Part 1

360 38 0
                                    

Aku berjalan santai melewati lorong rumah sakit dengan blazer putih kebanggaanku. Sesekali aku tersenyum, saat bertegur sapa dengan beberapa orang yang aku kenal.

Sebelum kalian lanjut untuk membaca kisah cintaku yang sedikit absurd ini. Aku ingin memperkenalkan diriku kepada kalian semua. Oke, langsung saja ya.

Perkenalkan, namaku adalah Rendi Jason. Seorang dokter spesialis mata di salah satu rumah sakit terbesar dan termegah di Asia tenggara.

Mamaku bernama Ratna, Dan beliau adalah orang tua tunggal yang membesarkan aku, setelah kematian Papah sepuluh tahun lalu.

Skip
Lanjut lagi ke cerita.

Suara dering telpon menghentikan langkah kakiku. Aku lalu mengambil ponsel dari saku blazer untuk melihat siapa yang menelpon.

"Assalamualaikum ma, Ada apa?"

Walaikumsalam ...
Kamu ada di mana sekarang?

"Masih di rumah sakit Ma."

Loh, memangnya kamu belum selesai ngurusin pasien?

"Udah selesai kok mah, ini Rendi baru aja sampai di parkiran. Rencananya dari sini Rendi mau mampir dulu ke tempat lain, sebelum Rendi berangkat menuju kantor."

Kamu nggak usah balik ke kantor dulu hari ini. Malam ini keluarga Lusi mau datang ke rumah kita,  untuk membahas tentang rencana pertunangan kalian.

"Tapi mah, hari ini Rendi banyak kerjaan di kant..."

Mama tunggu kamu sekarang!

KLIK ...

Aku menatap sejenak layar ponsel ditangan ku yang telah berubah gelap. Aku hanya dapat menghela napas pelan, sambil memasukkan kembali benda persegi tersebut ke dalam saku blazer.

Ah, jadi batal deh mampir ke PIM buat beliin kado ulang tahun anaknya dokter Adam. Kalau gitu besok aja deh. Kan masih tiga hari lagi acara ultahnya.

Dua jam kemudian aku pun sampai juga di rumah. seorang pelayan segera membukakan pintu untuk ku. Dengan santai aku berjalan melintasi ruangan demi ruangan, hingga akhirnya aku sampai di area dapur yang cukup luas.

+++

"Halo ma," Sapaku. Sambil mengecup ringan pipi mama yang tengah sibuk menghias buah. Atau istilah kerennya tuh garnish. Hehehe...

"Nggak ngucap salam dulu?" Sindir mama, sambil melirik sekilas ke arahku.

"Udah tadi di depan."

"Ooh." Jawab mama singkat. Mama lalu kembali menoleh ke arahku yang sedang asyik menatap tumpukan kentang goreng di atas piring.

"Kamu siap-siap gih."

Hah? Siap-siap kemana.

"Acaranya kan masih nanti malam ma, kok Rendi udah di suruh siap-siap."

Dokter RendiTahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon