episode 49

345 15 5
                                    

Sanskar dan Swara melangkahkan kakinya dan masuk kedalam ruangan yang bercat putih itu.

Terlihat seorang wanita yang tengah berbaring di atas ranjang rumah sakit dengan alat-alat medis yang terpasang di tubuhnya.

Sanskar mendekati pemilik tubuh itu.

"Kavita"lirih sanskar.

Entah mengapa jari-jari milik wanita itu terlihat bergerak sedikit demi sedikit. Sanskar dan swara melihat itu. Wanita itu mulai membuka matanya.

"Sanss-kaarr"lirih wanita itu dengan nada lemah.

"Kau sudah sadar."ucap sanskar.

"Sanskar.. Apa yang terjadi,mengapa aku ada disini.?,bukannya kita sedang berada di acara kita.?"tanya kavita,sanskar mengerutkan keningnya.

Dia sama sekali tidak mengerti dengan pertanyaan kavita. Acara kita?,bukannya itu sudah 2 tahun yang lalu?,ohh astaga apa kavita hilang ingatan?.

"Kau istirahatlah sekarang. Aku akan memanggil dokter sebentar."sanskar pergi

Kavita menoleh kearah Swara. Dia terus menatap swara begitu juga swara.

"Siapa kau,Aku belum pernah bertemu denganmu?"

"Aku... Aku adalah.. Istri.."ucap swara terpotong karena dokter datang bersama dengan sanskar.

"Anda sudah sadar nona kavita.?"tanya dokter dengan hangatnya.

"Iya dokter."

"Baiklah nona kavita,aku akan memeriksa anda."

"Apa yang anda rasakan saat ini?,apa ada yang sakit?"

"Kepalaku sangat sakit dokter. Seperti berputar-putar."

"Ohh ya nona kavita,Sekarang tahun berapa?"

"Tahun 2018"

Mereka saling menatap. Dokter menarik nafas.

"Baiklah kalau begitu. Kau harus banyak istirahat aku akan memberikanmu obat dan vitamin."

"Kau dengar apa yang dokter katakan bukan,sekarang kau istirahatlah aku akan segera kembali."ucap sanskar.

"Baiklah."

"Saya permisi dulu."ucap dokter wanita itu berlalu pergi diikuti dengan sanskar dan swara.

"Aku aku mohon setidaknya bicaralah padaku. Aku minta maaf karena tidak memberitahumu sebelumnya tentang semua. Aku kira semua ini tidak akan kembali kedalam hidupku dan.."

"Sudahlah sanskar. Aku sudah bilang,kita akan membicarakan ini di rumah bukan disini. Lebih baik kau temani saja kavita disini aku akan pulang."

"Aku akan mengantarmu."sanskar menarik tangan swara.

"Tidak,aku bisa pulang sendiri."ucap swara. Sanskar melepaskan tangannya.

Swara menyusutkan air matanya yang perlahan jatuh. Dia berusaha tegar atas semua yang telah terjadi.

"Tuan sanskar. Dokter mahira memanggil anda di ruangannya "ucap seorang suster menghampiri sanskar.

"Baiklah aku akan segera kesana."

----------

"Ada apa dokter.?"

"Tuan sanskar. Setelah aku periksa nona kavita tadi,bisa aku simpulkan bahwa nona kavita mengidap hilang ingatan sementara."

"Hilang ingatan.?"pekik sanskar.

"Iya tuan, nona kavita hilang ingatan 2 tahun yang lalu. Dia hanya mengingat pada 2 tahun sebelumnya saja. Hilang ingatan ini tidak permanen tuan. Ingatannya akan kembali seiring berjalannya waktu. Tapi tolong jangan paksa dia untuk mengingat semuanya. Itu akan berdampak buruk pada ingatannya. Bahkan bisa berdampak kematian."

"Kenapa ini bisa terjadi dokter.?"

"Mungkin karena benturan yang cukup keras pada kepala belakangnya sehingga dia jadi seperti ini."

"Baiklah dokter,terima kasih atas penjelasannya."

"Sama-sama tuan sanskar."

"Aku permisi."sanskar keluar dari ruangan Dr. MAHIRA.

"Aku harus segera pulang dan menjelaskan semuanya pada swara. Dia pasti kecewa denganku."gumam sanskar.

***
Kediaman Maheswari.

"Swara"lirih sujata.

"Kau sudah pulang ?,dimana sanskar ?,bukannya kau pergi ke kantornya tadi ?. Apa dia tidak mengantarmu pulang,hemm?"ucap sujata yang tak hentinya bertanya pada swara.

"Sanskar masih ada pekerjaan,jadi aku pulang sendiri dengan naik taxsi."jelas swara.

"Ibu. Kepalaku sedikit pusing, aku ingin istirahat dulu."

"Baiklah."

Tak lama kemudian sanskar tiba di rumahnya.

"Swara."panggil sanskar.

"Ada apa sanskar.?,"

"Ibu dimana swara?"tanya sanskar.

"Swara ada di kamarnya,dia bilang kepalanya pusing,mungkin dia sedang istirahat."

"Apa?,kepalanya pusing?"

Sanskar langsung berlari ke kamarnya.

"Ada yang tidak beres diantara mereka."ucap sujata.

"Ibu benar, tidak biasanya mereka seperti ini."ucap ragini.

Kamar Swasan.

"Swara"lirih sanskar.

Swara tak menjawab,dia terus melakukan pekerjaan merapikan saree dan pakaian sanskar.

"Swara dengarkan aku dulu."Sanskar menghampiri swara.

"Kau tidak lihat aku sedang sibuk,nanti saja kita bicara."ketus swara.

"Swara, kavita memang mantan kekasihku. Tapi aku sudah tidak lagi mencintainya. Aku hanya mencintai dirimu. Dan selamanya akan terus mencintaimu swara."ucap sanskar

Swara tak menjawab perkataan sanskar. Sanskar menarik tangan swara dan membawanya kedalam duduk diatas ranjang.

"Swara,aku tidak bermaksud untuk tidak menceritakan masa laluku padamu. Aku tidak menyangka jika akan terjadi seperti ini. Aku mengira bahwa Kavita telah tiada saat kecelakaan itu, kecelakaan yang terjadi 2 tahun yang lalu, yang telah di rencanakan oleh seseorang yang tak menyukai hubungan kami."jelas sanskar.

"Aku mohon swara maafkan aku. Aku tidak bermaksud untuk membuatmu kecewa. Tolong maafkan aku."ucap sanskar terus memohon pada swara.

"Aku memafkanmu sanskar. Dan aku waktu untuk bisa menerima semua ini. "Ucap swara

Sanskar memeluk swara.

"Aku mencintaimu"

Swara tak menjawabnya. Swara hanya diam.

Bersambung

Maaf kurang nyambung guyss🤣



Revenge and Love (Dendam dan Cinta)Where stories live. Discover now