Dua

1K 169 2
                                    

"Tis, ambilin tisu, dong."

"Tis, gue belum dapet script, nih."

"Tis, nanti pesenin ayam geprek, take away aja, sambelnya yang banyak, ya."

"Tis, tas gue di belakang, bawain ya."

Sepagian ini Tisha bete.

"Tas, Tis, Tas, Tis, hih..." sungutnya kesal, tapi tetep aja walaupun kesal dia harus ke backstage bawain tasnya salah satu artis yang jadi narasumber di acara Good Morning.

"Kenapa, lau? Pagi-pagi udah bete." sapa Juna ketika mereka berpapasan di backstage.

"Biasaaa..." sahutnya, lalu mengambil tas besar berwarna kuning mencolok diantara tumpukan peralatan sound system.

"Sabar." Satu kata dari Juna sambil mengusap kepalanya Tisha, lalu dia pergi ke studio sebelah.

Tisha terpaku beberapa detik, aksi Juna barusan membuat hatinya bergetar.

"Sial, kelamaan jomblo jadi gini nih."

Dia berlari menuju depan stage, karena acara Good Morning akan segera on-air.

Selesai on-air, dia sedikit bernafas lega karena artis yang tadi di-handlenya sudah pulang duluan, jadi ga perlu pesan ayam geprek di warung belakang gedung. Inget kejadian di warung belakang gedung, bikin dia trauma buat makan di sana. Takut kancing kemejanya lepas lagi.

Dia lalu masuk ke ruangan wardrobe, niatnya untuk ngadem sebentar sambil minta minum ke Kak Ocha, PJ wardrobe, biasanya Kak Ocha suka nyetok banyak minuman segar di ruangannya.

Eh, kok sepi?

Baguslah, Tisha jadi bisa selonjoran bentar di sofa. Semalem dia begadang marathon nonton drakor, liat Oppa Joong Ki pakai seragam tentara bikin meleleh. Selesai nonton jam 4 subuh langsung ke studio karena jam 5 harus sudah stand by.

"Gem, please lah, mau ambil Good Morning, ya? Bian udah ngajuin resign tadi, dia mulai besok udah off."

Sayup-sayup Tisha mendengar ada suara orang ngobrol menuju ke ruang wadrobe.

Astaga, ternyata gue ketiduran.

Buru-buru dia bangun dari sofa, merapikan kemejanya dan name tag yang lepas.

Tepat ketika Tisha menyisir rambut dengan jarinya, pintu ruangan terbuka. Ternyata Gemintang, salah satu news anchor favoritnya di Right Media dan Galih, asisten produser divisi News.

"Eh, ada Tisha, kancingnya lepas lagi ga, Tis?" pertanyaan Galih bikin muka Tisha merah padam. Antara malu dan mau marah jadi satu.

"Galih ya, main kancingnya dibuka aja." Gemintang tersenyum ke Tisha lalu membuka jaketnya.

Galih tertawa.

"Tis, lo masih di Good Morning, kan?" tanya Galih. Dia lalu meminta Tisha untuk duduk di sofa sebelahnya.

"Iya, Mas." jawab Tisha singkat.

Jujur, ini kedua kalinya Tisha bertemu langsung dengan Galih, karena biasanya untuk urusan kerjaan Tisha langsung disupervisi oleh Citra.

"Tuh, Gem, nanti kamu bisa minta tolong Tisha buat atur schedule. Good Morning kan selesai jam 10, taping Pesona Indonesia jam 12 siang. Please, Gem..."

Gemintang masih tetap gak bergeming, dia malah asik memilih blazer mana yang akan dipakai untuk syuting nanti siang.

"Tis, menurut kamu, bagus pakai yang ini atau yang ini?" Gemintang lalu mengambil dua blazer, yang satu berwarna coklat, dan satunya berwarna dusty pink.

"Emmm, kalau menurutku pakai yang coklat, soalnya matching sama celana Mbak Gem." Jawaban Tisha membuat Gemintang tersenyum.

Tisha gak bohong, outfit Gemintang hari ini pakai celana kulot warna navy, dengan atasan t-shirt slim fit berwarna putih, cocok kalau pakai blazer warna coklat. Jadi terlihat lebih segar. Apalagi dengan riasan minimalis ala Gemintang, bikin dia makin stunning.

"Oke, Mas Galih, aku ambil tawaran Good Morning, asal Tisha bisa jadi PA aku ya."

Galih mengepalkan tangannya, "Yes!"

"Tis, ikut gue ketemu Biru, yuk."

"Eh, eh, ada apa, Mas?" Tisha terlihat kebingungan. Entah ada apa diantara Gemintang dan Galih, kok tiba-tiba ada Tisha diantara mereka.

"Udah, ngikut dulu aja." Galih lalu menarik tangan Tisha. Tisha masih diam aja, ga ngerti sama apa yang akan Galih lakukan.

Sesampainya di depan ruangan Biru, Galih langsung masuk aja tanpa ketuk pintu.

"Bro, Gemintang di-rolling ya. Lo udah nerima surat resign Bian, kan?"

Biru yang sedang duduk di kursinya malah menatap ke arah pintu tempat Tisha masih berdiri.

"Terus ngapain lo bawa Tisha?"

Tisha merasa salah tingkah ditatap oleh dept. Headnya. Apalagi inget kancing yang lepas itu, duh...

"Gem maunya Tisha yang jadi PA-nya dia. Boleh, kan?"

Galih lalu menyuruh Tisha untuk ikut masuk juga.

"Lo mau jadi PA?" Biru malah balik nanya ke Tisha.

"Eh, maaf, sebenarnya saya belum tau PA itu apa, Mas." jawab Tisha sambil menunduk.

Jawaban Tisha membuat Galih dan Biru saling lempar pandangan.

"Serius lo ga tau PA?" Biru berdiri lalu mendekati Tisha dengan tatapan tajamnya.

Tisha masih menunduk, kali ini matanya mulai memanas. Baru dua minggu di sini tapi baru kali ini dia pengen nangis karena ulah bosnya.

"Udah, udah..." Galih merangkul bahu Tisha, "makanya izinin dia jadi PA Gemintang biar tau PA itu apa."

"Lo itu, ya, Gal." Biru menarik nafas kasar, lalu kembali ke kursinya. "Oke, besok lo pastikan Gemintang udah di studio dari jam 5 pagi. Itu artinya lo harus ada disini dari jam 4, cek kelengkapan apa yang dibutuhkan Gemintang selama on-air, wardrobe-nya, sarapannya, sampai stok air mineral buat Gemintang lo yang ngurusin." Biru mengambil kertas yang ada di hadapannya, dan menyerahkannya pada Tisha.

"Itu jadwal Gemintang sebulan ini. Lo inget-inget jangan sampai ada yang skip. Dan lo juga harus bisa on time karena Gemintang gak suka sama orang yang lelet."

Tisha mengangkat wajahnya, kali ini bergantian melihat Galih dan Biru. Galih dengan senyum lebarnya dan Biru dengan muka sadisnya. Dua sosok pria yang sifatnya bertolak belakang ini bikin dia pengen cepet menyelesaikan masa magangnya.

Toloooong...

~

DilemmaWhere stories live. Discover now