08. Di Traktir

1.3K 202 16
                                    

-- Memories of Lee Jeno --














Gue mengintip dari jendela untuk melihat dunia luar. Hm, terlalu cerah.

"Yer, gak jadi deh. Diluar panas banget, gue gak mau gosong." Ucap gue ke Yeri yang berada di seberang telepon.

Jadi tadi rencananya gue sama Yeri mau hangout keliling kota mumpung hari ini kita libur. Cuma karena cuacanya terlalu cerah, gue jadi gak berminat karena gak mau panas-panasan.

Gue menjauhkan hp gue dari telinga karena Yeri tiba-tiba ngomel sambil teriak. Gak mau ambil pusing gue memutuskan panggilan itu dan melanjutkan acara rebahan santai sambil dengerin musik slow favorit gue.

Saat tengah asik-asiknya, tiba-tiba musiknya berhenti karena ada panggilan masuk. Gue berdecak kesal dan memaki sosok yang menganggu waktu libur gue itu.

"Siapa sih ah? Ganggu banget sumpah!"

"IYA HALO?!" Gue langsung menjawab panggilan itu tanpa melihat nama yang tertera di layar hp gue.

"Misi Mbak, ini dari jasa pengiriman-"

Loh? Ini kan suaranya...

JENO?!

Mampus gue mampus.

Gue menjauhkan hp gue dari telinga untuk melihat nama yang menelpon. Disana tertulis, "Super Human."

Hm, kalau dia yang telepon sih gue gak jadi marah hehe.. Tapi masalahnya gue yang mungkin bakal dimarahin sama dia!!!

"Gue kangen banget tau." Ucap gue.

"Kangen tapi kok jawab telepon dari gue marah-marah gitu?"

"Y-ya maap, gue asal jawab aja tadi."

"Alasan. Yaudah samperin."

"Samperin siapa?"

"Ya gue lah, masa Lucas?"

"Hah? Maksudnya apa sih?"

Kemudian gue mendengar helaan napas dari seberang sana, "Sayang, gue udah di depan rumah nih."

"Serius?! Dari kapan?"

"Kalo gue bilang dari satu jam yang lalu, lo percaya gak?"

"Gak."

"Bagus, gue baru aja nyampe kok."

Mendengar itu, gue pun bernapas lega. "Tunggu bentar, gue siap-siap dulu."

"Ngapain harus siap-siap? Emangnya gue bilang mau ajak lo jalan?"

"Ya gak papa biar rapi aja kelihatannya."

"Hadehh yaudah terserah lo. Tapi gak usah dandan-"

"Udah terlanjur. Tiga puluh menit lagi gue keluar."

"Apa? Lo gila ya?! Woi, adeknya Taeyong?!"

PIP

Gue mematikan panggilan sepihak. Sebenernya gak sampai tiga puluh menit juga, gue cuma iseng aja mau ngerjain Jeno. Siapa suruh lagian datang gak diundang begini? Mana gue posisinya lagi buluk lagi.

Lima menit kemudian gue keluar kamar terus menuruni tangga untuk menghampiri Jeno yang ternyata udah duduk di ruang tamu.

"Gak keliatan kayak abis dandan." Ucapnya waktu gue baru aja mendudukkan diri di sampingnya.

"Ini namanya natural make up." Balas gue seraya mengibaskan rambut.

Jeno mengangguk, "Udah dandan, kan? Yaudah ganti baju."

Memories of Lee JenoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang