04. His Confess

2K 292 18
                                    

-- Memories of Lee Jeno --











"Bah!"

Gue tergelonjak kaget saat Jaemin tiba-tiba muncul dihadapan gue yang tengah menikmati makan sore di kantin.

"Kalo gue mati karena keselek, gue gentayangin lo!" Ancam gue ke Jaemin.

"Lebay lo!" Balasnya, "Eh, ngomong-ngomong Jeno gimana?"

Gue mengernyit, "Apanya yang gimana maksud lo?"

"Yaelah, kemarin kan dia abis berantem tuh sama Haechan. Gimana keadaannya sekarang?"

"Hah? Kapan?!"

Jaemin membelalakkan matanya, "Woi, jangan bilang lo gak tau?"

Gue hanya mengangguk sebagai jawaban. Jaemin menutup mulutnya yang terbuka karena saking terkejutnya.

"Cowok lo berantem, sat! Hpnya juga ikutan babak belur, makanya gue gak bisa nanya apapun sama dia." Jelas Jaemin.

"Masa sih? Kapan?"

"Seminggu yang lalu lah kira-kira."

Gue hanya mengangguk, tapi tiba-tiba gue teringat sesuatu soal Jeno yang bilang hpnya rusak karena sesuatu hal yang tidak diharapkan. Woilah, otak gue mulai memunculkan beberapa konspirasi dan spesikulasi.

Gue langsung menghabiskan nasi goreng dihadapan gue dengan cepat. Mumpung belum terlalu sore, gue harus ke kampusnya Jeno untuk minta penjelasan mengenai hal yang melatarbelakangi kejadian.

"Buset, lo makan apa kesurupan kuda lumping? Santai aja kali, gue temenin juga." Kata Jaemin.

Gue menggeleng, "Gue mau ke kampusnya Jeno."

"Ngapain, sat?"

"Minta dilamar! Ck, suka-suka gue lah!"

"Gue ikut boleh gak? Gue mau menyatukan kembali tali persahabatan Jeno dan Haechan, anjay. Bosen gue, karena tuh bocah berantem, gue nongkinya sama Renjun mulu." Pinta Jaemin sekalian curhat.

Gue mengangguk, "Sebenernya gue niatnya mau pergi sendiri, tapi karena lo kisahnya menyedihkan banget, yaudah deh boleh. Lumayan hemat ongkos."

"YEE ITU NAMANYA ADA UDANG DIBALIK KAYU!"

Gue hanya terkekeh, lalu beranjak untuk membayar makanan gue. Setelahnya gue kembali menghampiri Jaemin dan langsung menuju ke parkiran. Sebelumnya kita absen dulu, baru bisa meluncur. Gue rada nyesel sih nebeng Jaemin, karena mobilnya. Masa sore-sore panas begini atapnya terbuka?! Kan princess jadi gosong.

Karena terlalu bete, gue sama Jaemin diem-dieman doang sampai dimana kita udah masuk ke gerbang universitas swasta alias kampusnya Jeno. Saat kita memasuki parkiran fakultas kedokteran, gue dan Jaemin tiba-tiba jadi orang katrok waktu melihat mobil mewah yang berjejer di sana.

Kalau di jumlahin harganya bisa buat gue bangun gedung ratusan tingkat :)

"Ini yang kuliah anak sultan semua gak sih?" Tanya gue ke Jaemin.

"Anak tuyul." Jawab Jaemin, lalu turun dari mobilnya.

Kita berdua masih terkagum-kagum dengan pemandangan tadi, hingga akhirnya kita tiba di kantin fakultas kedokteran untuk menunggu kedatangan Jeno dan Haechan.

"Cowok lo udah dihubungin?" Tanya Jaemin.

Gue mengangguk, "Udah, lagi rapat BEM, lima menit lagi kesini."

Jaemin mengangguk. Gak lama setelah itu, Haechan datang menghampiri kita berdua, "Udah lama lo?"

Gue sama Jaemin menggeleng. "Gue mau nanya, Chan?" Kata gue ke Haechan.

Memories of Lee JenoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang