6#Witch or Chocolate?

261 55 11
                                    

Ellan membolak-balik buku dongeng Hansel dan Gretel yang ia pinjam dari Fariz. Untung lelaki itu mau meminjamkannya. Pukul 10 malam dan Ellan masih berkutat dengan buku dongeng di meja belajarnya.
Siapa Hansel?
Ia tak boleh terlambat. Ia harus mengetahui target sang pembunuh selanjutnya sebelum sang pembunuh mengambil nyawa korban.

Ah... ini membuatku gila, tapi cukup menyenangkan.

Ponsel Ellan berdering, membuat Ellan tersadar dari lamunannya. Di ceknya layar handphone yang berkedip-kedip itu, nomor tak dikenal.
"Halo?"

"Ini gue. Lo bisa kirim ke e-mail gue gak daftar nama murid berprestasi disekolah?"
Suara bariton laki-laki terdengar familiar itu menyambut Ellan dari ujung sana, Fariz.
Tunggu sebentar dari mana laki-laki itu tahu nomor Ellan?

"Lo tau nomor gue dari mana?"

"Gak penting. Lo kirim dulu. Lo tahu kan?"

"Ehm... ini 10 besar perangkatan aja kan? Kayaknya gue ada. Bentar gue langsung kirim ke e-mail lo. Lo kirim nama e-mail lo ke gue."

"5 besar aja. Gue gak suka chatan. Gue sebut sekarang aja, lo catet. Farizrajendra lima lima sembilan empat at gmail dot com. Udah?"

"Astaga repot amat sih entar gue salah lagi. Yaudah ini gue catet. Lima nya ada dua kan?"

"Iya, yaudah gue tutup."
Klik. Telepon dimatikan secara sepihak. Ah luar biasa laki-laki itu. Apa sesingkat itu dirinya menelepon Ellan? Tunggu, untuk apa bicara lama-lama? Ah, Ellan sudah mulai tidak waras.

Ellan membuka laptopnya mencari daftar nama siswa berprestasi. Untungnya Bu Cackle--guru BK--meminta bantuan Ellan untuk menyusun daftar nama siswa berprestasi untuk diberikan beasiswa. Ellan memang seringkali dimintai bantuan guru, ia juga tak tahu kenapa. Mungkin karena terlalu sering menyusun berkas-berkas seperti ini.

*Daftar Nama Siswa yang Menerima Beasiswa*

Angkatan Kelas X :
1) Rara Zahra A
2) Cindy Aghata S
3) Hendrik Ferrario D
4) Lina Camely M
5) Alex Zatao F

Angkatan Kelas XI :
1) Angkasa Raya
2) Ansel Serrano F
3) Ery Rudiyanto
4) Darbella Abelisha C
5) Jolicia Gia Valerie

Setelah mendapatkan daftar murid itu, Ellan segera mengirimkannya pada Fariz. Setelah berhasil terkirim, Ellan ikut mengecek daftar nama per-angkatannya, seakan Ellan memahami kenapa Fariz meminta daftar nama itu.

Mata Ellan tak berhenti pada satu nama disana. Hendrik. Apa target selanjutnya Hendrik? Dia juga bilang pernah berperan sebagai Hansel di teater. Ellan segera menarik ponselnya, menelepon seseorang yang tadi meneleponnya. Terdengar bunyi nada sambung di telepon hingga akhirnya nada sambung itu berubah menjadi suara bariton laki-laki.
"Kenapa?"

"Fariz, gue kok mikirnya Hansel itu Hendrik ya?"

"Kenapa lo berpikiran begitu?"

"Pertama, dia rangking 3 diangkatan kita. Kedua, dia bilang sama gue kalau dulu pernah meranin Hansel di teater. Make a sense gak sih?"

"Hmm... gue belum bisa nyimpulin. Hendrik dekat sama Kak Raya? Kemungkinan si Hansel yang dimaksud pembunuh itu gak jauh-jauh dari orang yang kenal sama Raya."

"Iya, dia wakilnya Kak Raya, terus kemaren juga dia orang pertama yang nemuin jasadnya Kak Raya."

"Terus Kak Ansel ini? Rangking 2 dibawahnya Kak Raya, dia gimana orangnya?"

Detective Vs PsycoWhere stories live. Discover now