9#Art Class

198 49 6
                                    


082973xxxxxx : Selamat datang di negeri dongeng. Mari bermain find me untuk menemukan pendongeng! Apa yang kamu pikirkan tidak seperti apa yang terlihat. Aku adalah Grimm. Aku berada di tempat di mana aku bisa melihat semua orang menuju ke pintu imaginari mereka. Di sana kamu akan bertemu Tinkerbell yang suka bermain pixie dust. Tak ada peter-pan. Hanya ada Kapten Hook yang tidak membajak kapal dan mencintai Tinkerbell. Kutunggu 20 menit lagi. Semoga beruntung!

Tubuh Ellan gemetar seketika. Sialan! Grimm! Sang pembunuh Raya dan Ansel.

Aduhhh gimana nih wawancaranya. Sialan!!!

Apa… dia tahu kalau Ellan terlibat dalam kasus ini? Bagaimana caranya dia mengetahui ini? Tidak salah lagi. Psikopat itu tahu kalau Ellan terlibat dengan semua ini. Sialan! Ellan mengepalkan tangannya erat. Keselamatannya akan menjadi taruhan saat ini. Tapi, ia tak bisa mundur begitu saja. Ia tidak boleh takut. Walaupun sebenarnya, Ellan sendiri takut dan gemetar.

Ellan kemudian membaca pesan masuk melalui ponsel Fariz dengan nomor asing yang sama. Isi pesannya sedikit berbeda walaupun isi teka-tekinya sama.

082973xxxxxx : Selamat datang kembali di negeri dongeng, Fariz. Masih ingat padaku? Iya, aku Grimm. Mari bermain find me untuk menemukan pendongeng! Apa yang kamu pikirkan tidak seperti apa yang terlihat. Aku berada di tempat di mana aku bisa melihat semua orang menuju ke pintu imaginari mereka. Di sana kamu akan bertemu Tinkerbell yang suka bermain pixie dust. Tak ada peter-pan. Hanya ada Kapten Hook yang tidak membajak kapal dan mencintai Tinkerbell. Kutunggu 20 menit lagi. Semoga beruntung!

Selamat datang kembali? Masih ingat padaku? Apa… Fariz sebelumnya pernah… Ah, sudahlah! Nanti aja dipikirin. Gue harus cari dia duluan.

20 menit. Apa masih sempat memanggil Fariz di ruang kepala sekolah? Apa wawancaranya ditunda 20 menit lagi? Iya, Ellan harus bergerak cepat. Ini kesempatan untuk menemukan psikopat brengsek itu sebelum ada korban lagi yang jatuh. Ellan menggigit bibir bawahnya. Ini sangat beresiko bila Ellan bergerak sendirian. Ah, tapi peduli apa? Yang penting psikopat itu tertangkap! Setelah berpikir sebentar, ia langsung mencari nomor kontak Pak Reyhan melalui handphone Fariz dan meneleponnya.

Setelah satu nada sambung berbunyi, Ellan bisa mendengar suara pria paruh baya di ujung sana, “Halo?”

“Pak… tolong tunda wawancaranya 20 menit lagi. Tolong Pak.”

“Ada apa?”

“Nanti saya jelaskan. Saya gak punya banyak waktu. Tolong Pak, saya serahkan semua sama Bapak.”

Klik. Ellan langsung menghentikan panggilan itu secara sepihak. Ia tidak punya banyak waktu. 20 menit tidak akan terasa lama. Sepertinya ia tak punya waktu untuk memanggil Fariz. Belum lagi jarak antara gedung kepala sekolah dan gedung kelas sedikit jauh karena gedung kepala sekolah terpisah dengan gedung kelas. Lebih baik waktu itu ia gunakan untuk berpikir.

Ellan menghela napasnya sejenak. Ia menutup matanya, mencoba berkonsentrasi untuk memikirkan semua teka-teki itu. Baiklah Ellan, tenang Ellan… jangan gegabah. Ellan punya waktu 5 menit untuk berpikir, 15 menit ia gunakan untuk mencari sang pembunuh. Pasti cukup.

Aku berada di tempat di mana aku bisa melihat semua orang menuju ke pintu imaginari mereka. Disana kamu akan bertemu Tinkerbell yang suka bermain pixie dust. Tak ada peter-pan. Hanya ada Kapten Hook yang tidak membajak kapal dan mencintai Tinkerbell.

Sang pembunuh memberi waktu 20 menit. Kemungkinan besar, tempat ia berada tidak akan jauh dari lingkungan sekolah. 20 menit adalah waktu yang cukup banyak untuk berkeliling sekolah. Namun, sekolah Ellan sangatlah luas. Gedung-gedung antara kantin, mushola, gedung kelas, lab, gedung guru, gedung seni, perpustakaan, parkiran, semua terpisah. Jadi, waktu 20 menit akan sia-sia bila ia gunakan untuk mencari sang pembunuh di seluruh gedung.

Detective Vs PsycoМесто, где живут истории. Откройте их для себя