Empat

830 155 3
                                    

Ini kali kedua Tisha ke Bandung menemani Gemintang. Dan ini pertama kalinya bagi Tisha ketemu adiknya Gemintang, Galaksi.

"Kak, beneran kita dijemput, kan? Aku soalnya ga order taksi." Tisha was-was karena sudah 30 menit menunggu, Galaksi yang katanya akan jemput mereka belum sampai juga.

"Iya, jadi. Dia udah di depan, kita tunggu di lobi aja biar langsung masuk mobil." Gemintang mengajak Tisha menuju lobi utama.

Tepat ketika mereka sampai di lobi, adiknya Gemintang muncul, dengan menggunakan kemeja flanel lengan panjang warna merah, celana blue jeans, dan sepatu sejuta umat converse belel.

"Sorry, Teh..." Itu kalimat pertama yang Galaksi ucapkan ketika ketemu Gemintang. Lalu dia membawakan koper kecil milik kakaknya itu untuk disimpan di bagasi mobilnya.

"Ayo, Tis, masuk." Gemintang membukakan pintu mobil, dan menyuruhnya masuk duluan.

"Hai, Kak..." sapa seorang perempuan di kursi depan.

Tisha yang duduk di kursi belakang pun memindai penampilannya.

Hidung mancung, mata agak sipit, pipi tirus, dan, oh wow, jam 11 malam itu alisnya masih cetar aja.

"Eh, siapa nih, Gal?" Gemintang malah nanya langsung ke Galaksi yang baru menutup pintunya.

"Oh, kenalin, namanya Ratu. Temen di kampus." jawab Galaksi singkat, dia lalu mulai menjalankan mobil keluar dari stasiun.

"Halo, Kak, ralat, lebih tepatnya temen deketnya Galaksi." Ratu lalu berbalik ke arah Gemintang dan Tisha, dan bersalaman dengannya.

Gemintang dan Galaksi saling pandang via kaca spion tengah.

Tisha yang sadar akan aksi saling pandangnya dua saudara itu langsung menyibukkan diri dengan HP-nya.

"Gal, udah ambil pesenan kue teteh di Harvest?" tanya Gemintang.

"Udah, Kak, tadi sebelum ke sini kami mampir ke Harvest dulu. Cake buat mami, kan?" Ratu malah yang duluan menjawab.

Yaelah, caper banget nih cewe, Tisha mendumel dalam hati.

Galaksi hanya menganggukan kepala.

"Eh, Tis, cek jadwal minggu depan ya, pastiin acara yang di Medan itu di-running sama Tim Hebring."

"Tim hebring? Maksudnya Kak Herba?"

"iya, mereka kan ada geng sendiri, ketua gengnya Herba. Aku pastiin kali ini kamu harus ikutan ke Medan, Herba udah bikin itinerary yang asik banget."

"Wah, seru banget ya, Kak, kerja di media? Aku mau dong sekali-kali diajak syuting." Ratu ikutan nimbrung obrolan Gemintang dan Tisha.

Gemintang hanya tersenyum menjawab respon Ratu.

"Gal, kita anterin Ratu pulang dulu, kan?" tanya Gemintang.

"Iya, Teh. Rumahnya di Lengkong situ, bentar lagi sampai." kali ini Galaksi yang menjawab.

"Gal, kan aku mau ikutan surprise-in mami juga..." ujar Ratu setengah merengek.

"Sorry, ini acara keluarga aja." Gemintang langsung memotong ucapan Ratu.

Beuh, mamam tuh. Belum tau apa Kak Gem kalau ngehadepin orang annoying bakalan judes banget.

"Gal..."

Tisha melihat Galaksi meliriknya dari spion tengah. Lalu menghela nafas.

"Gak bisa, Tu." Jawab Galaksi singkat.

"Kenapa sih, kan aku juga mau kenal deket sama keluarga kamu?" Ratu masih keukeuh pengen ikut acara keluarga Galaksi.

"Ratu, kalau Galaksi udah fix milih kamu buat jadi pacarnya, baru bisa diajak ketemu keluarga kami."
ucapan Gemintang sukses membuat Ratu terdiam.

Tidak ada obrolan sama sekali di mobil selama perjalanan menuju rumah Ratu. Dan setelah Ratu turun dari mobil, terlihat sekali dia dongkol karena ga pamitan ke Gemintang, Tisha maupun Galaksi.

"Gal, kenal dimana sama dia?" tanya Gemintang.

"Temen sejurusan, Teh." Jawab Galaksi.

"Pikir dua kali deh kalau mau deket sama dia."

Tisha langsung melihat ke arah Gemintang. Emang nih bosnya ga ada basa-basinya dikit kali ya...

"Aku ga suka kok sama dia. Kebetulan aja abis ada project bareng, jadi ya deket."

"Kebiasaan deh, jangan terlalu baik sama cewe, Gal. Baiknya kamu itu bisa bikin mereka baper."

Tisha terkikik. Dia menutup mulutnya dengan kedua tangannya.

"Nih, kayak di sebelah teteh, baper mulu kerjaannya."

"Lah, kok aku Kak?" Tisha misuh-misuh karena jadi ngebahas dirinya.

"Kamu, kalau dibaperin Galaksi, jangan mau, Tis. Anaknya tukang bikin sakit hati, abis deket terus ditinggal gitu aja."

"Emangnya aku kayak Kang Saba, Teh?" celetuk Galaksi, sontak membuat Gemintang menjewer telinganya Galaksi.

Galaksi lalu meringis sambil mengusap telinganya.

"Kak, kebayang kalau yang jadi pacarnya adik Kak Gem harus siap diinterview Kak Gem dulu dari A sampai Z." ujar Tisha.

"Bukan cuma sama aku, tapi sama Mami dan Kakang juga." Gemintang tertawa.

"Yah, gini Tis, kapan adiknya mau punya pacar kalau belum apa-apa udah kayak barusan." Sahut Galaksi.

Duh... Puk-puk-puk Galaksi...

DilemmaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang