Delapan

768 125 9
                                    

Kehidupan Tisha saat ini tidak hanya berpusat pada RightMedia. Dia yang biasanya bisa sampai  18 jam stand by di studio kali ini harus berbagi waktu dengan skripsinya. Untungnya Gemintang memberikan kelonggaran untuk Tisha agar fokus menyelesaikan skripsi terlebih dahulu.

Seminggu dua kali, setiap hari Senin dan Kamis adalah jadwal Tisha untuk ketemu dosen pembimbing. Dosbingnya ini sangat taat aturan, beliau hanya akan menerima bimbingan apabila mahasiswa bimbingannya sudah membuat janji minimal chat bahwa akan bimbingan keesokan harinya.

Seperti hari ini, Tisha sudah menunggu dosbingnya dari sebelum pukul 10 pagi di depan ruangan dosen. Karena katanya beliau akan ada kelas pagi, jadi bimbingan akan dimulai pukul 10. Sambil menahan lapar juga kantuk efek semalam begadang mengerjakan revisi bab 1, Tisha membuka botol minumnya yang dilabeli sticker "Yang banyak minumnya, ya, Tisha!". Tisha senyum sendiri melihat tulisan itu mengingat kejadian kemarin malam.

Kemarin, Galaksi yang sedang magang di kantornya Kang Andro tiba-tiba menghubunginya sekitar pukul 9 malam.

"Tis, bisa turun ga? Aku di depan kostan kamu."

Tisha yang sedang mengerjakan revisian, langsung keluar kamar kost-nya, dan menghampiri Galaksi yang sudah berada di depan gerbang kost.

"Lagi sibuk, ya?" Tanya Galaksi.

"Lagi ngerjain revisi, sih. Ada apa, Gal?"

"Oh, pantes, sampai lupa pakai jaket."

Tisha lalu menyadari bahwa dia keluar kamar hanya pakai celana tidur dan kaos hello kitty kesayangannya, tanpa sempat ngaca dulu.

Eh, kayak mau ketemu siapa aja, Tis, pake ngaca segala.

"Buru-buru, takut kamu kelamaan nunggu."

Galaksi tersenyum.

"Makan, yuk!" Ajak Galaksi.

"Makan apa?" Tanya Tisha, sejujurnya dari magrib dia juga lapar tapi karena mager jadi sengaja nahan lapar, nunggu selesai mengerjakan revisi baru akan cari makan.

"Yang deket aja, aku parkir mobil di depan alfa sana."

"Nasgor aja yuk, tuh udah mulai sepi." Tisha menunjuk pada warung tenda nasi goreng depan kostannya.

Galaksi mengangguk. Lalu mereka berdua menyebrang jalan menuju warung tenda.

"Gimana magangnya, Gal?" Tisha membuka pembicaraan kali ini.

"Seru lah, udah mulai diajak Kakang ke proyek sih."

"Ini baru pulang banget?" Tisha melihat penampilan Galaksi yang masih menggunakan kemeja lengan panjang yang sudah digulung sampai siku.

"Baru pulang dari kantor. Terus, ya... pengen makan, kalau langsung pulang ke rumah pasti ga ada yang bisa diajak makan jam segini."

"Harus banget ada temen makan, Gal?"

Pertanyaan Tisha bikin Galaksi jadi salah tingkah. Untungnya pesanan nasi goreng datang di waktu yang tepat. Mereka lalu makan sambil sedikit melakukan obrolan.

Galaksi dulu sempat dipanggil Kakak oleh Tisha, karena menghargai Galaksi yang adik Gemintang juga usianya yang lebih tua Galaksi setahun. Dia protes, katanya panggil nama aja biar akrab.

Sesekali mereka saling kirim chat, dan beberapa kali ketemu ketika Galaksi akan jemput Kakaknya di studio. Tapi, baru kali ini Galaksi sengaja menyempatkan diri untuk ketemu Tisha hanya berdua saja.

"Thanks traktirannya, Gal." Ujar Tisha. Mereka sudah selesai makan dan berjalan menuju kostannya.

"Sama-sama. Makasih juga udah nemenin makan." Jawab Galaksi. "Eh, temenin ke Alfa bentar, ya."

"Ada yang mau dibeli?" Tisha lalu ikut berjalan  di samping Galaksi menuju Alfa yang letaknya tepat di sebelah warung tenda nasi goreng.

"Pengen beli kopi."

Galaksi memilih kopi kalengan di dalam show case, dia menawari Tisha untuk beli minuman juga kemudian ditolaknya.

"Mau cokelat, Tis?"

"Boleh, Gal." Kalau cokelat sih, Tisha gak nolak. Galaksi lalu mengambil cokelat yang dia tahu itu cokelat favoritnya Tisha.

Kemudian mereka berdua berjalan menuju kasir.

"Hai, Tis," Sapa kasir Alfa yang sudah mengenal Tisha.

"Hai, Bang Baim, dapet shift malem?" Tanya Tisha.

"Iya, sama siapa, nih?" Bang Baim menaikkan alisnya menggoda Tisha.

"Temen, Bang." Tisha tertawa, Galaksi pun tersenyum.

"Oh, temen... Mau sekalian beli botol minum ini, Mas? Bisa buat si Tisha tuh yang susah minum air putih." Bang Baim menyodorkan botol minum bergambar Hello Kitty ke depan Galaksi.

"Oh, Tisha susah minum air putih, ya, Bang?" Galaksi bertanya, dia meminta Tisha mengkonfirmasi ucapan Bang Baim tersebut.

"Iya, sukanya minum yang manis-manis, padahal kan dia udah manis, ya, Mas?"

"Yaelah, Bang, udah malem masih aja godain anak orang." Kasir sebelahnya Bang Baim ikut komen.

"Ya udah, boleh Bang sama botolnya satu, ya." Kata Galaksi sambil tertawa.

"Gal, gak perlu, Gal. Itu mah akal-akalan Bang Baim aja biar botolnya laku." Sahut Tisha sambil  menyimpan botolnya ke tempat asalnya.

"Gak apa-apa, Tis. Jadi berapa semuanya, Bang?"

"Tuh kan, gak apa-apa katanya. Duh, cowok lo baik gini, Tis." Kata Bang Baim sambil menyebutkan total belanjaan Galaksi.

Tisha hanya geleng-geleng kepala, dia malu banget sama Galaksi.

Setelah keluar dari Alfa, Galaksi bersikeras mengantar Tisha sampai depan kostannya. Padahal tanpa perlu menyebrang pun Galaksi masih bisa melihat Tisha masuk ke kostan.

"Makasih banyak, Gal." Ucap Tisha, di tangan kanannya ada botol minum juga cokelat yang tadi dibelinya di Alfa.

"Sama-sama." Dia lalu mengambil sesuatu dari dalam tas-nya. Ternyata kertas sticker dan pulpen. "Minjem botolnya bentar, Tis."

Tisha memberikan botolnya ke Galaksi, dia melihat Galaksi menuliskan sesuatu di atas sticker yang ditempelkan pada botol minumnya.

Setelah selesai, Galaksi lalu menyerahkan kembali botolnya ke Tisha.

"Aku pamit, ya, Tis. Assalamu'alaikum."

"Walaikum salam..."

Galaksi lalu berbalik menuju mobilnya yang terparkir di depan Alfa.

Tisha masih memandang punggung Galaksi sampai dia melihat Galaksi masuk ke mobilnya, baru Tisha masuk ke dalam kostan sambil memegang erat cokelat dan botol minumnya sambil bibirnya gak berhenti tersenyum.

~

Kalau kata Gemintang: Dek Galaksi, inget ya, jangan bikin baper anak orang...

DilemmaOnde histórias criam vida. Descubra agora