✎ Let Him Go

1.2K 110 5
                                    

written by peachiesie


Hari ini adalah hari Minggu. Semua orang sudah bersantai dirumah nya masing-masing meninggalkan penat selama beberapa hari terakhir.

Di sebuah rumah yang cukup megah terdapat lelaki cantik yang sedang sibuk membantu ibunya memasak sarapan pagi.

Ngomong-ngomong ini masih jam 7 pagi. Biasanya lelaki ini masih terlelap dalam tidurnya jika saja sang tetangga jahilnya itu tidak memasuki kamar nya dan membangunkan dirinya pagi-pagi buta.

Yoona—nama ibu lelaki cantik itu—tersenyum saat melihat sang anak asik dengan masakan yang dibuat oleh nya.

Nasi goreng spesial, kesukaan tetangganya itu.

"Nana! Nanaaaa! Wohooo Nanaaaa!"

Lelaki cantik itu menghentikan aktivitas nya sejenak, lalu segera berlari ke arah pintu depan.





Cklek

Saat ia membukakan pintunya, tampak lelaki bertubuh tegap berdiri dihadapannya dengan senyuman maut nya.

Lee Jeno.

Jaemin—nama lelaki cantik itu—mendengus, kedua tangannya ia lipat di dada lalu menatap Jeno malas.

"Apa? Kakak mau ngajak aku jogging?" Tanya Jaemin saat matanya melihat celana training yang dipakai Jeno.

Jeno menyengir, lalu menggeleng. "Enggak, kakak mau ajak jalan jalan pagi,"

Alis Jaemin terangkat, mulut nya membentuk huruf 'o'. "Woah, keren. Jalan? Jalan kaki?" Tanya Jaemin.

Ia menatap takjub Jeno. Tumben sekali tetangga jahilnya ini mau jalan kaki.

Jeno berdecak, "Enggak lah, ogah banget." Ujar Jeno sebal.

"Lah terus? Pake apa?"

"Sepeda!" Teriak Jeno sumringah.

Jaemin menatap datar Jeno. "Kak, kakak mau ngeledek aku?" Tanya Jaemin.

Alis kanan Jeno terangkat, bibir nya sedikit dimajukan. "Siapa yang ngeledek kamu?"

Jaemin menghela nafasnya, "Haduh kak, aku itu gak bisa naik sepeda asal kakak tau! Masa kakak lupa sih?!" Ujar Jaemin sebal.

"Oh itu..." Jeno menggaruk tengkuknya yang tidak terasa gatal.





Cling!

Sebuah ide muncul di otaknya.

"Nana sayang, kamu bisa kakak bonceng! Atau nanti kakak ajarin!" Ucap Jeno riang.

Jaemin menghela nafasnya kasar. Tadi itu hanya alasan saja agar Jeno tidak menganggu hari liburnya. Cukup tadi pagi saja Jeno menganggu tidur paginya. Tidak untung jam-jam kedepan.

"Tapi kak, Nana itu mau—"

"Udah gak ada alasan! Kakak juga mau cerita sesuatu ke kamu nanti!" Kata Jeno begitu. Dia menatap Jaemin dengan tatapan tajam. Tidak mau di bantah.

Jaemin menyerah, "oke oke, nanti ya"

Jeno tersenyum lebar. Lalu segera memeluk Jaemin. "Makasih Nana sayang!"

Yang dipanggil sayang pun tersenyum manis.





***





Tadi pagi mereka sudah janjian akan bertemu di taman jam 10 pagi. Namun sampai jam 12 siang Jeno tak kunjung datang ke taman. Tempat mereka janjian.

✔️Together With NominfessWhere stories live. Discover now