitu?"

"Ngga, deh."

"Aku mau pesen nasi goreng, mau juga ga?"

"No, thanks, Gal."

"Oke."

Galaksi lalu memesan makanan untuknya lewat aplikasi online. Tisha masih fokus dengan revisiannya. Ralat, harus fokus. Karena wanginya Galaksi bikin Tisha hilang fokus.

Mereka berdua saling terdiam.

Galaksi membiarkan Tisha untuk menyelesaikan tugasnya. Dan Galaksi scrolling berita di media online sambil menyenderkan punggungnya ke sofa.

Tak lama, pesanan Galaksi sudah datang. Dia segera ke bawah untuk ambil pesanan makanannya. Lalu kembali ke atas sambil membawa sepiring nasi goreng dan sekotak roti bakar.

"Roti bakar keju cokelat, siapa tau kamu nanti lapar pengen ngemil." Galaksi meletakkan kotak roti di samping gelas kopi Tisha, "aku makan di sini ya, biar ada yang nemenin."

"Makasih banyak, Galaksi." Tisha tersenyum, lalu tangannya membuka kotak roti bakar tersebut, dan mengambil satu potong roti.

Setelah makan, Galaksi lalu turun ke bawah untuk menyimpan piring bekas makannya. Tisha mengembuskan nafas panjang ketika Galaksi hilang dari pandangannya.

"Jangan sampai gara-gara dia besok gue harus revisian lagi," katanya dalam hati.

Tapi, kayaknya jantung Tisha bakalan berdetak lebih kencang. Karena setelah Galaksi kembali, dia memilih untuk selonjoran di sofa alih-alih istirahat di kamarnya.

"Gak apa-apa, kan, aku temenin di sini? Janji deh, ga akan ganggu." Ujar Galaksi ketika dia sudah di posisi tiduran di sofa dan Tisha berada tepat memunggungi Galaksi.

"Gak apa-apa gimana, duh, jantung gueee..."

Tisha kembali memusatkan pikirannya pada deretan teks di depannya. Galaksi pun beneran gak bersuara, sepertinya memang asik dengan scrolling beritanya.

Tepat pukul 11 malam, Tisha menyelesaikan bab 4-nya. Dia melihat ke belakang, ternyata Galaksi sudah tidur sambil lengannya menutup kedua matanya. Tisha lalu membereskan beberapa kertas yang berceceran, juga mencetak hasil revisinya di ruang kerja Kakang.

Ketika semuanya sudah selesai, dia lalu mematikan laptop, dan menyenderkan kepalanya ke sofa sambil melihat handphone yang dari tadi di-silentnya. Ada banyak notif whatsapp juga instagram. Salah satunya ada whatsapp dari Galaksi.

Dia mengirimkan foto Tisha tampak belakang yang sedang fokus mengetik di laptopnya tepat sejam yang lalu. Muka Tisha menghangat. Dia lalu berbalik ke arah Galaksi yang sedang terlelap. Baru kali ini, Tisha berjarak sedekat itu dengan seorang lelaki. Bisa mencium wanginya, dan melihatnya dengan jarak sejengkal.

Tanpa sadar, Tisha tertidur dengan posisi duduk di karpet berbantalkan lengan dan menghadap ke arah Galaksi yang sudah tertidur nyenyak.

+++

Semoga mimpi indah, ya Tis :')

Btw, apa kabar kalian semua?
Semoga kalian sehat selalu, ya!
Yang lagi sakit pun semoga lekas sembuh!

DilemmaWhere stories live. Discover now