-- Memories of Lee Jeno --
Semenjak kejadian gue dan Jeno berselisih paham soal prioritas, selama semingguan ini Jeno gak menghubungi gue sama sekali. Gue sih gak masalah kalau misalkan ternyata dia fokus sama ujian praktikum atau tertulisnya. Tapi seenggaknya dia harus bilang sama gue gak sih?
Ya walaupun sebenernya kita jarang chatting-an sih, karena dia aja balasnya suka lima jam setelah balasan dari gue? Kebayangkan berapa kali kita bertukar pesan?
Oke, gue harus mulai duluan.
Sekali-kali gak papa dong, asal jangan keseringan. Walaupun biasa aja, mau gimanapun juga kita sebagai perempuan harus jual mahal! #hidupperempuanIndonesia
To : Super Human
(Sent a picture)
Yuk, sama-sama kenali gejala DBD dan cara pengobatannya!:)18.53 Send.
20.07 Sent.
22.08 Read.
WOI?‼
Gue yang tadinya baru selesai cuci muka dan berniat berbaring santai di kasur, sontak terkejut karena Jeno baca pesan gue.
Super Human
Iya bu dokterGue senyum-senyum gak jelas. Kalau sekarang posisinya gue lagi di jalanan, mungkin seseorang udah menyarankan gue buat ke RSJ.
To : Super Human
Oke, sama-samaSetelah gue bales, langsung gue tinggal karena mungkin dia bakal balasnya jam tiga pagi. Iya bener, lima jam dari sekarang itu jam tiga pagi.
Gue pun meletakkan hp gue di atas nakas, lalu beranjak untuk segera membaringkan diri ke kasur. Gak lupa gue mematikan lampu dan menyalakan lampu tidur. Gue tipikal orang yang gak bisa banget kalau tidur dalam keadaan terlalu gelap. Gue lebih suka remang-remang aja. Ada yang sama? Kalau ada, mari kita bergandengan.
Sekitar setengah jam gue berbaring sambil memikirkan hal-hal yang sepele, tiba-tiba hp gue menyala dan muncul notifikasi. Gue sontak mendudukkan diri dan mengambil hp gue.
Super Human
Gabut banget kayaknyaSetelah membaca itu, gue hanya menghela napas lalu menggerakkan jari gue untuk mengetik sebuah hujatan. Tapi, sebelum gue sempat menekan tombol berbentuk pesawat kertas, ada sebuah panggilan video masuk.
Dari Jeno dong :)
"Apa?" Tanya gue.
Dia yang tadi melihat ke arah lain, langsung menoleh ke kamera.
"Oh udah diangkat. HEH BELUM TIDUR JUGA?!"
Gue menghela napas, "Tadi sih mau, tapi lo tiba-tiba video call gini gimana coba gue mau tidur?"
"Alesan. Kalo mau tidur ngapain masih di bales?"
"Ntar kalo gak gue bales lo ngamuk lagi."
"Gak kebalik?"
Gue mendengus, "Nyebelin!"
Jeno tersenyum, dikit doang tapi berhasil bikin gue jadi salah tingkah. Eleh-eleh...
Setelahnya kita sama-sama diam. Gue lihat Jeno sibuk petik gitar nya, pemberian gue untuk kado ulang tahunnya tahun lalu.
"Nyanyi kek biar berfaedah gitu cindera mata dari gue." Kata gue ke Jeno.
Jeno menoleh menatap gue, "Bilang aja lo pengen pamer kalo gue nyumbangin sebuah lagu untuk lo."
"Gak ya! Geer banget!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Memories of Lee Jeno
Fanfiction[Selesai] "A story in memory of the most amazing person, Lee Jeno." -Chou Tzuyu A story by imjenodam, 2020.