[34] shitt !

1.1K 63 2
                                    

"bagaimana?"

"Bagaimana lagi?"

"Kau ini bagaimana?"

"Bagaimana apanya?!!"

"Bagaimana tentang masalah ini !!"

"Bagaimana kalau...."

"kenapa malah bertengkar?" Potong pria yang menengahi pertengkaran kedua

Ekhemm

"Aku mohon kali ini kita serius sebentar" ucap seseorang yang memakai outfit hitam

Kedua orang yang mendengarkan hal  itu langsung membuka laptop dihadapan mereka, lagi pula ini pekerjaan mereka.

Laptop tersebut segera dihadapkan ke arah kedua orang yang sempat bertengkar tadi.

"Hmmm" menghembuskan nafas lalu bersandar pada kursi

"Kenapa?" Tanya seseorang berkacamata menoleh pada pria berumur disebelahnya sebentar

"Aku tidak kaget jika ada kejadian seperti ini. Meski kita menutupi serapi mungkin, mereka juga akan menemukan hal hal kecil seperti ini" jawabnya tenang dan menatap 14 orang di ruangan tersebut

"Kenapa anda begitu tenang. Maksutku ini bukan rencana awal bukan? Kita seharusnya memberitahu hal ini beberapa bulan lagi" tanya nya lagi pada pria yang menurutnya menjawab terlalu tenang

"Eummm -yaaaa"

"Memang bukan. Hal ini biasa terjadi pada proyek kita bukan? Aku selalu mengantisipasi nya. Berjaga jaga kalau hal ini terjadi, dan benar ini terjadi juga.

Mungkin jika kau baru mengenalku, kau akan menganggap aku terlalu santai menghadapi hal seperti ini.

Caraku bekerja memang seperti ini, hanya melihat dan memperhatikan gerak gerik lawan.

Jika sudah siap aku akan menembakan peluru tepat sasaran. Itu akan membuatnya bungkam" jawabnya dengan sangat santai, pria berkacamata tadi hanya bisa mendengar dengan kagum. Begitupun ke13 lainnya.

"Di dunia seperti ini memang sangat rumit jika dijalani tanpa sedikit kelicikan.

Heeehgg. Semakin orang itu menaik keatas gedung yang tinggi, semakin banyak pula orang yang menyuruhnya untuk turun.

Memiliki dua topeng adalah keahlian orang jaman sekarang, itu akan membuat orang yang polos sedikit kesusahan" lanjutnya tertawa remeh dan bersedekap dada

"Aku hanya minta pada kalian semua. Dengar ini baik baik.

Jangan hiraukan omongan orang lain, kalian memiliki hidup yang lebih dari mereka. Dia yang bicara seperti itu tidak tau kehidupan asli kalian bagaimana.

Naik turunnya kehidupan kalian, Lika liku  perjalanan kalian, perjuangan kalian, dan sampai saat ini kalian berdiri dengan nama besar di punggung kalian.

Jangan tanggapi mereka yang hanya mengetahui dan menilai kalian lewat daring, itu tidak berguna sama sekali" ucapnya yang sangat tegas

Lalu ia menunjuk sebuah bundaran kecil, sepertinya itu tempat untuk sasaran menempatkan anak panah,

semua orang diruangan itu sontak memperhatikan lingkaran lingkaran diepan mereka yang ditunjuk oleh pria tadi

"Lihat titik didepan sana, panah kecil ini harus bisa menempatkan dirinya tepat ditengah dimana sang pemanah membidiknya.

Jika anak panah ini tidak sampai disana, ia dilupakan diwaktu yang cukup lama hanya karena alasan anak panah ini tidak benar benar menancap pas di tengah lingkaran itu atau bisa dibilang rusak.

Padahal sang pembidik itulah yang tidak bisa mengendalikan anak panah itu, tapi dengan malangnya malah anak panah yang disalahkan.

Anak panah itu harus membelah udara yang ada untuk sampai di lingkaran itu. Pembidik itu tidak tau bagaimana anak panah ini bisa sampai disana dengan harus melawan arus angin yang berlawanan.

Sekarang aku tanya pada kalian dari ceritaku ini siapa yang salah?  Anak panah atau sang pembidik?" Tanya nya pada semua orang diruangan tersebut

Mereka kompak menjawab sang pembidik

"Tepat sekali. Banyak orang mengatakan bahwa kemampuan sang pembidik lah yang butuhkan, dan menyalahkan otak yang tidak tau apa apa karena tidak fokus, menyalahkan angin yang lewat, bahkan menyalahkan busur yang membantunya untuk membidik. Sangat tidak tau diri

Padahal perjuangan anak panah juga diperlukan. Jika anak panah tersebut lecet maka ia tidak bisa sampai disana tepat waktu, dan hasilnya meleset" ucapnya tanpa mengalihkan pandangan dari lingkaran di hadapannya

Dia menghentikan ucapannya sebentar dan menarik dalam dalam nafasnya lalu menghembuskan nya dengan memejamkan mata sebentar

"Aku mau kalian tidak usah hiraukan pembidik sialan itu.

Kalian harus fokus menuju titik dihadapan kalian.

Kalian hanya perlu fokus tanpa mendengar ocehan penonton yang menyoraki kalian di tengah tengah perjalanan kalian menuju titik itu.

Kalian punya kehidupan kalian sendiri, meski kalian tidak menancap tepat ditengah lingkaran itu. Setidaknya kalian sudah tertancap dengan kuat disana.

Jangan hanya berpatok pada kata takut. Itu bukan perjuangan, dan aku tau itu bukan kalian.

Usaha tidak akan mengkhianati hasil. Dan aku juga tau kalian tidak akan meleset begitu saja, setelah semua ini direncanakan" ucapnya dengan akhir senyuman yang tulus

"Aku ingin menangis sekarang" ucap seorang gadis yang sudah siap siap untuk mengambil tissue, naasnya minuman disebelahnya yang tumpah

"Bisakah kau diam. Semua sedang mengahayati kata kata papa, kau malah berisik" jawab gadis lainnya

"Aku juga terharu eonnie" jawabnya lagi

"Aku juga kaget waktu dia menumpahkan minuman itu haha" ucap laki laki yang sedang membenarkan duduknya

"Tidak apa Jen, lagi pula sedih sedih seperti itu bukan gendre ku haha" jawab pria yang tadi berbicara panjang lebar,

"Lupakan itu."

"Kalian tau kan apa yang harus kalian lakukan?"

Semuanya mengangguk dengan mantap, apalagi seseorang pria dengan senyum merekahnya beserta mata indahnya.

Mungkin dia bersemangat kali ini



fyi; think.
       heh jangan lupa vote nyaa, maksa nih wkwk         canda


BTS X BLACKPINK [REVISI]Where stories live. Discover now