✎ No Surprises(?)

1.1K 133 1
                                    

written by DREAMISMOM





Jaemin baru saja terbangun saat merasa cahaya matahari menembus kelopak matanya. Ia meregangkan tubuhnya sejenak, menguap, kemudian mendudukkan dirinya.

"Jenoo?" Panggil Jaemin dengan suara seraknya.

"Di balkon."

Jaemin mengucek matanya sebelum menyibak selimutnya dan berjalan menghampiri kekasihnya. Di balkon sana, Jeno tengah melakukan push up dengan tubuh atasnya yang telanjang. Menunjukkan otot-otot lengan dan punggungnya yang bergerak seksi. Jaemin bersiul, lalu segera merebahkan dirinya di atas punggung Jeno.

"Akh!" Pekik Jeno tertahan.

"Dih, gue kan gak berat." Gerutu Jaemin semakin menyamankan acara berbaringnya.

"Ya tapi kan kaget." Jeno memutar bola matanya malas, namun membiarkan Jaemin di atas tubuhnya seraya melanjutkan push-upnya.

"Kita kelas jam berapa?" Tanya Jaemin.

"Jam 9."

"Sekarang jam berapa?"

"Kan lo yang baru bangun Yang. Liat dulu kek jam di nakas tuh."

"Kira-kira aja deh. Kan gue gak sempet liat."

"Hhh.. palingan jam setengah tujuh."

"Masih pagi." Gumam Jaemin nyaris tertidur kembali.

"Jangan tidur Yang! Lo pikir gue ayunan?!"

Jaemin tertawa lalu membalik tubuhnya menjadi tengkurap sambil memeluk dada keras Jeno. "Kayak ayunan."

"Kalau gue ayunan, berarti lo kuda."

"Kok kuda?"

"Soalnya gue tunggangin mulu."

"Bangsat!" Jaemin mencubit puting Jeno sebal.

"Heh! Sakit!"

"Halah lemah! Lo nyedot tete gue sampai bengkak juga gue diem aja."

"Ya kan itu beda Yang. Lu gue sedot mah enak."

"Lu kan juga pernah nyubit!"

"Tapi kan pakai perasaan."

"Dahlah bodo amat. Males."

Jeno tertawa gemas, ia menghentikan push-upnya lalu memiringkan tubuhnya hingga membuat Jaemin terjatuh.

"Jeno ih!!"

"Sst! Jangan teriak-teriak, masih pagi nih." Jeno meraih tubuh Jaemin, mengungkung tubuh kekasihnya dengan wajah mesumnya.

"Apa?" Jaemin menaikkan sebelah alisnya.

Jeno tak menjawab, pemuda tampan itu malah membuka kancing piyama Jaemin dan mengulum puting kekasihnya.

"Ah! sshh.."

Jaemin memejamkan matanya, membiarkan Jeno memainkan dua putingnya seraya mengelus sensual punggung berotot pemuda tampan itu. Rasanya geli bercampur nikmat, dengan udara pagi yang ikut membelai.

"Jangan lama-lama, nanti gue sange." Gumam Jaemin membuat Jeno tertawa.

Jeno segera melepaskan kulumannya dan beralih pada bibir kekasihnya. Melumat benda kenyal kesukaannya dengan sedikit kasar sebelum melepaskannya dan memeluk tubuh Jaemin dengan erat.

"Kayaknya gue yang sange nih Yang."

"Jan ngadi-ngadi lo!" Jaemin menggeplak kepala Jeno, "Ayo mandi aja."

✔️Together With NominfessDonde viven las historias. Descúbrelo ahora