✎ Unspeakable Secret

2.4K 246 2
                                    

Written by jennanatime


Sejak zaman, harry potter dan draco malfoy griffindor selalu bermusuhan dangan slytherin tak peduli apa. Begitu juga sekarang, entah sudah berapa generasi yang terlampaui, namun slytherin tak pernah ingin berteman dengan griffindor.

Namun ada seorang pemuda slytherin yang eksitensi nya benar-benar di acuhkan oleh seluruh murid asrama slytherin. Jaemin, pemuda ini bahkan tidak punya kenalan di asrama nya. Dan jika kalian bertanya kenapa jaemin di acuhkan? Itu hanya karena mereka menganggap bahwa jaemin itu terlalu lembut dan baik untuk berada di slytherin. Menurut para murid asrama slytherin jaemin lebih cocok di hufflepuff atau mungkin griffindor.

Karena eksitensi nya sering di acuhkan bahkan di anggap tidak ada, jaemin akhirnya menemukan seorang teman yang berasal dari dua asrama yang berbeda. Haechan dari hufflepuff dan renjun dari ravenclaw. Jaemin bahkan sering menyelinap makan di meja hufflepuff maupun ravenclaw.

"Jaemin kau serius?!" Haechan, siswa dari hufflepuff ini menyuarakan suaranya. Ia hanya kaget dengan keputusan jaemin yang terkesan mengada-ada.

"Hm, Aku ingin sekali melihat jeno dan mendukung nya saat bermain quidditch. Lagi pula besok griffindor melawan melawan slytherin mereka tidak akan membiarkan ku menyoraki jeno lagi atau mereka akan menendangku dari tribun." Jawab jaemin dengan nada kesal.

"Tapi kau tak mengenal siapa pun di griffindor, lagi pula besok prefek griffindor tidak ikut bermain jadi pasti pengawasan nya akan lebih ketat." Ucap renjun.

Renjun hanya tak ingin jaemin tertangkap basah. Apalagi murid griffindor dari dulu seperti anak emas, mereka pasti akan meminta hukuman berat jika jaemin tertangkap.

"Percayalah padaku, walau aku ini baik tapi aku tetap seorang slytherin, kan?"

Kedua teman jaemin hanya menghela nafas dan berdoa semoga jaemin benar-benar seorang slytherin licik yang bisa mengelabui griffindor.

---

"Wah! Darimana kalian mendapat jubah griffindor ini? Ini sangat cocok untukku. Ah, seharusnya aku masuk griffindor saja." Jaemin berputar-putar didepan kaca wasafel.

"Kami meminjam nya dari binatu. Ini milik seungmin, dia sedang tidak berada di hogwarts." Setelah berkata seperti itu haechan memberikan syal bewarna merah kuning itu pada jaemin.

"Aku tidak akan melupakan jasamu, seungmin." Jaemin mendramatisir pemasangan syal itu.

"Jangan banyak bicara dan cepat pakai. Lalu pergi ke tribun griffindor dan dukung orang yang kau suka itu." Ucap renjun, lalu menyeret jaemin keluar menuju lapangan quidditch.

Jaemin gugup? Tentu saja. Walaupun jaemin berusaha meyakinkan temannya bahwa ia akan berhasil sampai akhir tetap saja jaemin tahu rencana ini pasti tidak akan berjalan mulus seperti perkataannya.

Satu persatu murid memasuki tribun griffindor, begitu juga jaemin. Susah payah ia menutupi separuh wajahnya dengan syal. Dan untungnya tidak ada orang yang terlalu memperhatikan jaemin. Ia pun sengaja memilih tempat yang dekat dengan pintu keluar agar jaemin bisa leluasa untuk kabur jika tertangkap.

Kini jantung jaemin berdegup kencang. Ini pertama kalinya ia bisa meneriaki nama jeno dengan lantang. Membayangkan jeno yang berkeringat saat menangkap bola snitch saja membuat pipi jaemin memerah. Jeno memang seorang seeker. Kemampuannya menangkap bola snitch menggiring semua orang beropini bahwa ia adalah next generation of potter.

Satu persatu pemain griffindor muncul dan disisi lainnya pemain slytherin juga sudah siap dengan sapu terbang mereka. Semua pemain sudah melayang di udara tapi diantara semua anggota tim griffindor jaemin tidak menemukan Jeno. Jaemin menjatuhkan rahang nya, apa takdir nya memang seburuk ini? Atau mungkin jaemin mendapat kesialan kerena berkhianat pada asramanya.

✔️Together With NominfessWhere stories live. Discover now