part 2

267 29 0
                                    

Aku hanya duduk diam sambil memandang datar beberapa hidangan yang bertengger cantik di atas meja.

Tepat pukul tujuh Keluarga Lusi datang berkunjung ke rumah kami. Dan kini, kami semua tengah duduk di bangku meja makan, sambil menikmati hidangan santap malam.

"Kalau Tante boleh tahu, nak Rendi  bekerja di rumah sakit mana?" Tanya mamanya Lusi, beberepa saat setelah kami menyelesaikan acara makan malam.

"Rumah sakit Harpa Medika Mulya, tante." Jawab ku sopan.

"Wah, itu kan rumah sakit terbesar di Asia Tenggara itu ya. Tante dengar nih, sangat sulit untuk masuk ke sana. Hanya orang-orang terpilih dan berprestasi saja," Ucap Rani takjub.

"Selain itu, anakku juga bekerja di perusahaaan milik keluarga loh jeng," Beritahu mamaku bangga.

"Wah hebat sekali nak Rendi ini. Benar-benar menantu idaman," Balas wanita itu semakin takjub. Mama ku dan wanita berpenampilan sederhana itu lalu tertawa bersama.

"Terus, bagaimana nak Rendi membagi waktu. Tentunya,  sangat melelahkan untuk mengerjakan dua pekerjaan berbeda."

"Ada asisten kepercayaan saya tante. Dia yang menggantikan tugas saya untuk senentara waktu jika Saya sedang bekerja di rumah sakit." Jawab ku sopan. Wanita itu hanya tersenyum mengerti dan tidak berusaha bertanya lebih jauh. Benar-benar sangat pengertian sekali. Mudah-mudahan anak gadisnya juga seperti itu.

"Lusi mana ya jeng, kok tidak ikut datang?" Tanya mama ku kemudian.

"Masih di perjalanan Jeng, Lusi tadi tidak ikut kami. Anak Itu rencananya berangkat langsung dari tempat kerjaan."

"Oh ternyata begitu, pantas  aku tidak melihatnya," Jawab Mama sambil tersenyum maklum.

"Ya, begitulah Jeng. Padahal tadi aku sudah meminta putri ku itu untuk tidak masuk bekerja hari ini. Atau setidaknya, Lusi dapat  meminta ijin untuk bekerja setengah hari. Tapi anak itu tetap kekeh pada keputusannya." Ucap Mama lusi menjelaskan.

Cukup keras kepala, nilaiku dalam hati.

"Oh tidak apa-apa Jeng Rani, mungkin Lusi ada pekerjaan penting yang tidak bisa ditangguhkan," Balas mama ku lagi.

"Ya, mungkin saja begitu," Balas mamanya Lusi sambil tersenyum pada kami berdua.

"Lusi bekerja di mana ya Tante?" Tanya ku kepo pada wanita berpenampilan sederhana di depanku. Nggak salah dong kalau aku nanya kayak gitu. Kan aku mesti tahu tentang pekerjaan perempuan yang akan menjadi calon istriku ini.

"Putri Tante bekerja di PT. ARUMAS INDAH JAYA sebagai manager, nak Rendi," Jawab ibunya Lusi ramah.

Setelah menjawab pertanyaanku wanita itu kembali sibuk berbincang dengan mama. Maklumlah, mereka dulunya adalah sahabat karib sejak dari zaman perkuliahan dulu. Aku mengalihkan tatapan ku ke arah  lelaki paruh  baya yang sejak tadi tak bersuara, dan hanya sibuk sendiri dengan ponsel di genggamannya.

Suaminya cuek sekali.

Tidak lama setelah itu seorang pelayan datang menghampiri kami, di ikuti oleh suara langkah sepatu dibelakangnya. Membuat obrolan mama beserta temannya terhenti seketika. Sedangkan aku mulai sibuk dengan ponselku.

"Ah itu putriku Lusi. Ayo sini nak, mama perkenalkan kamu dengan calon suami dan ibu mertuamu," Ucap wanita setengah baya itu lembut.

Akupun mendongak, untuk mengetahui seperti apa calon istriku itu. Seketika, aku down melihat penampilannya yang terlalu berlebihan dengan make up tebal menutupi wajah. Hingga aku sulit menerka, seperti apa wajah aslinya.

Dokter RendiWhere stories live. Discover now