Care #29

4.6K 711 279
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.

.

.

Entah semesta yang mencoba mempermainkanku atau malah aku sendiri yang terlalu mudah dipermainkan.

Tidak ada yang abadi, memang. Bahkan kebahagiaanku dengan Taehyun. Aku sudah yakin itu. Namun keyakinanku selalu goyah karena Taehyun terlalu banyak berjanji. Janji yang dari dulu tak pernah dia tepati.

Semua yang keluar dari mulutnya selalu sama. Omong kosong!

Aku tak tahu kenapa aku bisa semarah ini?

Selama ini aku selalu memaafkannya, bahkan saat pemuda itu sama sekali tidak berbuat kesalahan di mataku. Tapi sekarang, aku terlalu muak mendengarnya meminta maaf setelah menyakiti hatiku dan membuatku kecewa lagi.

Semua sudah berakhir sekarang.

Menggigit bibir bawah, kutahan isakkanku yang hendak keluar. Aku tidak ingin menangis lagi. Aku sadar tak ada gunanya lagi menangis, tapi air mata sialan ini terus saja mendesak keluar.

Bayangan Taehyun dengan Haeri sama sekali tidak ingin pergi dari pikiranku. Terus membayangi sampai membuat hatiku sesak dan juga panas. Ini sudah berakhir dan aku tidak ingin mengingatnya lagi.

Dengan setengah kedinginan, kurapatkan mantel yang kupakai sambil kemudian memeluk diri sendiri, membiarkan terpaan salju yang turun malam ini dan terus berjalan cepat menuju ke apartemen.

Aku suka salju ... Tapi tidak untuk malam ini.

Aku mencintai Taehyun ... Tapi tidak setelah ini.

Mataku memejam begitu erat sampai air mataku luruh kembali—semakin deras, semakin menyakitkan.

Aku selalu memaafkannya karena aku tidak bisa membencinya ... Tapi aku terlalu lelah sekarang. Dia berjanji tidak akan mengecewakanku lagi, tapi dia malah menyakiti hatiku sampai seperti ini.

Dari awal seharusnya aku tahu kalau dia memang tak pernah bersungguh-sungguh. Benar yang dikatakan orang-orang, Taehyun hanya mempermainkanku, dia sama sekali tidak mencintaiku.

Dan bodohnya aku yang terlalu cepat luluh padanya. Mungkin jika dulu aku tidak menerimanya, aku tidak akan seperti ini.

Aku menunduk menatap langkahku sendiri. Langkah yang sama namun menuju arah yang berbeda. Aku sudah terbiasa mengalami ini. Berjalan sendiri dan memikul semua beban yang terasa begitu berat.

Semua orang punya batas kesabaran masing-masing. Aku sudah lelah untuk memahami hal lain dalam diri Taehyun, aku sudah lelah memaafkannya, dan aku juga sudah lelah bertahan dengannya.

Aku sadar tak ada hubungan yang berakhir indah jika hanya ada cinta dari salah satu pihak.

Lalu apa yang kuharapkan sekarang?

Care [Kang Taehyun]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang