"Kakak, jangan kasar kepadanya. Selama ini kalian juga merahasiakan tentang Nino kepadaku. Ayah, kakak, ibu, semua sama saja." ujar Nina.

Nino diam saja, ia tidak mengerti pembicaraan mereka. Lalu Dino berbicara lagi. "Dia bahkan tidak punya sopan santun, karena tidak ada yang mendidiknya dengan baik."

"Tidak perlu menghinaku seperti itu, kalian sebagai orang kaya hanya bisa menindas kaum miskin sepertiku." ujar Nino ia bangkit dan pergi.

Dino ingin mengejar Nino tetapi Nina melaragnya. Nino pergi dan sudah jauh dari sana, tidak lama kemudian Dino kehilangan dompetnya. Jelas saja, karena Nino yang mengambilnya. Dino diam saja, memendam amarahnya, ia tidak mau adik cantiknta itu tau kalua saudara kembarnya adalah pencopet.

"Ayo kita pulang dulu, besok kita coba  kerumahnya." ujar Dino.

"Kalau dia tidak mau bagaimana?" ujar Nina.

"Dia mata duitan, pasti mau." ujar Dino.

"Aku tau dia sudah mencopet dompet kakak kan? Dia seperti itu karena untuk memyambung hidupnya, aku merasa bersalah kepadanya." ujar Nina.

Dino hanya diam saja, sebenarnya dalam hati ia juga merasa senang karena sudah menemukan adiknya yang lama hilang. Nino sampai dirumahnya, ia membuka dompet milik Dino, Nino tidak menyangka kalau isi dari dompet itu banyak sekali. Tetapi tidak ada kartu atau identitas Dino di sana. Melainkan secarik kertas dan berisikan tulisan Dino.

"Aku tau suatu saat kau akan mencuri dompetku, aku sengaja menyelipkan banyak uang untuk kau hidup. Aku hanya berharap kau berhenti mencopet." 

"Ppffff, ternyata walaupun galak, perhatian juga. Kalian pikir kalian siapa? Orang kaya bisa seenaknya aja denganku, setelah lima belas tahun lamanya aku dibuang, dan kalian datang mau memerintahku begitu saja? Jangan harap aku mau," ujar Nino.

Nino bergegas tidur, karena hari sudah malam. Dua orang asing masih mengintai rumah Nino, orang itu adalah orang suruhan Dino. Ke esokan paginya, rumah kontrakan Nino di gedor oleh seseorang. Saat Nino melihat atau mengintip dari jendela ia melihat Dino dan Nina disana. Kemudian Nino membuka pintu.

"Mau apa kalian kemari?" tanya Nino.

"Ijinkan kami masuk dulu."  sahut Nina.

"Ya sudah, masuklah. Maaf berantakan." ujar Nino.

Dino dan Nina masuk kedalam kontrakan kecil dan sempit itu. Lalu Nina berbicara. "Nino, aku punya tawaran bagus untukmu. Aku akan membayarmu, berapapun yang kau mau. Tapi kau harus membantuku, aku mohon sebagai saudara kembarku, mau kah kau membantu kakakmu ini?"

"Tergantung seberapa besar bayaran yang aku minta," ujar Nino.

"Kau... Dengan saudari kembarmu sendiri pakai hitung-hitungan." ujar Dino.

"Kemana saja kalian selalam lima belas tahun ini? Aku hidup sebatang kara, kecil dirawat orang lain, besar aku membiayai hidupku sendiri. Sementara kalian sebagai keluargaku? Mana? Ada kedua orang tua kalian mencariku? Tidak ada kan? Aku minta Satu Milyar. Dan sebagai imbalan aku akan membantumu sampai tuntas, tapi jelaskan padaku, apa yang harus aku lakukan?" ujar Nino.

Mendengar ucapan Nino, Nina sedikit terenyuh. Beda dengan Dino, ada rasa iba tetapi tiba-tiba kesal di buat Nino yang meminta satu milyar.

"Kau, kau ingin memeras kami ha?" teriak Dino.

"Uang segitu ga ada apa-apanya sama kalian, mau atau tidak? Kalau tidak mendingan kalian pergi dari sini." ujar Nino.

"Baiklah, aku membawa uangnya. Ini," sahut Nina sambil menyerahkan koper berisikan uang satu milyar.

"Kau....?" sergah Dino.

"Aku sudah menduga dia akan meminta segini, tetapi ini juga tidak akan cukup mengingat kita sudah mentelantarkannya." ujar Nina.

Dino terdiam, lalu Dino berbicara. "Tugas yang harus kau lakukan adalah, berubah menjadi Nina. Kau harus menggantikan Nina sementara waktu. Melihat wajahmu mirip dengan bahkan sama."

"Huh? Heh, aku ini laki-laki mana mungkin bisa. Ada-ada saja!" ujar Nino.

"Jaman sudah canggih, kau hanya tinggal menuruti saja kata-kataku. Aku di jodohkan oleh ayah dan ibu, di jodohkan dengan anak rekan bisnis ayah. Aku belum siap, dan Aku masih ingin kuliah dan menyelesaikan pendidikanku. Jadi aku mau kau berubah menjadi aku, sementara kau bersamanya mencari tahu dia baik atau tidak untukku." ujar Nina.

"Terserah kalian saja, aku mengerti. Dan sekarang aku mau menabung uangku dulu." ujar Nino.

Dino dan Nina akhirnya berhasil membujuk Nino yang susah sekali di ajak kerja sama. Bagaimana tidak, Nino di campakan begitu saja. Begitu ketemu mereka seenaknya menyuruh-nyuruh. Nino menyetujui karena Nino punya maksud lain.





Bersambung.....

Hai buat kalian semua, makasih ya udah dukung aku dari segala aspek. Nah jngan lupa vote dan komennya ya.




اوووه! هذه الصورة لا تتبع إرشادات المحتوى الخاصة بنا. لمتابعة النشر، يرجى إزالتها أو تحميل صورة أخرى.
BL- The Twinsحيث تعيش القصص. اكتشف الآن