part 10

141 16 1
                                    

Rani melangkah menuju tangga, meninggalkan Rendi yang menunggu sendirian di ruang tamu.

Tok.. Tok... Tok...

Suara ketukan Rani yang cukup keras terdengar sampai ke kamar Nada.

Ngapain lagi sih tuh curut ngetokin kamar gue. Gerutu Nada yang kembali beranjak dari rebahan santainya. Padahal mata gadis itu sudah mulai mengantuk dan hampir terlelap, kalau saja dia tidak diganggu oleh suara ketukan yang jekas-jelas sangatt menganggu tersebut.

"Ngapain si loh kema... ! Hehehe Tante. Ada apa tan," Ralat Nada sedikit malu.  waduh, ternyata tante Rani toh. Malah dianya udah pakek acara melotot-melotot segala lagi.

"Nad, kami turun ke bawah gih. dibawah ada Ren... Eh, kamu tadi ngapain pelototin tante."

"Maaf tante, salah orang. Kirain Nada tadi Dion. Sorry ya tan, hehehe..." Cengir Nada malu-malu.

"Dion udah pulang dari tadi. Memangnya kenapa sama Dion, kalian lagi bertengkar?"

"Ya, nggak juga sih tante. Nada lagi sebel aja sama tuh anak."

"Udah ah, sama saudara nggak boleh begitu. Eh Nad, Kamu tolongin tante ya, buat nemenin Rendi dibawah. Kasian dia sendirian."

"Kok malah Nada yang disuruh nemenin, memangnya tante mau kemana?" Tanya Nada keberatan.

"Tante mau nerusin masak. Udah kamu temenin Rendi dulu  bentar. Sebentar lagi Lusi juga pulang, tante udah ngabarin dia kalau ada Rendi dirumah."

"Tapi Tan..."

"Aduh masakan tante! Udah kamu cepetan turun kebawah. Tante mau ngurusin masakan." Panik Rani yang setengah berlari menuruni anak tangga. Meninggalkan Nada yang melongo bingung.

+++
Aku menunggu dengan sabar pujaan hatiku yang belum juga menampakkan batang hidungnya. Nada lagi ngapain yah diatas. Kok lama banget turunnya,

Suara langkah kaki yang setengah menghentak, membuatku secara repleks mengalihkan pandangan ke arah tangga.

Aku tersenyum lebar menyambutnya. Selebar senyuman para emak-emak di kompleks rumahku, sewaktu mengikuti lomba joget tujuh belas Agustusan. 

Kalau ekspresi Nada jangan ditanya deh. Elo-elo masih pada inget nggak sama ekspresi si pelakon utama Fredy Krueger. Di film A Nightmare On Elm Street, waktu dianya berhasil menghabisi para korbannya di dalam mimpi. Nah, persis kayak gitu.

Dengan kasar Nada mendudukkan bokongnya pada sofa tunggal disebelahku. Ekspresinya masih sama kayak tadi. Nggak enak diliat.

Ehem...

Aku berdehem, untuk sekedar membasahi tenggorokan yang mendadak kering.

"Nad, aku..."

"Hallo Sayang, kamu udah lama  nungguin aku yah."

Suara cenpreng Lusi bergema nyaring memenuhi ruang tamu. Membuat aku sedikit terlonjak karena kaget.

"Bangun, bangun. Makan nasi sama ayam. Ucapku sambil mengusap dada. Berusaha menenangkan kembali organ  jantungku yang tadi sempat berpacu ria.

Hahaha...

"Kamu ngapain Rend?" Tanya Lusi sambil tertawa geli.

Sialan, gue diketawain.

"Kak Lusinya kan udah dateng, jadi Nada mau balik ke kamar lagi ya. Permisi." Ucap Nada yang sudah kembali berdiri dari tempat duduknya.

Yah,  Kok gue malah ditinggalin sih yang.

Dokter RendiTahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon