Care #8

6.7K 1K 245
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.

.

.

Pengumuman ujian sudah diberitahukan dan waktu agaknya memang berjalan dengan cepat. Ujian akan terlaksana senin besok. Aera mencak-mencak sendiri saat dia meratapi fakta itu. Tapi, Minkyu selalu siap siaga untuk memberinya perhatian juga kata-kata semangat belajar.

Aku mungkin memang juga harus belajar lebih keras lagi. Aku sudah berjanji pada Jimin Oppa dan dia juga sudah berjanji memberiku tiket liburan ke Jeju setelah aku mendapatkan juara satu nanti.

Kami sedang makan siang, menu sup daging yang memang menggoda dimakan saat musim dingin yang mulai menyapa di bulan ini. Tapi itu tak berlaku padaku, perutku rasanya ditekan sampai merasa semuanya hambar. Aku hanya mengaduk makanku dengan pikiran berkelana ke mana-mana. Sedangkan Aera bedecak karena melihatku yang melamun lagi.

"Taehyun Oppa, kita duduk di mana?"

Pandanganku terangkat ke arah suara yang terasa familiar beberapa hari ini. Apalagi mendengar nama Taehyun—bukan aku saja, tapi semua orang di sini menatap mereka. Di sana, Shin Haeri dan Kang Taehyun yang berjalan bersama mencari-cari tempat duduk.

Pandanganku dan Taehyun bertabrakan, kami sama-sama menatap dalam diam. Tatapannya seperti biasa dan aku tidak bisa menelisik arti pandangannya sama sekali. Mengingat kejadian kemarin, aku yakin dia tak mau bicara padaku. Entah sampai kapan, tapi aku rasa mungkin lebih baik memberinya ruang sendiri—begitu juga denganku.

Banyak yang berbisik kenapa Taehyun bisa bersama Haeri sementara ada pacarnya duduk di sini melihat mereka.

"Terserah." Kudengar jawaban Taehyun dengan nada datarnya pada Haeri yang masih celingukan.

Aku mengerjap, merasa lebih baik memutus kontak mata dengannya dan kembali mengaduk makanan di depanku. Sudut mataku tak sengaja melirik Junho yang menatapku dan Aera terdengar berdecak malas entah untuk keberapa kalinya dalam sehari ini.

"Di sana kosong."

Aku tak tahu apa sebenarnya yang ada di pikiran Haeri, entah sengaja atau tidak, mereka berdua malah duduk di samping tempat yang kusinggahi bersama teman-temanku. Padahal ada kursi kosong lain di sudut ruangan yang jauh dari tempatku. Pandangan tidak suka Aera langsung keluar saat mereka berdua mulai duduk berhadapan.

"Cuaca makin dingin, tadi malam juga sempat hujan. Oppa tahu, aku membawa jaket pemberianmu. Ini sangat bagus, aku suka sekali."

Aku melirik mereka berdua, perhatianku mau tak mau diambil alih begitu saja. Padahal aku merasa jengah sendiri mendengar nada bicara Haeri—yang memang membuat telingaku panas. Apalagi mendengarnya mengatakan jaket pemberian Taehyun yang dikenakannya hari ini.

Aku merasakan tendangan tepat di kaki yang ternyata pelakunya adalah Aera. Dia menatapku dan seolah melempar kalimat 'jangan dihiraukan, biarkan saja, tulikan telingamu, Haeri pasti mencoba memanas-manasimu' yang kurasakan memang benar karena hatiku memanas dan kepalaku seakan mengeluarkan asap tak kasat mata.

Care [Kang Taehyun]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang