Tiga

900 161 6
                                    

Sudah hampir tiga bulan jadi anak magang bikin Tisha cukup dikenal oeh karyawan Right Media. Selain menjadi Personal Assistant alias PA-nya Gemintang, dia juga masih harus magang di divisi Talent dibawah pak mahabos Biru yang semakin 'menjadi'.

"Gak usah galak-galak lah, Bi. Ini kan bukan kesalahan Tisha, elo-nya juga yang salah ngasih jadwal." Gemintang membela Tisha yang sudah memerah mukanya menahan tangis karena dimarahi Biru.

"Tapi kan harusnya sebagai PA dia kroscek dulu, jangan cuma asal baca jadwal terus langsung approve aja." Biru juga membela diri.

Tisha hanya diam sambil menunduk. Air matanya hampir saja tumpah kalau ga dengar Galih bicara.

"Bi, lo minta maaf  gih, sama Tisha. Lo yang kasih jadwal ke Gemintang sama Clara, lo yang mengiyakan ke gue kalau mereka berdua udah confirm. Kenapa ujungnya cuma Clara yang on cam?"

Biru terdiam.

"Mas Biru, coba cek lagi Whatsapp elo ke gue dua jam yang lalu." Gemintang lalu melihat kearah Tisha, dan memegang pundaknya. "Besok hari terakhir kamu magang kan? Kita farewell dulu sama anak-anak talent lainnya, tapi ga usah ajak bosnya." bisik Gemintang kemudian mengajak Tisha untuk keluar studio mengabaikan Biru dan Galih.

Bukan, ini memang bukan salah Tisha. Dia hanya menyampaikan isi pesan dari Biru untuk Gemintang, dan ternyata jadwalnya Gemintang sudah diganti tanpa konfirmasi dulu oleh Biru ke Tisha maupun Gemintang sendiri.

"Kak, Mas Biru emang ga suka sama kerja aku, ya?" tanya Tisha begitu mereka sudah sampai di ruangan talent.

"Dia emang gitu, so perfect. Untung ganteng." Jawab Gemintang dengan santai. Dia lalu menyapa beberapa talent lainnya.

Ganteng sih, tapi kayak anj***, ujar Tisha dalam hati.

Tisha lalu membantu Gemintang membawakan beberapa draft kerjaannya, dan menemaninya ke lobi.

"Kak, maaf ya, datang kesini malah ga jadi syuting."

Gemintang tersenyum, "Gak apa-apa, aku emang sekalian mau ambil berkas kerjaan juga."

Nah, ini yang Tisha suka dari Gemintang. Simple. Gak neko-neko, ga banyak gaya. Ada tuh, juniornya Gemintang yang baru syuting beberapa minggu udah sok ngartis banget.

"Tis, lusa temenin aku ke Bandung, ya. Jumat sore dari sini, pulangnya minggu." kata Gemintang sambil menunjukkan layar handphone-nya, terpampang aplikasi pemesanan tiket online di sana.

"Ada acara apa, Kak?"

"Mami ulang tahun, sekalian aku ambil tawaran buat jadi dosen tamu di kampus dulu."

Tisha mengangguk tapi ada hal yang ingin dia sampaikan.

"Tapi kak, besok kan aku terakhir magang di sini." Tisha ragu-ragu menyampaikan yang beberapa hari ini jadi pikirannya, "selesai magang, aku juga off jadi PA-nya kak Gem?"

"Lanjut jadi PA aku aja ya, Tis? Kamu juga kuliah tinggal skripsi aja, kan?"

Alhamdulillah... Lumayan, Tisha masih bisa menghemat biaya hidupnya. Setidaknya uang hasil nge-PA Gemintang nanti tetap bisa dibayarkan untuk sewa kost, biaya makan sehari-harinya, dan oh ya, bayar laundry. Uang bulanan dari Ibu  hanya untuk biaya skripsi aja, jadi bebannya Ibu bisa semakin berkurang.

"Oke, Kak. Siap!"

+

"Tis, sedih ga tuh ditinggal Juna?" tanya Gemintang ketika mereka sedang berada di salah satu kedai kopi di stasiun Gambir.

Ini Jumat sore, jalanan padat sekali. Untungnya mereka masih kebagian tiket kereta ke Bandung, itupun jam 8 malam. Masih ada waktu 2 jam lagi, jadi mereka mampir ke kedai kopi favorit Tisha.

"Hah, kenapa gitu sama Juna?" Tanya Tisha, dia lalu mengambil pesanan kopinya dan memoto terus mengunggahnya di instagram.

"Alah, kura-kura dalam perahu." Sambil tertawa, Gemintang menyenggol bahu Tisha pelan.

"Yah, bukan jodoh aja kali, kak." Sahut Tisha, sambil mengetik caption yang berisi quotes favoritnya Juna, 'kalau bukan jodoh, harus lari kemana?'

Gemintang makin tertawa melihat unggahan Instagramnya Tisha. Apalagi melihat balasan komen dari Galih.

Galgalih: Biasanya lari ke pantry kan, Tis? *ups

"Aduh, apaan sih Mas Galih!" Tisha panik sendiri melihat balasan komen dari Galih.

"Oh, i know. Galih sempet cerita. Sayang, aku ga ada di studio pas kejadian berlangsung." Gemintang merangkul Tisha.

"Kaaaak.... Please."

"Besok mau cari jajaka Bandung, Tis?"

"Apa sih, Kak..."

Gemintang tergelak melihat ekspresi Tisha yang tersipu malu.

"Yaa, siapa tau ada satu yang nyangkut buat dibawa ketemu Ibu."

+

Baru update lagi setelah sekian purnama. Semoga masih ada yang nungguin dramanya Tisha, ya 😉

DilemmaWhere stories live. Discover now